Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keindahan Samudera Arktik dari Eropa ke China Ternoda Plastik

Reporter

image-gnews
Permafrost mencair di Kutub Utara(iptek)
Permafrost mencair di Kutub Utara(iptek)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan Samudera Arktik mulai tercemari oleh plastik. Belum lama ini ditemukan potongan kecil plastik telah mencemari kerang, yang ditangkap dari Eropa sampai China.

Pencemaran global ini mencemaskan karena kerang-kerang tersbeut dapat berakhir di piring makan orang. Menurut Lembaga Penelitian Air Norwegia (NIVA), plastik tersebut ditemukan di semua kerang yang diuji di sepanjang pantai Norwegia.

Plastik itu mungkin tersapu ke utara oleh arus laut juga angin dari Eropa dan Amerika. “Plastik tersebut  berakhir dengan berputar mengelilingi Samudera Arktik,”  kata seorang peneliti NIVA, Amy Lusher.

Survai sebelumnya menemukan mikroplastik, atau plastik berukuran mikro, di luar negara China, Cile, Kanada, Inggris dan Belgia. Di Norwegia, jenis moluska atau hewan bertubuh lunak, mengandung rata-rata 1,8 bit mikroplastik -yang dinyatakan lebih kecil dari 5 milimeter- dengan 4,3 bit di Arktik.

Pada tahun lalu, peneliti China menyatakan kerang bisa menjadi  "bioindikator paparan mikroplastik" global. Sebab moluska hidup di dasar laut di mana banyak plastik berada terakhir kalinya. Tidak seperti ikan, moluska tetap berada di tempat yang sama.

Baca juga:

Dampak mikroplastik terhadap kehidupan laut atau manusia saat termakan masih tidak jelas. Para ilmuwan menduga seteah memakan sejumlah besar kerang baru terkena risikonya.

"Ini adalah sinyal peringatan bahwa kita perlu melakukan sesuatu untuk mengurangi masukan plastik ke laut," kata Richard Thompson, seorang profesor di Universitas Plymouth. Dia adalah seorang ahli mikroplastik tentang penemuan di seluruh dunia.

Hampir 200 negara menandatangani resolusi PBB pada bulan ini untuk menghilangkan polusi plastik di laut. Limbah plastik itu mulai dari botol, tas supermarket, hingga kemasan makanan. Jumlahnya  diperkirakan mencapai 8 juta ton per tahun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

ANTARA

Berita lain:

7 Situs Wisata Kuno yang Diduga Dibuat oleh Alien

Libur Akhir Tahun, Siap Bermalam Panjang di Taman Jurug Solo

Kerap Didatangi Turis, 4 Tempat yang Diklaim Jadi Pendaratan UFO

Libur Akhir Tahun di Semarang, Agendakan 4 Tempat Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Daratan Purba Arktik Terungkap

30 Januari 2019

Lubang es Arktik membingungkan ilmuwan NASA. Kredit: John Sonntag/Operation IceBridge/NASA
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Daratan Purba Arktik Terungkap

Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dengan topik daratan purba di Arktik.