Wisata Religi ala Santri Pesantren Waria Al Fatah

Minggu, 22 Desember 2019 21:30 WIB

Santri Pesantren Waria Al Fatah Kotagede, Yogyakarta, berziarah di petilasan Sunan Bonang di Rembang, Jawa Tengah. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Rembang - Rombongan santri Pesantren Waria Al Fatah Kotagede Yogyakarta menyusuri jalur Pantai Utara, menuju dua pesantren di Kabupaten Rembang dan Pati, Jawa Tengah.

Dengan menggunakan bus pariwisata, yang terisi hampir 40 santri pimpinan Shinta Ratri, mereka bertolak dari Pesantren Waria Kotagede menuju Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin (Taman Pelajar Islam) yang diasuh Kiai Mustofa Bisri atau Gus Mus di Leteh, Rembang, Jawa Tengah.

Mereka berangkat menuju Rembang, pada Kamis malam, 19 Desember dan kembali lagi ke Yogyakarta Sabtu pagi, 21 Desember 2019. Di sepanjang perjalanan, musik dangdut Pantura dan lagu-lagu Didi Kempot nyayikan tak henti menemani sepanjang perjalanan para santri.

Pemimpin Pesantren Waria Al Fatah Kotagede, Shinta Ratri mengatakan tujuan dari kunjungan ke dua pesantren itu untuk menyambung tali silaturahmi dengan para ulama dan tokoh agama. “Gus Mus punya pengaruh yang kuat dan pesan-pesannya membawa kesejukan dan kedamaian,” kata Shinta Ratri kepada TEMPO, Ahad, 22 Desember 2019.

TEMPO mengikuti perjalanan mereka selama tiga hari. Mereka menghabiskan perjalanan dengan singgah di musala dan masjid untuk menjalankan salat lima waktu.

Advertising
Advertising

Setibanya di Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, satri waria mengikuti pengajian Gus Mus bersama 1.000 peserta yang datang dari berbagai daerah. Ada yang datang dari Yogyakarta dan Jawa Tengah. Santri waria berkumpul bersama peserta pengajian laki-laki dan perempuan. Mereka menyatu, tanpa sekat di rumah Gus Mus yang biasa digunakan untuk menemui tamu-tamunya.

Pemimpin Pesantren Waria Al Fatah Kotagede, Shinta Ratri dan para santrinya, menerima tausiyah dari Kiai Mustofa Bisiri atau Gus Mus, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin (Taman Pelajar Islam). TEMPO/Shinta Maharani

Para waria bersama ribuan peserta, mendengarkan dengan khusyuk pengajian Gus Mus, yang mengkajikan kitab tafsir Fii Dzilalil Qur’an. Kitab itu bicara tentang kesabaran manusia. Gus Mus juga memberikan tausiyah tentang orang-orang yang merasa beragama, padahal perilakunya menunjukkan jauh dari nilai-nilai dasar agama, yakni kemanusiaan, “Orang-orang yang suka menghakimi kurang ilmu atau kurang ngaji,” kata Gus Mus.

Gus Mus menjelaskan Islam mengenal khuntsa atau waria. Orang yang bilang bahwa Allah hanya menciptakan laki-laki dan perempuan menurut dia, kurang belajar mengaji karena Alquran menjelaskan keberadaan mereka.

Dia mendorong pemerintah daerah di Yogyakarta untuk melindungi rakyatnya dan tidak membiarkan kelompok intoleran mengatur semuanya. Bupati Bantul, kata dia yang paling bertanggung jawab dan tidak seharusnya membiarkan orang-orang itu mengusir waria di Pesantren Al Fatah yang sedang menjalankan ibadah. “Kalau ada yang melarang-larang beritahu pemerintah yang punya kuasa. Pemerintah seharusnya melindungi rakyatnya,” kata Gus Mus.

Selepas pengajian, para santri waria dan peserta lainnya menyantap suguhan nasi sambal terong dengan lauk ikan pindang dan kerupuk, yang disiapkan para santri.

Pesantren Raudlatut Thalibin berdiri tahun 1955. Ayah Gus Mus, Bisri Mustofa mendirikan pesantren itu di tanah wakaf Haji Zaenal Mustofa atau kakek Gus Mus. Bisri Mustofa dikenal sangat keras mendidik anak-anaknya dan memberikan keleluasaan anak-anaknya, untuk berkembang sesuai dengan minat mereka.

Peserta wisata religi berhias di tempat-tempet pemberhentian. TEMPO/Shinta Maharani

Pesantren itu berada di tengah-tengah kampung. Di sekitar pesantren terdapat ibu-ibu penjual makanan dan minuman ringan. Mereka berlalu lalang di sekitar pesantren dengan leluasa.

Setelah singgah di pesantren pimpinn Gus Mus, para santri waria berziarah ke petilasan Sunan Bonang di Rembang. Di sana, mereka menaiki puluhan tangga menuju jejak-jejak atau petilasan Sunan Bonang. Sejumlah santri juga mengaji dan berdoa di sana, dipimpin pendamping pesantren waria, Masthuriyah Sa’dan.

