Belum Setuju Buka Pariwisata, Ini Alasan Bupati Tabanan

Reporter

Made Argawa

Editor

Ludhy Cahyana

Kamis, 28 Mei 2020 06:00 WIB

Seorang warga memberi makan kawanan monyet ekor panjang (Macaca facicularis) di objek wisata Hutan Alas Kedaton yang sedang ditutup akibat dampak wabah virus corona (COVID-19) di Desa Kukuh, Tabanan, Bali, Jumat, 1 Mei 2020. Pengelola menutup kawasan wisata untuk mencegah penularan virus corona. Johannes P. Christo)

TEMPO.CO, Tabanan - Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti belum setuju perihal wacana new normal, khususnya pada bidang pariwisata di Bali. Ia menilai wilayahnya belum siap untuk pola pariwisata baru pasca Covid-19.

“Saya belum melihat alasan pasti. Jika dibuka dan membahayakan untuk apa,” katanya saat menyerahkan bantuan sembako di Vihara Cattadharma, Selasa, 26 Mei 2020.

Bupati Eka menilai, belum ada jaminan jika wisatawan yang datang negatif Covid-19. Ia menyebutkan, banyak kasus positif Covid-19 yang sebelumnya negatif.

Bupati perempuan pertama di Tabanan itu khawatir, jika nantinya muncul klaster baru Covid-19 saat objek wisata Tanah Lot atau Ulun Danu dibuka. “Saya tidak mau mempertaruhkan masyarakat,” ujarnya.

Wacana new normal yang akan diterapkan di Bali salah satunya mengacu pada tingkat kesembuhan Covid-19 di Bali mencapai 71,5 persen.

Advertising
Advertising

Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Bali, Dewa Made Indra, dalam keterangan pers pada Senin petang (18/5) menyebutkan tingkat kesembuhan infeksi virus Corona di Bali terus meningkat.

Selain itu, Dewa Indra menyebutkan, pemerintah pusat menginginkan Bali daerah pertama yang menjalankan kehidupan normal. Namun, hal tersebut masih ditunda karena tingginya kasus transmisi Covid-19 lokal.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa mengatakan destinasi wisata di daerahnya akan dibuka secara bertahap seusai pandemi virus corona. Menurut dia, tempat tujuan turis yang lebih dulu dioperasikan, adalah yang tidak memiliki risiko tinggi.

"Karena kami takut ada pandemi gelombang kedua, jadi yang lebih dulu dibuka adalah yang tidak berisiko tinggi," ujar Astawa kepada TEMPO, Rabu, 27 Mei 2020.

Astawa mencontohkan, tempat-tempat dengan risiko penyebaran virus yang minim adalah lokasi yang mendukung diterapkannya prinsip jaga jarak fisik atau physical distancing. Setelah keadaan membaik, barulah destinasi lainnya dibuka untuk publik dengan protokol tertentu.

Meski begitu, Astawa belum dapat memastikan kapan destinasi pariwisata di Bali akan benar-benar dibuka. Saat ini, kata dia, tim pelaksana lapangan tengah menunggu kebijakan dari pemerintah pusat maupun Gubernur Provinsi Bali.

MADE ARGAWA, FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

19 jam lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

1 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

2 hari lalu

BMKG Peringatkan Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Perairan Sumatera, Jawa dan Bali

BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di perairan seperti Sumatera, Jawa dan Bali pada 25-26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

3 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

3 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Digelar Awal Mei, Festival Yoga BaliSpirit Festival Diharapkan Dongkrak Wellness Tourism Indonesia

3 hari lalu

Digelar Awal Mei, Festival Yoga BaliSpirit Festival Diharapkan Dongkrak Wellness Tourism Indonesia

BaliSpirit Festival 2024 menghadirkan lebih dari 150 lokakarya dalam bidang yoga, tari, pengembangan pribadi, penyembuhan dan seni bela diri.

Baca Selengkapnya

Bali Maritime Tourism Hub Harus Terintegrasi

4 hari lalu

Bali Maritime Tourism Hub Harus Terintegrasi

Pelindo harus memastikan BMTH menjadi destinasi yang membuat wisatawan mancanegara bisa tinggal lama di Bali.

Baca Selengkapnya