Wisata Kompleks Percandian Muarajambi, Pilih Rute Terhindar dari Panorama Sampah

Sabtu, 21 Mei 2022 19:51 WIB

Suasana di Candi Kedaton dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

TEMPO.CO, Jambi - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kompleks Percandian Muarajambi di Kecamatan Marosebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, pada 7 April 2022. Saat berada di Candi Kedaton, Presiden Jokowi menyatakan segera merestorasi Kawasan Cagar Budaya Nasional atau KCBN di Kabupaten Muaro Jambi tersebut.

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Provinsi Jambi, Abdul Haviz mengatakan, berdasarkan hasil penjualan tiket masuk, sedikitnya 25 ribu wisatawan masuk kompleks percandian terluas di kawasan Asia Tenggara itu selama enam hari libur lebaran 2022. "Mayoritas pengunjung adalah warga Kabupaten Muaro Jambi yang sedang mudik. Selebihnya warga Kota Jambi dan kabupaten di Provinsi Jambi, serta daerah di luar Jambi," kata Ahok, panggilan akrab Abdul Haviz kepada Tempo, Jumat, 20 Mei 2022.

Menurut Ahok, wisatawan mengalami euforia libur lebaran setelah dua periode lebaran sebelumnya terasa garing akibat pandemi Covid-19. Lonjakan jumlah pengunjung ini menandakan pariwisata Jambi perlahan bergairah kembali setelah sempat terpuruk dalam dua tahun belakangan.

Kompleks Percandian Muarajambi masih tutup pada Hari Raya Idul Fitri, Senin, 2 Mei 2022. Buka kembali pada Selasa, 3 Mei 2022, dan sebanyak 3.500 wisatawan berdatangan. Jumlahnya bertambah lagi pada hari-hari berikutnya hingga total menembus angka lebih dari 25 ribu pengunjung.

Berita terkait:
Yang Betul Kompleks Percandian Muarajambi, Bukan Candi Muaro Jambi

Advertising
Advertising

Candi Gedong Dua di Kompleks Percandian Muarajambi, pada Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

Saking banyaknya wisatawan, menurut Ahok, terjadi kemacetan di sepanjang jalan menuju kawasan percandian. Petugas kepolisian, TNI, pemerintah daerah, dan relawan turut mengatur arus lalu lintas sehingga kemacetan cepat terurai. Kepala Kepolisian Resor Muaro Jambi, Ajun Komisaris Besar Yuyan Priatmaja turun langsung untuk memimpin pengaturan lalu lintas dan keamanan di dalam kompleks percandian dan sekitarnya.

Secara umum, para pengunjung terkonsentrasi di lokasi Candi Gumpung dan Candi Tinggi. Wajar, kata Ahok, kedua candi yang bersebelahan ini merupakan dua candi pertama di Kompleks Percandian Muarajambi yang dipugar oleh pemerintah pada 1975. "Di situ pula tempat loket penjualan tiket masuk," ujarnya.

Akses menuju Kompleks Percandian Muarajambi

Kompleks Percandian Muarajambi semakin ramai kunjungan sejak Jembatan Batanghari II selesai dibangun dan beroperasi pada 2008. Keberadaan jembatan itu memangkas jarak dan waktu tempuh dari pusat Kota Jambi. Sebelumnya, Kompleks Percandian Muarajambi hanya bisa dijangkau dari Aurduri sekitar 40-45 kilometer dengan durasi sekitar 1,5 jam berkendara. Sedangkan melewati Jembatan Batanghari II, jaraknya dan waktunya terpangkas menjadi sekitar 26 kilometer selama 30-45 menit.

Pohon-pohon kundu atau pohon sialang di kawasan Candi Kotomahligai dalam Kompleks Percandian Muarajambi di Provinsi Jambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

Popularitas Kompleks Percandian Muarajambi lantas terus meningkat seiring banyaknya kegiatan seni dan kebudayaan di sana, diberitakan media massa, dan tersebar melalui media sosial. Walhasil, kini, Kompleks Percandian Muarajambi menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Jambi, terutama di masa lebaran. Apalagi tiket masuk cuma Rp 5.000 per orang dewasa dan Rp 3.000 untuk anak-anak. Sewa sepeda hanya Rp 10 ribu.

Saat musim libur, sebaiknya datang ke Kompleks Percandian Muarajambi pada pagi hari. Udara sangat segar, temperatur udara masih rendah, adem, dan belum banyak orang, sehingga leluasa menikmati suasana. Semakin siang, kondisinya kian panas dan pengunjung mulai berdatangan.

Masalah Sampah di Kompleks Percandian Muarajambi

Tempo berkunjung ke Kompleks Percandian Muarajambi pada Sabtu sore, 7 Mei 2022. Lantaran sudah sore, suasana mulai berangsur lengang. Sejumlah titik yang Tempo kunjungi adalah Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, kemudian museum di Candi Gumpung, dan melewati Candi Tinggi. Suasana di Candi Kotomahligai dan Candi Kedaton sangat sepi, hening, lingkungan bersih. Kontras dengan kondisi di Candi Gumpung.

