Meniti Kearifan Lokal Desa Trunyan, Pohon Taru Menyan dan Pengurusan Jenazah

Reporter

Tempo.co

Senin, 17 Mei 2021 17:28 WIB

Sejumlah tengkorak manusia di makam Sema Wayah, Desa Terunyan, Bali, 19 Oktober 2015. 19/10/2015. Pemakaman di Desa Trunyan mempunyai keunikan sendiri bila dibandingkan dengan daerah lainnya di Bali, mayat tidak dikuburkan atau dibakar (ngaben), melainkan diletakan ditempat khusus. TEMPO/Wisnu Agung

TEMPO.CO, Jakarta - Berada di sisi timur Danau Batur, Kabupaten Bangli, Bali. Terdapat desa bernama Desa Trunyan yang lekat akan keunikan dalam mengurus jenazah.

Disebut upacara mepasah, jenazah dari Desa Trunyan ini hanya akan diletak begitu saja di area pemakaman tanpa dikubur atau ngaben terlebih dahulu. Walaupun demikian upacara ini dipercayai memiliki makna yang sama dengan upacara ngaben yang biasa dilakukan masyarakat Bali pada umumnya.

Tempat di mana jenazah diletakkan berada di bawah pohon besar yang disebut masyarakat lokal sebagai Taru Menyan, taru berarti pohon dan menyan berarti aroma khas menyan. Konon cerita, seperti yang disampaikan oleh Tokoh Desa Trunyan, Ketut Susiman yang mengatakan bahwa keberadaan pohon trunyan yang menyebarkan bau harum, bahkan wangi harumnya menyebar keseluruh dunia. Karena tak sanggup dengan bau harum, pohon tinggin nan rimbun ini dimintai masyarakat trunyan supaya diletakkan mayat tidak ditimbun untuk mengimbangi bau wangi pohon trunyan.

Walau demikian ada beberap tahap yang mesti dilakukan oleh masyarakat Bali Aga yang tak lain disematkan pada penduduk asli Bali ketika hendak mengurus jenazah, yakni prosesi pembersihan jenazah gunakan air hujan dan kemudian dibungkus dengan kain, dengan menyisakan bagian kepala yang tidak tertutup.

Baru setelah itu, jenazah diletakan di dekat pohon trunyan beratapkan sangkar bambu. Walau hanya berlindungkan sangkar bambu diketahui hewan seperti lalat pun tidak hinggap di makam ini.

Advertising
Advertising

Saat tiba kondisi makam mulai penuh dan hendak diisi kembali dengan jenazah baru, maka jenazah lama sudah berbentuk tulang belulang akan dikeluarkan kemudian diamankan di sebuah altar di bawah pohon suci.

Walaupun demikian makam trunyan ini ada, tidak sembarang penempatan jenazah dilakukan. Diketahui terdapat tiga tempat pemakaman yang tersedia yakni Seme Wajah yang diperuntukan bagi mereka yang meninggal secara wajar. Seme Muda untuk bayi, anak kecil, dan yang belum menikah. Juga ada Seme Bantah untuk mereka yang meninggal tidak wajar seperti akibat kecelakaan.

Demikiannya beragam kepercayaan yang ada di Indonesia menyisakan kekaguman, dari hal ini kearifan lokal mesti dihargai dan dipertahankan.

Selanjutnya fenomena peletakan jenazah tanpa proses penguburan ini telah mendapatkan alasan ilmiahnya, setidaknya melalui penilitian yang dilakukan oleh Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) dalam publikasi Jurnal Filsafat Indonesia, mengemukan bahwa makam tak berbau di Desa Trunyan dijelaskan sebagai kajian Ekplanasi.

Pertama, temperatur. Suhu udara di Desa Trunyan berada rentang 120 derajat celcius sampai 170 derajat celcius, faktor ini lah yang memicu laju pembusukan menjadi lebih lambat, peran udara yang tetap, tidak dapat membantu proses penguapan cairan tubuh dan laju pembusukan.

Kedua, Udara. Kondisi pohon Taru Menyan menutupi seluruh area makam, yang juga mempengaruhi pergantian udara tidak terlalu bagus. Ridangnya pohon ini juga menjaga suhu udara di bawah pohon tetap dingin meskipun pada siang hari. Keadaan lingkungan inilah yang menyebabkan laju pembusukan menjadi lambat dan penguapan gas dari cairan tubuh menjadi lambat sehingga bau busuk seperti mayat pada umumnya tidak tercium disana.

Ketiga, invansi hewan. Misalnya serangga seperti lalat juga tidak ditemukan di area makam Desa Trunyan. Peran serangga sendiri dalam pembusukan merusak kulit luar mayat dan menyebabkan bakteri masuk dengan cepat. Dengan tidak adanya serangga seperti lalat, maka otomatis laju pembusukan menjadi melambat.

TIKA AYU

Baca: Melihat Makam Sema Wayah di Desa Trunyan Bali

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

13 jam lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

2 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan seperti Sumatera, Jawa dan Bali pada 25-26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Digelar Awal Mei, Festival Yoga BaliSpirit Festival Diharapkan Dongkrak Wellness Tourism Indonesia

3 hari lalu

Digelar Awal Mei, Festival Yoga BaliSpirit Festival Diharapkan Dongkrak Wellness Tourism Indonesia

BaliSpirit Festival 2024 menghadirkan lebih dari 150 lokakarya dalam bidang yoga, tari, pengembangan pribadi, penyembuhan dan seni bela diri.

Baca Selengkapnya

Bali Maritime Tourism Hub Harus Terintegrasi

4 hari lalu

Bali Maritime Tourism Hub Harus Terintegrasi

Pelindo harus memastikan BMTH menjadi destinasi yang membuat wisatawan mancanegara bisa tinggal lama di Bali.

Baca Selengkapnya

Tudingan Komersialisasi Tradisi Melukat untuk Delegasi WWF, Pemprov Bali Beri Tanggapan

4 hari lalu

Tudingan Komersialisasi Tradisi Melukat untuk Delegasi WWF, Pemprov Bali Beri Tanggapan

Bali memiliki banyak lokasi melukat, salah satunya yang belakangan ramai dikunjungi para pesohor dunia adalah Pura Tirta Empul.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

6 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

7 hari lalu

Kunjungan Wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika Naik Drastis selama Libur Lebaran 2024

ITDC mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Dua dan Mandalika pada periode 8-18 April mencapai 47.786 orang.

Baca Selengkapnya

Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

8 hari lalu

Luhut Beberkan Rencana Investasi Besar Apple di RI: Minat di IKN, Bali hingga Solo

Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan rencana investasi perusahaan raksasa Apple di Indonesia dalam jumlah besar.

Baca Selengkapnya

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

9 hari lalu

Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.

Baca Selengkapnya