Tips Mengajukan Visa Schengen ke Eropa agar Disetujui dan Selesai Tepat Waktu
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Kamis, 26 Oktober 2023 10:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Eropa menjadi salah satu negara tujuan liburan akhir tahun yang populer bagi banyak orang Indonesia. Negara-negara di benua tersebut menawarkan pengalaman musim dingin yang dipenuhi dengan salju. Tapi sebelum ke sana, wisatawan perlu visa Schengen selain paspor yang diterbitkan setidaknya 10 tahun terakhir.
Visa Schengen merupakan visa untuk memasuki 27 negara yang ada di Eropa, yakni Belgia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Yunani, Islandia, Italia, Latvia, Liechtenstein, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Norwegia, Austria, Polandia, Portugal, Swedia, Slowakia, Slovania, Spanyol, Republik Ceko, Hungaria, Kroasia.
Umumnya butuh waktu sekitar 15-21 hari untuk mengurus visa ini, tetapi tak ada yang tahu apakah bisa mendapatkannya tepat waktu sebelum keberangkatan. Tingkat penerimaan aplikasi visa berbeda-beda setiap waktu.
Jadi, inilah tips dan trik mengajukan visa Schengen disetujui dan bisa selesai tepat waktu.
1. Ajukan visa ke negara yang akan dikunjungi paling lama
Jika merencanakan perjalanan ke beberapa negara di kawasan wilayah Schengen, wisatawan harus mengajukan permohonan visa ke negara tempat akan menghabiskan waktu paling lama. Jadi, jika merencanakan perjalanan 10 hari ke Swiss dan 2 hari di Islandia, pengajuan visa harus ke Swiss. Bisa juga mengajukan visa ke negara pertama dikunjungi jika periode tinggal di masing-masing negara sama. Wisatawan tidak dapat sembarangan mengajukan visa ke negara yang proses pengajuannya paling mudah atau tingkat penolakannya paling rendah.
2. Ajukan tiga bulan sebelum keberangkatan
Meski durasi pengajuan visa berkisar 15 hari, nyatanya lamanya proses sampai disetujui bisa beragam tergantung dari kedutaan masing-masing negara. Sebab, pengajuan visa ke negara Schengen terbilang sangat tinggi. Tahap yag paling lama biasanya adalah untuk mendapatkan slot janji temu atau wawancara dengan kedutaan negara yang dituju. Karena itu, usahakan mengurus visa tiga bulan sebelum keberangkatan agar punya waktu lebih panjang.
Jika pernah bepergian ke negara Schengen mana pun dalam empat tahun terakhir dan memberikan biometrik untuk proses visa, proses akan lebih mudah.
3. Minta email konfirmasi pemesanan hotel
Menurut agen perjalanan, pemesanan palsu akomodasi menjadi salah satu alasan terbesar mengapa negara bagian Schengen menolak permohonan visa. Nihal Daswani, salah satu pendiri EASA, sebuah perusahaan yang menyediakan solusi visa menyeluruh di India, menyarankan untuk melakukan upaya ekstra.
“Pesan hotel dan penerbangan sebelum mengajukan permohonan visa. Tetapi hubungi juga masing-masing hotel dan minta mereka mengirimi surat dengan kop surat resmi mereka, yang menyatakan bahwa pemesanan Anda telah dikonfirmasi dan tidak dapat dikembalikan.”
Untuk karyawan, dapatkan surat keterangan dari perusahaan yang menyatakan bahwa kantor telah memberi izin untuk bepergian.
4. Menggunakan VFS
Jika ingin praktis, ajukan visa melalui VFS, tentu dengan biaya tambahan. VFS menawarkan pilihan membuat janji temu ke Premium Lounge. Layanan ini menawarkan keuntungan bagi wisatawan seperti pemrosesan yang lebih cepat. Namun visa Yunani ditangani oleh Global Visa Center World dan bukan VFS. Dan itu tidak menawarkan opsi Premium Lounge di situs web.
Wisatawan juga bisa mendapatkan janji temu langsung untuk visa Swedia. Berdasarkan pengalaman Nihal, pusat visa Swedia biasanya akomodatif karena permintaan perjalanan ke negara tersebut lebih sedikit.
5. Punya asuransi perjalanan
Negara-negara Schengen mencantumkan syarat asuransi perjalanan dengan nilai jaminan minimal 30 ribu Euro (sekitar 480 juta rupiah). Polis asuransi perjalanan tersebut juga harus berlaku untuk seluruh periode perjalanan di wilayah Schengen. Salinan polis asuransi perjalanan perlu dilampirkan dalam permohonan visa, serta polis asli juga diperlihatkan saat sesi wawancara.
6. Pastikan tabungan cukup
Saldo bank sering kali jadi alasan pengajuan visa ditolak. Di setiap negara, terdapat persyaratan minimum dana yang harus dimiliki wisatawan di rekening bank mereka. Jumlah ini berfungsi sebagai bukti kemampuan finansial atau penghidupan. Misalnya, untuk mengunjungi Austria, wisatawan memerlukan minimal 100 Euro per hari (sekitar Rp1,6 juta), Jerman memerlukan 45 Euro per hari dan Prancis meminta untuk mempertahankan 65 Euro (Rp745 ribu).
Jadi, pastikan punya saldo yang cukup selama enam bulan dan menghindari transfer pihak ketiga segera sebelum mengajukan permohonan visa Schengen.
CN TRAVELLER | SCHENGENVISA INFO
Pilihan Editor: Negara Paling Gampang Mengeluarkan Visa Schengen untuk Liburan Keliling Eropa