Dikira Punah, Dingo Anjing Purba Penjaga Gunung Carstensz Tampakkan Diri

Senin, 14 September 2020 21:29 WIB

Dingo. Sumber: mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Dingo sebutan anjing liar, yang biasa digunakan oleh sebagian suku di Papua Nugini dan Aborigin di Australia. Dingo datang 3.500 tahun lalu, bersama penutur Austronesia. Statusnya saat itu -- bersama babi dan ayam -- adalah binatang liar yang didomestifikasi alias dijinakkan, dan dipelihara manusia.

Dingo diyakini nyaris punah atau bahkan punah pada 1970-an. Hingga suatu saat -- sebagaimana dinukil dari BBC Indonesia -- Anang Dianto, insinyur mesin PT Freeport, mengunggah foto dan video dingo dalam akun sosial medianya. Dunia heboh. Dingo bukan hanya muncul, tapi telah beranak pinak.

Dingo oleh Suku Moni dianggap sebagai hewan sakral, yang merupakan bagian dari leluhur mereka. Bahkan dingo ini dipercaya oleh Suku Moni, sebagai tuan tanah atau hewan penjaga Puncak Carstensz.

"Dingo dipercaya mampu berubah menjadi manusia pada malam hari. Dingo juga diyakini memiliki kekuatan mistis dapat mengendalikan cuaca di kawasan Cartensz. Mampu mendatangkan kabut dan hujan es. Dingo sering terlihat memantau dari jauh para pendaki yang akan menuju Puncak Carstensz," ujar arkeolog Hari Suroto, yang juga peneliti Balai Besar Arkeologi Papua.

Dingo sangat peka sekali pada sinar bulan. Pada saat bulan purnama, dingo menyambutnya dengan saling melolong bersahut-sahutan. Lolongan yang berirama ini, bersahut-sahutan dari arah timur menuju ke arah barat, mengikuti arah pergerakan sinar bulan.

Gambar sketsa Thylacine (depan) dan Dingo. livescience.com/Carl Buell

Dingo terkadang mendatangi permukiman Suku Moni meminta makan. Orang-orang dari Suku Moni, memberi mereka ubi jalar bakar atau singkong bakar. Meskipun sebagian besar jenis anjing adalah karnivora, dingo tetap melahap ubi bakar itu.

Keberadaan dingo ditemukan pertama kali pada 1897 oleh Charles Walter De Vis. Anjing ini diberi nama New Guinea Singing Dog atau anjing Papua yang bernyanyi. Spesies anjing itu terakhir terlihat pada 1976 di Dataran tinggi Papua Nugini. Setelah itu tak ada lagi yang bisa menemukan mereka di alam liar sehingga dingo dianggap punah.
Walaupun di alam liar tidak ditemukan tetapi dingo dipelihara di pusat konservasi di Australia, Amerika Serikat dan Jerman.

Jika di alam liar dataran tinggi Papua Nugini, anjing bernyanyi sudah sulit dijumpai, rupanya dingo masih dijumpai di taman Nasional Lorenz dan kawasan Puncak Carstensz, Papua.

"Hasil tes DNA menunjukkan bahwa dingo memang jenis anjing tertua yang ada saat ini, dan ternyata memiliki hubungan darah dengan dingo Australia (Canis dingo)," ujar Hari Suroto.
Penyebutan dingo, secara linguistik juga memiliki kesamaan. Suku Aborigin menyebut anjing Australia dengan nama Dingo. Suku Moni juga menyebut anjing yang ada di kawasan Carstensz dengan nama dingo.

Bila mamalia Papua berciri khas memiliki kantong di perutnya, maka dingo bisa dipastikan merupakan hewan yang dibawa oleh manusia dari luar. Pada 3.500 tahun lalu, gelombang migrasi manusia Austronesia datang dari Pasifik Selatan. Mereka membawa binatang yang kemudian diperkenalkan kepada orang Papua, berupa anjing, ayam dan babi.

Saat ini keberadaan dingo terancam oleh alih fungsi lahan yang merusak habitat mereka, seperti pembukaan lahan untuk areal pertambangan atau perambahan hutan. "Selain itu juga, dingo secara genetik sangat rawan tercampur dengan anjing rumahan, sehingga keberadaan dan keaslian dingo di alam liar harus tetap dijaga dan dilindungi," papar Hari Suroto.
Anjing khas Papua dan Papua Nugini, dingo, ditemukan oleh Anang Dianto pegawai PT Freeport di ketinggian 4.000 mdpl. Kawanan anjing ini terdiri dari jantan dan betina, beserta tiga ekor anaknya. Dok. Anang Dianto

Untuk melestarikan dingo dalam alam pikiran rakyat Papua, sangat diperlukan penelitian dan pendokumentasian cerita rakyat yang berkaitan dengan asal usul dingo di Puncak Carstensz. Serta kearifan lokal yang berkaitan dengan dingo.
Advertising
Advertising

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

17 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

1 hari lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

2 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

7 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

7 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

7 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

7 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

8 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya