Cara Griya Cokelat Nglanggeran Yogyakarta Bertahan Selama Pandemi Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 20 Mei 2021 14:56 WIB

ilustrasi cokelat (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Denyut usaha pengolahan cokelat Griya Cokelat Nglanggeran di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan selama pandemi Covid-19.

Pengurus Griya Coklat Nglanggeran Surini mengatakan, pemasaran produk turun sampai 70 persen saat pandemi karena selama ini mengandalkan kedatangan wisatawan. "Kami terpaksa mengurangi kapasitas produksi, mengurangi jam kerja, dan mengurangi upah karyawan," kata Surini di Gunung Kidul, Yogyakarta, Rabu 19 Mei 2021.

Griya Cokelat Nglanggeran mengolah cokelat menjadi aneka hidangan. Ada yang berupa cokelat batangan, bakpia cokelt, keripik pisang cokelat, dodol cokelat, dan aneka camilan serta minuman cokelat. Sebelum pagebluk, Griya Cokelat Nglanggeran mampu menjual 6.000 sachet minuman cokelat per bulan. Sekarang paling banter 2.000 sachet saja. Adapun harga masing-masing dari lima jenis minuman cokelat sekitar Rp 4.500 sampai Rp 5.500.

Surini menjelaskan, semua jenis produk mengalami penurunan penjualan selama pandemi. "Kami menyadari Griya Cokelat ini mengandalkan dan didukung sektor pariwisata," katanya. "Dengan turunnya jumlah wisatawan yang datang ke Desa Wisata Nglanggeran, bahkan pernah sampai tidak ada sama sekali, maka anjlok juga omzet penjualan kami."

Produk olahan cokelat dari Griya Cokelat Nglanggeran. Foto: Antaranews

Advertising
Advertising

Bahan baku produk Griya Cokelat Nglanggeran sebagian besar berasal dari petani di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk. Di wilayah ini, 80 persen kepala keluarga memiliki tananam kakao. Adapun susu yang digunakan untuk mengolah cokelat berasal dari peternakan kambing lokal di Desa Nglanggeran.

Mengenai penjualan produk lewat daring, Surini mengatakan, upaya tersebut belum banyak membuahkan hasil. "Permintaan dari penjualan online masih sangat minim," ucapnya. Selain itu, lantaran selama ini lebih fokus melayani penjualan langsung ke wisatawan yang datang ke Desa Nglanggeran, maka potesi penjualan digital belum digarap maksimal.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Johan Eko mengingatkan kembali asal mula pembangunan Griya Cokelat Nglanggeran. Tujuannya, mengolah produksi cokelat para petani Desa Nglanggeran dan tidak menjual mentah kakao mereka.

Baca juga:
Sebatang Cokelat Hadiah dari Ratu Victoria Inggris Tetap Utuh Selama 121 Tahun

Berita terkait

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

3 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

5 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

5 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

5 hari lalu

Alexander Marwata Akui Dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas Pertemuan dengan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengakui dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan pertemuan dengan eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto.

Baca Selengkapnya