Veteran Perang Dunia II Pangling Lihat Morotai
Jumat, 14 September 2012 07:43 WIB
TEMPO.CO, Morotai - Salah satu rangkaian acara Sail Morotai 2012 adalah napak tilas para veteran tentara Perang Dunia II ke Kepulauan Morotai.
Seperti diketahui, saat terusir dari Filipina, Jenderal Douglas Mc Arthur mengucapkan janji termashurnya, "I shall return." Untuk mempersiapkan kembalinya ke negara kepulauan yang kini dipimpin oleh Benigno S. Aquino III itulah ia membangun pangkalan udara di Morotai pada 1944.
Kini, 68 tahun kemudian, puluhan veteran dijamu berkeliling Pulau Morotai dan pulau-pulau di sekitarnya.
Mendarat di Bandara Pitu beberapa hari lalu, Richard Mott, 87 tahun, seorang veteran Angkatan Udara Australia merasa pangling. "Dulu sedikit sekali orang di pulau ini," ujarnya. Mott yang datang ditemani putrinya, Julie, pernah bertugas selama lima bulan sejak September 1944 di Morotai. Dialah satu dari ratusan prajurit yang saat itu ditugasi membangun pangkalan udara dengan tujuh lintasan, "Pitu Strip."
Kamis kemarin, Mott dan dua rekannya sesama veteran Australia (meski tak pernah bertemu selama bertugas di militer), Jim Banks dan Bruce Plumma diajak berlayar ke Pulau Zumzum dan Pulau Dodola dengan Kapal Riset Baruna Jaya III milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Pulau Zumzum adalah pulau tempat tinggal Jenderal Mc Arthur, meski pangkalan udaranya ada di Pulau Morotai. Pulau Zumzum ada di sebelah barat Morotai. Dari Pelabuhan Daruba hanya diperlukan waktu 15 menit dengan speed boat menuju pulau itu.
Ada Patung Mc Arthur setinggi 20 meter di dekat dermaga pulau yang hingga kini tak berpenduduk itu. "Saya pernah melihat dia, berlari pagi dengan kaos dan celana pendek," kata Mott sambil menatap patung Mc Arthur. Mott muda, yang kala itu bekerja keras tanpa libur membangun Bandara Pitu merasa miris. "Namanya juga Jenderal, kalau bisa main golf saya rasa dia akan main golf," katanya tertawa.
Di Pulau Zumzum kini masih tersisa gua karang tempat persembunyian Mc Arthur. Lubangnya kecil saja, hanya cukup dimasuki dengan merangkak. Tapi ruang didalamnya cukup besar, sekitar 3 kali 4 meter. Pintu gua makin tersamar dengan keberadaan pohon bakau di depannya. Selain itu, ada juga bangkai kapal tongkang Sekutu yang bisa dilihat dari dermaga Zumzum.
Dari Zumzum, para veteran kemudian melanjutkan perjalannya ke Pulau Dodola. Pulau cantik berpasir putih yang teduh oleh naungan pinus ini berjarak 5 mil dari Daruba, ibukota Morotai. Pulau Dodola sendiri terbagi menjadi dua, Dodola Besar dan Dodola Kecil. Pada saat laut surut, pasir putih seolah timbul dan menghubungkan keduanya. Luar biasa cantik. "Kalau Mc Arthur bisa beristirahat di sini saat penat, pantaslah dia bisa mengatur strategi perang yang ciamik," komentar Mott.
Hari ini, para veteran akan kembali diajak mengenang kembali Perang Dunia II. "Hari ini tujuannya adalah beberapa lokasi di daratan Pulau Morotai," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Sejarah, Dinas Pariwisata Pulau Morotai, Toni Hangewa. Di antara beberapa lokasi yang akan dikunjungi hari ini adalah Bandara Pitu dan pemandian Mc Arthur yang oleh warga setempat disebut "Air Kaca".
PINGIT ARIA
Berita Terpopuler:
Apa Beda iPhone 5 dengan Samsung Galaxy S III
Baasyir Kirimi SBY Buku ''Demokrasi Bisikan Setan''
Bos Koperasi Langit Biru Tewas di Tahanan
Aktris Film Anti-Islam Innocence of Muslims Trauma
iPhone 5 Telah Tiba