Sejarah Kota Makassar, Dari Pusat Perdagangan Hingga Kota Metropolitan

Senin, 14 Oktober 2024 06:09 WIB

Wali kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto memimpin upacara HUT RI ke-73 di Pantai Losari, Makassar. Bendera merah putih dikibarkan di atas laut dengan gerakan akrobatik menggunakan peralatan fly-board, Jumat, 17 Agustus 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki sejarah yang kaya dan panjang, dimulai dari peradaban kuno hingga menjadi pusat perdagangan internasional.

Dilansir dari makassarkota.go.id, pada penghujung abad ke-15, Makassar berkembang sebagai sebuah bandar niaga kecil yang terletak di muara Sungai Tallo, berada di bawah pengaruh Kerajaan Siang. Bandar ini kemudian berkembang pesat setelah Tallo bersatu dengan Kerajaan Gowa pada pertengahan abad ke-16. Penyatuan ini menandai dimulainya ekspansi dan penaklukan wilayah-wilayah sekitar oleh Gowa-Tallo.

Perkembangan kota semakin meningkat setelah pendangkalan Sungai Tallo akibat aktivitas pertanian di hulu sungai, sehingga pelabuhannya dipindahkan ke muara Sungai Jeneberang. Di tempat ini, para ningrat Gowa-Tallo mendirikan istana dan membangun benteng pertahanan yang dikenal sebagai Benteng Somba Opu, yang seratus tahun kemudian menjadi inti dari wilayah Kota Makassar. Pada masa ini, kerajaan mulai membangun kekuatan politik, militer, serta ekonomi, menjadikan Makassar salah satu pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.

Pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-16, Benteng Rotterdam dibangun dan semakin memperkuat posisi strategis Makassar. Pada masa itu, Makassar berada di puncak kejayaannya, dengan perdagangan yang berkembang pesat, baik secara lokal, regional, maupun internasional. Makassar tidak hanya menjadi pusat perdagangan beras yang diambil dari wilayah agraris di sekitarnya, tetapi juga menjadi pusat pertukaran rempah-rempah dari Maluku serta barang-barang dari Timur Tengah, India, dan Cina. Para saudagar dari berbagai daerah datang ke Makassar, menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat perdagangan multikultural di Nusantara.

Keberhasilan Makassar dalam perdagangan turut dipengaruhi oleh perubahan tatanan perdagangan global pada abad ke-16. Setelah Malaka ditaklukkan oleh Portugis pada tahun 1511 dan perdagangan di Jawa Utara menurun, Makassar muncul sebagai alternatif pusat perdagangan yang baru. Ketika VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) berhasil merebut Malaka pada 1641, banyak saudagar Portugis yang pindah ke Makassar, memperkuat jaringan perdagangan internasional kota ini.

Advertising
Advertising

Makassar tidak hanya penting sebagai pusat perdagangan, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, Dato' Ri Bandang, seorang ulama dari Minangkabau, tiba di Tallo dan berhasil mengislamkan Raja Gowa ke-14, I-Mangngarangi Daeng Manrabia, yang kemudian dikenal sebagai Sultan Alauddin. Proses islamisasi ini berjalan cepat, dengan pelaksanaan shalat Jumat pertama di Masjid Tallo pada 9 November 1607, yang kini diperingati sebagai Hari Jadi Kota Makassar sejak tahun 2000.

Seabad setelah pembangunannya, Makassar menjadi salah satu kota terbesar dan terpenting di dunia dengan populasi lebih dari 100.000 jiwa, lebih besar dibandingkan kota-kota besar Eropa seperti Amsterdam pada saat itu. Keberadaan komunitas kosmopolitan di Makassar menjadikannya pusat ilmu pengetahuan dan kreativitas. Para sultan Gowa-Tallo memesan barang-barang mutakhir dari seluruh dunia, termasuk peta dan bola dunia, yang jarang ditemukan di Eropa pada masa itu.

Namun, kejayaan Makassar mulai pudar setelah VOC memutuskan untuk menaklukkan kota ini. Perang Makassar yang berkepanjangan akhirnya berakhir pada tahun 1669, ketika VOC dan sekutunya berhasil menghancurkan Benteng Somba Opu dan merebut kendali atas kota. Perjanjian Bungaya yang ditandatangani setelah kekalahan ini menandai runtuhnya Kerajaan Gowa, dan Makassar jatuh di bawah kekuasaan VOC. Pelabuhan kota ditutup bagi pedagang asing, dan perdagangan internasional yang dulu makmur mulai meredup.

Meskipun kota Makassar mengalami kemunduran setelah berada di bawah kekuasaan VOC, perdagangan lokal tetap berjalan. Pada abad ke-18, pelabuhan Makassar mulai dibuka kembali bagi kapal-kapal dagang Tiongkok yang tertarik pada komoditas laut seperti teripang, sisik penyu, dan sarang burung walet. Kegiatan maritim ini mendorong kebangkitan ekonomi kota, dengan para nelayan dari Sulawesi mulai mengeksplorasi hingga pantai utara Australia.