Kunjungan terakhir santri tertuju ke rumah Kiai Muadz Thohir pemimpin Pondok Pesantren Roudloh Aththohiriyah di Kajen, Pati. Desa Kajen merupakan pusat pesntren di Pati. Di desa ini terdapat 53 pesantren. Tahun 2017, jumlah total santri yang belajar di sana menurut pengelola pesantren Roudloh Aththohiriyah mencapai 21 ribu santri. “Santri di antaranya belajar fiqih,” kata Kiai Muadz Thohir.

Kiai Muadz Thohir berbincang dengan para santri waria selama satu jam. Mereka melontarkan sejumlah pertanyaan tentang ibadah salat waria, cara memperlakukan jenazah waria sesuai hukum Islam. Seperti di pesantren pimpinan Gus Mus, Shinta Ratri juga curhat tentang Front Jihad Islam yang mendatangi pesantrennya tahun 2016, menuding ibadah waria tidak diterima Allah, dan memaksa santri agar bertobat menjadi laki-laki.

Kepada para santri waria, Kiai Muadz Thohir mengatakan keberadaan waria dalam Islam mendapatkan pengakuan. Islam mengenal khuntsa atau waria. Kiai Muadz Thohir menerima santri waria karena menurut dia waria sama-sama makhluk Allah, sama-sama punya potensi, sama-sama punya pemikiran, dan sama-sama beribadah. “Mereka yang membenci waria tidak belajar Alquran secara utuh,” kata Kiai Muadz Thohir.

Suasana bus pariwisata yang dikendarai para santri Pesantren Waria Al Fatah. TEMPO/Shinta Maharani

Kunjungan ke pesantren ditutup dengan makan bersama para santri pesantren itu. Istri Kiai Muadz Thohir menyambut santri waria dengan makanan yang lezat dengan menu yang beragam. Ada masakan cumi hitam, udang goreng, sayur bertabur parutan kelapa, dan sambal terong berkuah santan khas Pantura.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

9 Februari 2024

Goenawan Mohamad Sampai Pada Keputusan Tak Jadi Golput, Ini Alasannya

Budayawan Goenawan Mohamad bilang ia tak jadi golput, apa alasannya? "Tanah Air sedang menghadapi kezaliman yang sistematis dan terstruktur," katanya.

Baca Selengkapnya

Gus Mus Sebut Urusan NU Menangkan Indonesia, Bukan Capres

29 Januari 2024

Gus Mus Sebut Urusan NU Menangkan Indonesia, Bukan Capres

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menegaskan bahwa tugas NU adalah memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Profil Gus Mus yang Didatangi Tokoh Aliansi MPR yang Curhat Ancaman Pemilu 2024 Tidak Jurdil

14 November 2023

Profil Gus Mus yang Didatangi Tokoh Aliansi MPR yang Curhat Ancaman Pemilu 2024 Tidak Jurdil

Pada Ahad siang, 12 November 2023 lalu, sejumlah tokoh dalam Majelis Permusyawaratan Rembang mengunjungi rumah KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Ungkap Pertemuannya dengan Gus Mus

14 November 2023

Mahfud MD Ungkap Pertemuannya dengan Gus Mus

Cawapres Mahfud MD sowan ke kediaman Gus Mus. Sebelumnya Ganjar juga sowan ke Gus Mus. Mahfud ungkap hasil pertemuannya.

Baca Selengkapnya

Ganjar Sowan Gus Mus

13 November 2023

Ganjar Sowan Gus Mus

Ganjar baru berkunjung ke rumah Gus Mus setelah dua bulan melepas jabatan sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Curhat soal Ancaman Pemilu 2024 Tidak Adil

12 November 2023

Sejumlah Tokoh Sowan ke Gus Mus, Curhat soal Ancaman Pemilu 2024 Tidak Adil

Alif mengatakan para tokoh menyampaikan dua poin kepada Gus Mus. Pertama, mengenai putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

2 November 2023

Gus Mus Baca Puisi di Solo, Sebelum Mulai Ajak Penonton Doakan Palestina

Dalam acara Gelar Sastra Jawa 2023, Gus Mus mengajak penonton untuk mendoakan Palestina sebelum membaca puisi-puisi karyanya dari berbagai zaman.

Baca Selengkapnya

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

8 Februari 2023

Peringati 1 Abad Kelahiran, NU Tegaskan Sikap Ideologi, Tolak Negara Khilafah

Sekali lagi NU menyatakan menolak tegas ideologi negara khilafah. Sikap ideologi NU ini merupakan hasil dari Muktamar Internasional Fikih Peradaban.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta Meninggal

1 Februari 2023

Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta Meninggal

Pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede, Yogyakarta, Shinta Ratri meninggal karena serangan jantung pada Rabu pagi, 1 Februari 2023 di Rumah Sakit Umum Daerah Wirosaban, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

78 Tahun KH Mustofa Bisri: Gus Mus Ulama yang Sastrawan, Berikut ini Karya-karyanya

11 Agustus 2022

78 Tahun KH Mustofa Bisri: Gus Mus Ulama yang Sastrawan, Berikut ini Karya-karyanya

KH Mustofa Bisri atau Gus Mus pada 10 Agustus 2022 berusia 78 tahun. Berikut profil dan karya-karya sang ulama yang sastrawan ini.

Baca Selengkapnya