Ekspedisi Maluku: Kopra di Nuruwe Jadi Bahan Dasar Sopi Hingga Sabun

Jumat, 13 November 2020 15:33 WIB

Bobby Hehanusa sedang menunjukkan kopra yang telah diasap hasil panen di kebunnya di Pulau Nuruwe, Kabupaten Maluku Tengah, Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita

TEMPO.CO, Jakarta - Domi Sasake, warga Negeri Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, memperhatikan tetes demi tetes dari uap hasil pembakaran sageru ditadahi dua jerigen yang masing-masing berukuran lima liter. Satu jerigen yang menadah ke plastik yang tersambung bambu ke drum yang dibakar itu hampir terisi penuh. Satunya lagi baru setengah. “Ini sudah jerigen keempat,” kata Domi pada Senin, 9 November 2020.

Di walang alias gubuk terbuka di tengah-tengah kebun kelapa itu, Domi sedang membuat minuman alkohol tradisional atau sopi. Ia memulai menyuling sopi sedari pukul 08.00 pagi dan biasanya rampung pada pukul 16.00. Produksi sopi ini ia sebut sebagai tipar.

Dalam satu kali produksi, Domi biasanya menggunakan bahan berupa sageru alias legen yang diambil dari pucuk bunga kelapa. Ia membutuhkan 180 liter sageru untuk menghasilkan 40 liter sopi.

Bobby Hehanusa sedang menunjukkan kopra yang telah diasap hasil panen di kebunnya di Pulau Nuruwe, Kabupaten Maluku Tengah, Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita

Advertising
Advertising

Sageru sebanyak itu ia tadah selama tiga hari dari kebun kelapanya seluas satu hektare. Laki-laki 27 tahun itu memanjat pohon kelapa tiap pagi dan sore untuk mengambil tadahan sageru. Setelah terkumpul selama 180 liter tadi, Domi baru mengolahnya menjadi sopi.

Baca juga : Menengok Hasil Panen Rumput Laut Nelayan di Nuruwe, Maluku, Kala Pandemi

Dia menjual hasil produksinya itu Rp 100 ribu per lima liter. Namun jika ada yang membeli Rp 500 ribu, Domi akan memberinya delapan jerigen lima literan. “Pembeli kadang datang ke sini, ada pula yang pesan minta dikirim,” ujarnya. Penghasilan dari memproduksi sopi tersebut ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sama halnya dengan Domi, Marces Sisinupui juga memproduksi sageru untuk menyambung hidup dan menyekolahkan dua anaknya. Ia memulai usaha ini selama 10 tahun terakhir. Sebelum menekuni bisnis turun-temurun dari orang tuanya tersebut, Marces bekerja di perusahaan milik keluarga Presiden Soeharto, Jayanti Grup.

Karena perusahaan kayu itu bangkrut, Marces akhirnya pulang kampung dan meneruskan usaha orang tuanya. “Kami punya dua hektare kebun kelapa sebagai bahan baku sopi,” kata dia.

Tak mudah menjalani bisnis ini. Menurut Marces, sering ada razia sopi di pelabuhan oleh polisi. “Kalau bernasib sial ya ditahan,” ujarnya. Penjualan sopi di Maluku masih sembunyi-sembunyi karena dianggap sebagai sumber konflik antar-warga. Kandungan alkohol sopi sebanyak 36 persen dianggap sangat memabukkan. Dalam kondisi warga yang kerap mabuk itulah, sopi dianggap sebagai pemantik konflik.

*


TANAH Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, memang menjadi salah satu tempat subur tumbuhnya pohon kopra. Selain banyak warga yang memanfaatkan pohon kelapa sebagai bahan baku sopi, kopra biasanya dipasok untuk industri perusahaan sabun di Surabaya atau daerah lainnya.

Proses produksi sopi di Nuruwe, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, pada Senin, 9 November 2020. Tempo/Linda Trianita

Bobby Hehanusa dan istrinya, Mama Gina, berkebun kopra selama 20 tahun terakhir. Mereka memiliki tiga lokasi kebun kopra seluas dua hektare. Dalam setahun, Bobby bisa panen empat kali. Dalam satu musimnya, Bobby menghasilkan dua ton. Harga jual per kilogram bisa mencapai Rp 6 ribu.

