Pencucian Piring Keraton Cirebon Untuk Nasi Rasul

Reporter

Editor

Eni Saeni

Rabu, 8 Januari 2014 21:06 WIB

Keraton Kacirebonan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Cirebon -Jelang tradisi muludan, Keraton Kasepuhan melakukan ritual cuci jimat atau cuci piring. Perempuan keraton yang sudah menapouse pun membuka ikan bekasem, Rabu, 8 Januari 204. Tradisi muludan sendiri akan dilaksanakan pada 14 Januari mendatang.




Pencucian piring atau jimat dan guci-guci kuno dilakukan di Bangsal Kaputren Keraton Kasepuhan. Sebanyak 28 buah piring kecil, 7 buah piring besar, 2 buah guci besar dan 2 buah tempat minyak dicuci setelah disimpan selama setahun. Piring-piring tersebut merupakan barang kuno yang berusia ratusan tahun dan merupakan peninggalan Sunan Gunung Jati.


Pencucian piring dilakukan di sebuah bak besar oleh para kaum atau penjaga masjid Agung Keraton Kasepuhan. Selanjutnya piring dan guci tersebut dilap menggunakan kain putih bersih oleh kerabat keraton.

Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mengatakan, pencucian piring atau jimat dan guci tersebut merupakan tradisi setahun seklai yang dilakukan jelang malam puncak peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. "Di Cirebon sendiri lebih dikenal sebagai tradisi muludan," kata Arief.


Tujuan pencucian piring itu menurut Arief, untuk menjaga agar piring tetap dalam kondisi bersih saat digunakan saat malam muludan tiba. Karena piring itu sudah disimpan setahun, jadi ya harus dicuci untuk dijaga kebersihannya.


Piring dan guci tersebut akan digunakan untuk membawa nasi rasul dan lauk pauknya. "Nasi rasul merupakan nasi yang dibuat setahun sekali untuk disuguhkan pada peringatan tradisi muludan," kata Arif.


Di ruang Pungkuran Dalem Arum, dipimpin sang permaisuri Raden Ayu Syariefah Isye Natadiningrat dibuka guci-guci yang berisi ikan bekasem. Sedikitnya 25 kg ikan laut seperti ikan kakap dan tengiri diawetkan dalam guci. "Proses ini dilakukan sekitar sebulan lalu," kata Isye.


Setelah dicuci bersih, ikan-ikan itu kemudian diberi berbagai bumbu seperti garam, gula, nasi putih, asem dan lainnnya. Lalu ikan olahan tersebut diawetkan dengan cara dimasukkan ke dalam guci lalu ditutup rapat menggunakan kertas bekas semen.


Agar tidak ada udara yang masuk, ditambahkan abu gosok di sela-sela tutupan guci. Ikan tersebut dibuat pada 5 Safar dalam penanggalan Islam dan dibuka pada 6 mulud yang jatuh hari ini. "Pembuatan ikan bekasem ini syaratnya dilakukan oleh wanita yang sudah menapouse," ujar kata Isye.


IVANSYAH



Berita terkait

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

25 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

47 hari lalu

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

14 Februari 2024

Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.

Baca Selengkapnya

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah

Baca Selengkapnya

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.

Baca Selengkapnya

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.

Baca Selengkapnya

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.

Baca Selengkapnya

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022

Baca Selengkapnya

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.

Baca Selengkapnya