Rumah Kayu Kuno Tangerang Harus Dilestarikan  

Reporter

Selasa, 5 Maret 2013 12:43 WIB

Sejumlah pengunjung berpose di depan instalasi pecinan dalam rangka menyambut Imlek 2564 di kawasan Ancol, Jakarta, (8/02). TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Tangerang - Pemerintah Kabupaten Tangerang berjanji akan mempertahankan sekaligus melestarikan keberadaan ratusan rumah kayu peninggalan abad 17 milik ratusan warga keturunan Tionghoa yang berada di lima desa di Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang.

Kawasan tua yang punya nilai sejarah karena merupakan cikal bakal keturunan Tionghoa di Tangerang itu kini terancam punah karena terhimpit bangunan beton perumahan mewah dan sejumlah pabrik."Kami pastikan tidak ada pengusuran terhadap rumah kayu milik warga keturunan Tionghoa di Panongan," ujar Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata, Soma Atmaja, Senin, 4 Maret 2013.

Menurut Soma, kawasan Pecinan di kecamatan Panongan, yang kini bernama kawasan Rumah Kayu Goen, memiliki nilai sejarah tinggi. Salah satunya, rumah kebaya yang merupakan rumah adat asli Tangerang. "Rumah Kebaya ini merupakan rumah adat Tangerang," kata Soma.

Selain melestarikan ratusan rumah kayu tersebut, kata Soma, pihaknya juga berencana membangun duplikat rumah kayu kebaya corak khas rumah adat budaya Cina-Betawi peninggalan warga keturunan abad ke-17 ini. Duplikat rumah kebaya dibangun di sekitar danau di pusat pemerintahan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang. Anggaran yang dikucurkan Rp 500 juta. Rumah kebaya itu akan dijadikan ikon dan simbol masa lalu Kabupaten Tangerang.

"Kayu khusus untuk rumah kebaya itu terbuat dari kayu nangka. Ada ruang publik yang bisa dimanfaatkan untuk membangun rumah kebaya itu," kata Soma.

Ratusan rumah kayu asli keturunan Tionghoa yang menjadi bukti kebudayaan Cina asli peninggalan zaman Belanda, yang di lima desa Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, terancam punah karena tergusur oleh pengembang perumahan. Besarnya dominasi penguasaan lahan oleh industri dan pengembang perumahan mengakibatkan kawasan rumah kayu setiap tahun kian menyempit.

Kian menyusutnya lahan dan rumah kayu milik warga Cina di Kecamatan Panongan ini mengancam kelestarian budaya dan orang asli Cina yang telah menetap di sana sejak ratusan tahun lalu dari delapan generasi. Dari sebanyak 150 ribu penduduk yang tersebar di 5 desa (Ciakar, Peusar, Panongan, Ranca Kelapa dan Ranca Hulu) di Kecamatan Panongan, sebanyak 40 persennya adalah warga dari etnis Cina. Mereka selama ini bertahan hidup dari hasil berkebun dan bertani, dengan tingkat ekonomi yang masih sangat tradisional.

Umumnya, warga Cina yang menetap di kawasan itu masih menggunakan cara tradisonal dalam kehidupan sehari-hari, seperti bertani di sawah tadah hujan, yang hanya panen satu tahun sekali. Proses bertani masih dilakukan dengan cara manual. Mulai dari proses pemupukan dengan pupuk organik, hingga tekhnik memanen padi yang masih menggunakan cara pukul banting. Mereka juga bertahan hidup dengan hasil ternak mereka.

Khawatir pusat cagar budaya tersebut rusak dan hilang, Gunawan Wijaya, 65 tahun, salah seorang warga keturunan Tionghoa tertarik untuk membangun kawasan itu dan berencana menjadikannya sebagai pusat pengembangan budaya Cina. Saat ini, ia telah membangun kawasan rumah kayu di Jalan Rumah Kayu Goen, persisnya di tengah Kampung Cipari, Desa Ciakar, sejak tahun 2005.

Akan tetapi, Gunawan khawatir, karena sepanjang lima tahun terakhir sudah hektaran lahan warga Cina sekitar yang terjual kepada industri dan pengembang perumahan. Sehingga lambat laun ini akan mengancam keberadaan rumah-rumah asli Cina dan budaya asli Cina Indonesia akan habis tergusur oleh perumahan.