Baca juga : Cerita Kaka Slank Bersihkan Sampah di Sepanjang Pantai Nusa Laut, Maluku

Sebelum dikirim ke pabrik, kopra-kopra itu ia olah terlebih dahulu. Ia mengupas kopra tersebut lalu diasap selama tiga hari. Setelah kering dan kelapa menjadi kehitaman, Bobby memasukkannya ke karung goni untuk kemudian diangkut ke Kota Ambon lalu dikirim ke pabrik sabun di Surabaya.

Sebenarnya, kata Bobby, harga jual kopra per kilogramnya bisa lebih tinggi Jika kondisinya putih. “Tapi ribet, lama, harus jemur, bergantung ke sinar matahari,” ujarnya. Setelah penjemuran, untuk menghasilkan kopra putih itu perlu dikasih obat khusus. “Kami bertahan menjual kopra hitam, karena tidak repot mengolahnya.”

Kepala Negeri Nuruwe, Frida Hetharia, kopra dan sopi memang komoditas unggulan di daerahnya. Selain itu, ada juga ikan tangkapan nelayan dan budi daya rumput laut. “Ada sekitar 900 Hektare kebun-kebun di sini,” ujar Frida.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

7 hari lalu

Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?

Baca Selengkapnya

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

10 hari lalu

Kapal Ikan Asal Juwana Ditangkap di Laut Arafura Karena Transhipment Ilegal dan Selundupkan Solar

Kapal pengangkut ikan asal Indonesia ditangkap kerena melakukan alih muatan (transhipment) dengan dua Kapal Ikan Asing (KIA) di Laut Arafura, Maluku.

Baca Selengkapnya

PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

12 hari lalu

PDIP Maluku Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah, Apa Saja Syaratnya?

Dalam proses penjaringan bakal calon kepala daerah PDIP tidak mengenal mahar politik.

Baca Selengkapnya

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kunjungan Kerja ke India

21 hari lalu

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kunjungan Kerja ke India

Delegasi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi kunjungan kerja ke India untuk membina kerja sama di bidang bioteknologi.

Baca Selengkapnya

BNPB Catat 606 Rumah Terendam Banjir di Maluku Tengah

21 hari lalu

BNPB Catat 606 Rumah Terendam Banjir di Maluku Tengah

Banjir dipicu hujan dengan intensitas lebat serta kurang memadainya sistem drainase.

Baca Selengkapnya

Budi Daya Rumput Laut Kampung Pogo Bertumbuh Bersama KlasterkuHidupku

25 hari lalu

Budi Daya Rumput Laut Kampung Pogo Bertumbuh Bersama KlasterkuHidupku

BRI melalui program KlasterkuHidupku memberi bantuan peralatan untuk budi daya rumput laut.

Baca Selengkapnya

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

26 hari lalu

Indonesia Eksportir Sabun Kedua Terbesar di Mesir, Kalah Jauh dari Malaysia

Indonesia menjadi eksportir sabun nomor 2 di Mesir pada 2023 dengan nilai USD 4,48 juta alias 16,54 persen impor sabun Mesir di dunia.

Baca Selengkapnya

Bella Hadid Senang Mengonsumsi Lumut Laut, Bermanfaat atau Membahayakan Kesehatan?

36 hari lalu

Bella Hadid Senang Mengonsumsi Lumut Laut, Bermanfaat atau Membahayakan Kesehatan?

Lumut laut disebut baik untuk pencernaan, kesehatan tiroid, dan kekebalan tubuh. Bella Hadid termasuk yang mengonsumsinya. Benarkah bagus?

Baca Selengkapnya

KPU Sahkan Rekapitulasi Suara Provinsi Jawa Barat dan Maluku, Segini Perolehan Ketiga Paslon

39 hari lalu

KPU Sahkan Rekapitulasi Suara Provinsi Jawa Barat dan Maluku, Segini Perolehan Ketiga Paslon

KPU RI mengesahkan rekapitulasi suara pasangan capres-cawapres untuk Provinsi Jawa Barat dan Maluku. Siapa pemenangnya?

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M6,2 di Laut Maluku, Terasa Sampai Minahasa dan Gorontalo

44 hari lalu

Gempa Tektonik M6,2 di Laut Maluku, Terasa Sampai Minahasa dan Gorontalo

Laut Maluku diguncang gempa tektonik M6,0 pada Kamis dinihari, 14 Maret 2024. Sempat muncul aftershock, namun guncangan ini tidak memicu tsunami.

Baca Selengkapnya