Pada tahun 1846, Makassar dihidupkan kembali oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai pelabuhan bebas. Volume perdagangan meningkat pesat, dan Makassar berkembang menjadi bandar internasional sekali lagi. Jumlah penduduk kota meningkat dari sekitar 15.000 jiwa pada pertengahan abad ke-19 menjadi lebih dari 30.000 jiwa pada awal abad ke-20. Pada masa ini, Makassar dikenal sebagai salah satu kota terindah di Hindia-Belanda, dengan kehidupan sosial-budaya yang dinamis dan kosmopolitan.

Selama masa penjajahan Belanda, Makassar menjadi pusat pemerintahan kolonial di Indonesia Timur. Pertumbuhan ekonomi dan populasi kota berkembang pesat selama tiga dekade terakhir abad ke-19. Pada tahun 1906, Makassar secara resmi dideklarasikan sebagai kota madya. Namun, perubahan drastis terjadi setelah Perang Dunia II dan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagian besar penduduk asing meninggalkan kota, dan pada akhir 1950-an, perusahaan-perusahaan asing dinasionalisasi.

Pada tahun 1971, Makassar berganti nama menjadi Ujung Pandang. Namun, pada tahun 1999, nama Makassar diresmikan kembali sebagai nama kota, dan sejak itu, Makassar terus berkembang menjadi salah satu kota metropolitan utama di Indonesia.

MYESHA FATINA RACHMAN I MUTIARA ROUDHATUL JANNAH
Pilihan editor: Alasan Presiden BJ Habibie Kembalikan Nama Makassar Hari Ini 25 Tahun Lalu

Berita terkait

Alasan Presiden BJ Habibie Kembalikan Nama Makassar Hari Ini 25 Tahun Lalu

20 jam lalu

Alasan Presiden BJ Habibie Kembalikan Nama Makassar Hari Ini 25 Tahun Lalu

Nama kota Ujung Pandang resmi dikembalikan menjadi Makassar pada hari ini 25 tahun lalu. Ini alasan penetapan oleh Presiden BJ Habibie saat itu.

Baca Selengkapnya

Survei Indikator: Duet Munafri dan Aliyah Teratas di Pilkada Makassar

1 hari lalu

Survei Indikator: Duet Munafri dan Aliyah Teratas di Pilkada Makassar

Pasangan Munafri dan Aliyah unggul dari tiga pasangan calon lain di Pilkada Makassar. Elektabilitas Munafri-Aliyah mencapai 36,7 persen

Baca Selengkapnya

Istri dan Anaknya Meninggal dalam Kecelakaan di Jalan Tol Reformasi, Suami Pemilik Rumah Makan Pallubasa Jadi Tersangka

2 hari lalu

Istri dan Anaknya Meninggal dalam Kecelakaan di Jalan Tol Reformasi, Suami Pemilik Rumah Makan Pallubasa Jadi Tersangka

Polrestabes Makassar menetapkan suami pemilik Rumah Makan Pallubasa sebagai tersangka dalam kecelakaan di Jalan Tol Reformasi.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia, Hanya Dibuka sampai Besok

7 hari lalu

Lowongan Kerja Jadi Awak Kabin Garuda Indonesia, Hanya Dibuka sampai Besok

Periode registrasi lowongan kerja awak kabin Garuda Indonesia ini hanya dibuka untuk lima hari sejak Kamis, 3 Oktober.

Baca Selengkapnya

Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

9 hari lalu

Ziarah Nasional HUT ke-79 TNI, Panglima TNI Tabur Bunga di Makam Ahmad Yani hingga BJ Habibie

Peletakan karangan bunga itu dalam rangka Ziarah Nasional menyambut HUT ke-79 TNI.

Baca Selengkapnya

Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

11 hari lalu

Scoot Tambah Frekuensi Penerbangan ke Chiang Mai, Balikpapan hingga Makassar

Scoot mengumumkan penyesuaian frekuensi penerbangan untuk mengantisipasi permintaan selama musim dingin di wilayah utara

Baca Selengkapnya

Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

13 hari lalu

Letak Makam Ade Irma Suryani, Putri AH Nasution yang Jadi Korban G30S

Ade Irma Suryani meninggal akibat tembakan oleh pasukan Cakrabirawa yang kala itu memburu ayahnya, AH Nasution pada peristiwa G30S 1965.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

31 hari lalu

Wali Kota Makassar Danny Pomanto Terima Penghargaan dari Kompas TV

Danny Pomanto menerima penghargaan dari Kompas TV untuk kategori Pelayanan dan Keterbukaan Informasi Publik terbaik. Apresiasi diberikan Menteri PAN/RB Azwar Anas.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

34 hari lalu

Jokowi Resmikan Rumah Sakit Terbesar di Makassar Buatan PT. Adhi Karya

Presiden Joko Widodo meresmikan Rumah Sakit (RS) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dibangun oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), di Makassar, pada Jumat, 6 September 2024. RS Kemenkes ini menjadi pusat pelayanan kesehatan modern, khususnya di wilayah timur Indonesia seperti Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

37 hari lalu

Duta Besar Australia untuk Indonesia Kunjungan Kerja ke Makassar

Duta Besar Australia untuk Indonesia ke Makassar sebagai bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia,

Baca Selengkapnya