Petilasan Watu Sigong Klaten yang Masih Misterius

Minggu, 29 Oktober 2017 11:54 WIB

Kaur Umum Pemerintah Desa Mranggen, Sugihartono, menunjukkan batu "saron" di Petilasan Watu Sigong. TEMPO/Dinda Leo Listy

TEMPO.CO, Klaten - Sebelas batu bulat yang dipahat dengan sangat halus hingga menyerupai gong berdiameter sekitar 80 sentimeter dan tebal 30 sentimeter terserak di sebuah gundukan tanah di tepi sungai wilayah Dukuh Kroman, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten.

Di antara sebelas batu “gong” itu juga terdapat sebuah batu yang menyerupai tatakan saron, salah satu instrumen dalam gamelan. Batu “saron” yang berongga di bagian tengahnya dan berlubang di salah satu ujungnya itu juga berhiaskan ukiran di sekujur dinding luarnya.

“Sejak saya kecil, batu-batu ini sudah ada dan tidak pernah berubah posisinya,” kata Kepala Urusan Umum Pemerintah Desa Mranggen Sugihartono saat mengantar Tempo mengunjungi lokasi yang oleh warga setempat disebut Petilasan Watu Sigong itu pada Selasa, 24 Oktober 2017.

Sugihartono mengatakan nama Watu Sigong diambil dari kata dasar gong yang merujuk pada bentuk sebelas batu bulat tersebut. Sayangnya, hingga kini belum pernah ada penelitian serius untuk mengungkap misteri batu-batu yang sekilas seperti seperangkat gamelan itu.

“Para sesepuh di sini juga tidak tahu asal muasal Petilasan Watu Sigong,” kata Sugihartono. Yang dia tahu, selama ini beredar cerita di kalangan warga sekitar bahwa pada malam-malam tertentu sering terdengar bunyi tabuhan gamelan dari kejauhan dan sumber suaranya dari Petilasan Watu Sigong.

Advertising
Advertising

“Namun setelah didatangi tidak ada apa-apa. Di sini kalau malam gelap, kan letaknya di antara kebun warga dan tanah kosong milik kas desa,” kata Sugihartono. Petilasan Watu Gong termasuk salah satu destinasi yang akan digarap Pemerintah Desa Mranggen untuk menarik wisatawan ke desanya.

Jika bernyali menyusuri sungai yang berkelok-kelok di bawah Petilasan Watu Gong, sekitar 200 meter ke arah selatan, pengunjung akan sampai di Umbul Kroman. Umbul Kroman merupakan kolam alami dari sumber mata air yang jernih di bawah tebing berketinggian sekitar delapan meter.

Umbul Kroman yang berjarak sekitar 200 meter di utara Embung Mranggen. TEMPO/Dinda Leo Listy

Namun, Sugihartono memilih berjalan memutar melewati gang-gang kampung daripada menerabas sungai kecil yang tersamarkan oleh rimbunnya tanaman liar di sepanjang tepiannya. “Sungai itu masih alami, banyak ularnya meski tidak berbisa,” kata Sugihartono.

Di Umbul Kroman yang berkedalaman sekitar satu meter itu Tempo menyempatkan beristirahat sembari menikmati dinginnya air jernih yang mengalir ke sungai di samping Embung Mranggen. Embung seluas sekitar 1.200 meter persegi itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari Umbul Kroman.

Berada di bawah jembatan tua bekas rel lori (kereta pengangkut tebu pada zaman kolonial Belanda), embung seluas sekitar 1.200 meter persegi itu akhir-akhir ini sering dikunjungi warga untuk sekadar berswafoto.

“Kalau digarap serius, tiga destinasi wisata ini bisa menjadi pemasukan desa dan menambah penghasilan warga sekitar,” kata Cahyadi, 27 tahun, warga Kabupaten Sukoharjo yang menyertai perjalanan Tempo saat menyusuri surga kecil tersembunyi di desa yang berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kabupaten Klaten itu.

DINDA LEO LISTY (KLATEN)

Berita terkait

Bulog Luncurkan Beras Rojolele Srinuk, Gandeng Kabupaten Klaten dan PT Aneka Usaha Persero

19 Agustus 2023

Bulog Luncurkan Beras Rojolele Srinuk, Gandeng Kabupaten Klaten dan PT Aneka Usaha Persero

Bulog meluncurkan varietas beras Rojolele Srinuk yang diproduksi di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Klaten Diharapkan Jadi Percontohan Penanganan Hama

14 Juli 2023

Kabupaten Klaten Diharapkan Jadi Percontohan Penanganan Hama

Klaten merupakan Kabupaten subur yang sebagian masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Wisata Air di Klaten, dari Umbul Ponggok hingga Umbul Kemanten

5 Agustus 2022

7 Rekomendasi Wisata Air di Klaten, dari Umbul Ponggok hingga Umbul Kemanten

Berikut tujuh rekomendasi wisata air alami atau umbul di Klaten yang wajib Anda dikunjungi.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Klaten Capai UHC di Hari Jadi

29 Juli 2022

Kabupaten Klaten Capai UHC di Hari Jadi

Penghargaan UHC diserahkan BPJS Kesehatan untuk wilayah yang lebih dari 95 persen penduduknya menjadi peserta JKN.

Baca Selengkapnya

Peringati HUT ke-218 Kabupaten Klaten, Ribuan Warga Meriahkan Gelar Kirab Budaya

29 Juli 2022

Peringati HUT ke-218 Kabupaten Klaten, Ribuan Warga Meriahkan Gelar Kirab Budaya

Ribuan warga memenuhi pedestrian sepanjang Jalan Delanggu-Polanharjo, Klaten, untuk memeriahkan gelaran kirab budaya HUT ke-218 Kabupaten Klaten.

Baca Selengkapnya

Diperiksa KPK, Pejabat Kabupaten Klaten Ini Mondar-mandir Toilet

7 Februari 2018

Diperiksa KPK, Pejabat Kabupaten Klaten Ini Mondar-mandir Toilet

Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Sudirno mondar-mandir ke toilet saat diperiksa KPK sebagai tersangka terkait jual-beli jabatan di Klaten.

Baca Selengkapnya

Libur Natal, Pengunjung Umbul Ponggok 4 Ribu Wisatawan

26 Desember 2017

Libur Natal, Pengunjung Umbul Ponggok 4 Ribu Wisatawan

Umbul Ponggok dikunjungi 4.000 wisatawan selama libur panjang Natal 2017. Umbul Ponggok merupakan wahana wisata baru di sekitar Yogyakarta dan Solo.

Baca Selengkapnya

Andalkan Umbul Ponggok, BUMDes di Klaten Ini Raup 14 M Setahun

26 Desember 2017

Andalkan Umbul Ponggok, BUMDes di Klaten Ini Raup 14 M Setahun

BUMDes di Klaten bisa meraup pemasukan Rp 14 miliar setahun dengan mengandalkan tempat wisata diving air tawar Umbul Ponggok.

Baca Selengkapnya

Berfoto Ria di Dasar Umbul Ponggok Klaten

8 November 2017

Berfoto Ria di Dasar Umbul Ponggok Klaten

Umbul Ponggok kini menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Klaten juga Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Embung Mranggen, Beranda Surga Kecil di Jatinom

24 Oktober 2017

Embung Mranggen, Beranda Surga Kecil di Jatinom

Embung mrangen seluas sekitar 1.200 meter persegi itu mirip kolam renang yang menyembul di tengah rerimbunan pohon.

Baca Selengkapnya