Sampah berserakan di mana-mana, baik di Candi Gumpung maupun Candi Tinggi. Sebagian besar jenis sampah plastik kresek, botol minuman, dan wadah makanan styrofoam (gabus sintetis). Bertutur dengan bahasa lokal, seorang perempuan pedagang merespons kondisi di sekitarnya yang kotor.

Arca patung Prajnaparamita, Dewi Kebijaksanaan dalam ajaran Buddha di Museum Percandian Muarajambi, Sabtu, 7 Mei 2022. TEMPO | Abdi Purmono

Dia mengaku turut kesal dan malu. Itu sebabnya, perempuan yang sehari-hari berdagang di Kompleks Percandian Muarajambi itu, rajin membersihkan lokasi tempatnya berjualan setiap kali pembeli pulang. Tikar-tikar yang disewakannya dilipat rapi. "Saya selalu membersihkan tempat saya berdagang. Kalau di luar itu, terserah masing-masing orang," ujarnya.

Sesama pedagang, menurut dia, saling mengingatkan untuk bersama-sama menjaga kebersihan. Mereka juga rutin mendapat pembinaan dari pengelola candi. Masalahnya, menurut dia, banyak pengunjung kurang memahami kebersihan. Tak sedikit wisatawan yang mengaku terpaksa membuang sampah seenaknya karena tak menemukan tempat sampah.

Ahok punya pendapat berbeda. Sampah menjadi masalah dilematis sejak lama. Berdasarkan regulasinya, pengelolaan Kompleks Percandian Muarajambi ditangani oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Secara formal BPCB menamakannya Situs Kawasan Percandian Muarajambi.

Hanya saja, yang bertugas mengurusi sampah di sana adalah Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan tiket masuk ke Kompleks Percandian Muarajambi dilakukan Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga pemerintah daerah setempat.

"Instansi-instansi itu tidak solid dan koordinatif sehingga manajemen pengunjung tidak berjalan mulus," kata Ahok. Seharusnya menjelang libur lebaran, menurut dia, pemerintah mengantisipasi lonjakan pengunjung ditambah masih "suburnya" kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. "Karena antisipasinya jelek, volume sampah sangat banyak dan berserakan di mana-mana."

Buruknya koordinasi tersebut membuat tempat-tempat sampah di Kompleks Percandian Muarajambi percuma. Agak berkelakar, Ahok mengatakan, beribu kali pun tersedia tong sampah, tetap mubazir karena sampah-sampahnya tidak dibawa keluar oleh dinas berwenang. Akhirnya, petugas BPCB yang membersihkan sampah-sampah itu.

Sebagai pemandu wisata, Ahok sering menyarankan tamu-tamunya untuk berkunjung ke Kompleks Percandian Muarajambi di luar masa libur panjang, seperti libur lebaran agar merasa nyaman. Kalaupun tetap ingin pelesiran di musim liburan, Ahok biasanya merekomendasikan kepada tamu-tamunya untuk berkunjung ke lokasi candi lain, seperti Candi Kotomahligai dan Candi Kedaton.

"Candi Tinggi dan Candi Gumpung itu memang paling populer," katanya. Namun demikian, Ahok melanjutkan, wisatawan mancanegara biasanya lebih suka berkunjung ke candi-candi yang tidak mainstream dan memilih datang pada hari kerja supaya lebih nyaman, leluasa, dan dapat mempelajari berbagai hal tentang segala sesuatu di sana.

Pegiat jurnalistik dan pemerhati budaya Jambi, Ramond prihatin dan malu sebagai putra daerah Jambi. Padahal, menurut dia, pengelola Kompleks Percandian Muarajambi sering mengingatkan pengunjung untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Meski begitu, Ramond tak bisa sepenuhnya menyalahkan kesadaran pengunjung yang masih rendah.

Sebaliknya, Ramond mengingatkan pengelola candi untuk membenahi beberapa fasilitas, seperti memperluas area parkir dan memperbanyak tempat sampah. Menurut dia, jumlah tong sampah sangat sedikit dan lokasinya berjauhan, sehingga menyulitkan pengunjung yang ingin membuang sampah.

Bila perlu, dia menyarankan, perbanyak papan larangan membuang sampah sembarangan. Tulis besar-besar supaya mencolok dengan desain menarik dan kekinian. "Jangan seperti papan peringatan yang kaku dan seram," ucap Ramond.

Baca juga:
Wisata Candi Kotomahligai di Muaro Jambi, Ada Pohon yang Hanya Tumbuh di Sana

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Akhir Politik Jokowi di PDIP

5 jam lalu

Akhir Politik Jokowi di PDIP

Kiprah politik Joko Widodo atau Jokowi di PDI Perjuangan sudah tamat. Mantan Wali Kota Solo itu butuh dukungan partai politik baru.

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

20 jam lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

2 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

2 hari lalu

Api Kembali Menyala di Bekas Sumur Minyak Ilegal, Polres Batanghari Upayakan Pemadaman

Semburan api yang muncul ini akibat aktivitas pengeboran sumur minyak ilegal di kawasan Tahura di Desa Senami, Kabupaten Batanghari.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

2 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

3 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

3 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

3 hari lalu

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

3 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya