Pantangan Perayaan Makha Bucha di Thailand Bikin Turis 'Puasa'
Reporter
Bram Setiawan
Editor
Rini Kustiani
Sabtu, 8 Februari 2020 21:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Thailand merayakan Hari Makha Bucha pada Sabtu, 8 Februari 2020. Dalam perayaan itu, ada satu pantangan yang harus dilakukan, yakni larangan menjual minuman beralkohol selama satu hari penuh.
Mengutip laman The Thaiger, Makha Bucha atau Mgha Pj adalah hari raya para penganut agama Buddha. Perayaan berlangsung pada bulan purnama, tiap bulan ketiga dalam penanggalan kalender Buddha. Jika diketahui ada penjualan minuman alkohol dalam tempo 24 jam di hari raya, maka penjualnya akan dihukum enam bulan penjara atau denda hingga 10 ribu Baht (sekitar Rp 4,3 juta).
Pada perayaan Makha Bucha, sebagian besar tempat hiburan, seperti bar, karaoke, dan diskotek tutup. Seluruh toko dan supermarket tidak menjual alkohol selama 24 jam. Larangan penjualan alkohol saat perayaan hari Makha Bucha di Thailand sudah resmi menjadi undang-undang pada 2015.
Kalender Buddha secara tradisional menggunakan tanggal berdasarkan pergerakan bulan. Adapun bulan ketiga di Thailand disebut Makha. Penyebutan makha berasal dari kata magha dalam bahasa Pali, yang digunakan sebagai teks agama dari aliran Buddhisme Theravada di Thailand. Sedangkan Bucha adalah kata dalam bahasa Thailand yang juga bersumber dari bahasa Pali, berarti memuliakan atau untuk menghormati.
Turis mancanegara yang ingin merasakan suasana perayaan Makha Bucha bisa berkunjung ke kuil. Hanya saja, perlu diperhatikan aturan berbusana saat ingin menyaksikan perayaan Makha Bucha. Wisatawan yang datang ke kuil harus mengenakan pakaian yang menutupi bahu dan lutut.
Mengutip The Phuket News, saat perayaan Makha Bucha, penganut Buddhisme di Thailand akan berkunjung ke kuil pada malam hari untuk mengikuti upacara cahaya lilin yang dikenal sebagai wien tien. Mereka akan berjalan searah jarum jam sebanyak tiga kali di sekitar kuil sambil membawa lilin yang menyala.
THE THAIGER | THE PHUKET NEWS