Tempo yang sempat berkunjung ke kawasan itu melihat sejumlah rumah asli Cina memang masih berdiri kokoh di sejumlah desa yang hanya berjarak 50 meter dari perumahan Citra Raya. Rumah asli Cina yang ada di sekitar kebanyakan terbuat dari kayu, ada yang bentuknya sangat sederhana, ada juga yang kondisinya sudah baik. Pada umumnya, rumah asli Cina yang sederhana berlantai tanah dan dengan kayu yang sudah usang.

JONIANSYAH

Berita Lainnya:

7 Jurus Andalan Jokowi Atasi Banjir Jakarta
Ganjil-Genap, Jokowi: Jangan Jeglak-Jeglek
6 Perhitungan Jokowi Soal Ganjil-Genap
Wong Jokowi Hingga Jeglak-Jeglek

Berita terkait

Koneksikan Pariwisata Internasional Banyuwangi-Bali, Menparekraf Sandiaga Luncurkan Kapal Cepat

2 jam lalu

Koneksikan Pariwisata Internasional Banyuwangi-Bali, Menparekraf Sandiaga Luncurkan Kapal Cepat

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meluncurkan kapal cepat rute Pantai Boom (Banyuwangi) - Lovina (Buleleng), Sabtu, 21 September 2024.

Baca Selengkapnya

50 Yacht dari Berbagai Negara akan Bersandar di Bali, Ramaikan Sail to Indonesia Pelindo

5 jam lalu

50 Yacht dari Berbagai Negara akan Bersandar di Bali, Ramaikan Sail to Indonesia Pelindo

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan menghadirkan 50 perahu yacht dari berbagai dalam agenda Sail to Indonesia goes to Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) di Bali, 2-4 Oktober mendatang.

Baca Selengkapnya

5 Poin Bahasan Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI ke Kazakhstan, Termasuk Soal Bebas Visa

6 jam lalu

5 Poin Bahasan Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI ke Kazakhstan, Termasuk Soal Bebas Visa

Kunjungan Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI ke Kazakhstan menegaskan pentingnya kerja sama bilateral, fokus ke bidang apa saja?

Baca Selengkapnya

Lestarikan Candi Borobudur, Luhut Umumkan Perpres Penataan Kawasan Sudah Ditandatangani Jokowi

7 jam lalu

Lestarikan Candi Borobudur, Luhut Umumkan Perpres Penataan Kawasan Sudah Ditandatangani Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan upaya pelestarian candi, termasuk Candi Borobudur, harus terintegrasi, menjaga keutuhan budaya dan lingkungan yang mendukung keberadaan candi.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024: Menilik Visi Misi Ekonomi Cagub-Cawagub Jakarta

7 jam lalu

Pilkada 2024: Menilik Visi Misi Ekonomi Cagub-Cawagub Jakarta

Apa saja visi misi ekonomi yang dibawa Pramono Anung-Rano Karno, Ridwan Kamil-Suswono, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana dalam Pilkada Jakarta 2024?

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Siap Promosikan IKN dan Destinasi Wisata di Sekitarnya

2 hari lalu

Kemenparekraf Siap Promosikan IKN dan Destinasi Wisata di Sekitarnya

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) siap mempromosikan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan destinasi wisata di sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

4 hari lalu

Sandiaga Uno Klaim Ekspor Pasir Laut Tidak akan Ganggu Destinasi Wisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno klaim bahwa tidak akan ada destinasi wisata yang terusik oleh program ekspor pasir laut.

Baca Selengkapnya

Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

6 hari lalu

Pendorong Pariwisata dan Budaya Nias Selatan

Dikenal dengan wisata pantai yang memukau, Nias Selatan menjadi tujuan para peselancar dunia. Sektor pariwisata berpeluang menjadi pendongkrak ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Harap Kesuksesan Konser Bruno Mars Dorong Pariwisata Nasional

7 hari lalu

Bamsoet Harap Kesuksesan Konser Bruno Mars Dorong Pariwisata Nasional

Bambang Soesatyo, memberikan apresiasi terhadap kesuksesan konser Bruno Mars yang diselenggarakan oleh PK Entertainment di Jakarta International Stadium (JIS) selama tiga hari.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung: Jakarta Harus Bisa Jadi Pusat Pariwisata Internasional

7 hari lalu

Pramono Anung: Jakarta Harus Bisa Jadi Pusat Pariwisata Internasional

Pramono Anung, mengatakan Jakarta harus bisa menjadi pusat pariwisata Internasional. Sebab, harga di Jakarta relatif lebih murah dari luar negeri

Baca Selengkapnya