Nasi Krawu 3 Generasi di Jalur Daendels  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 26 Mei 2015 14:16 WIB

Nasi Krawu Habbah Sufa, Gresik. TEMPO/Artika Farmita

TEMPO.CO, Gresik - Di Gresik, Jawa Timur, ada satu depot kecil yang menyimpan sejarah kuliner selama tiga generasi di jalur Daendels, membentang dari Anyer sampai Panarukan. Depot kecil itu terletak di Jalan Panglima Sudirman Nomor 14, Kota Gresik.

Jika tak teliti, Anda bisa terkecoh dengan tirai bambu berwarna hijau tua yang mirip dengan warung kopi biasa. Padahal, depot itu terbilang legendaris di Gresik karena menu nasi Krawunya.

Nasi Krawu Habbah Sufa adalah generasi penerus pionir nasi Krawu di Gresik. Surya Rahmiati, generasi ketiga dari dinasti penjual nasi Krawu itu mengungkapkan, adalah neneknya yang pertama berjualan. “Nenek saya, Munimah, yang pertama kali jualan di Gresik setelah pindah dari Arosbaya, Madura tahun 1960-an,” kisahnya.

Nasi Krawu diceritakan sebenarnya berasal dari Bangkalan. Namun saat itu, pangsa pasar yang kurang baik membuatnya Mbuk Mah—panggilan Munimah—hijrah ke Gresik. Ia lantas berjualan di Desa Bedilan, hingga akhirnya jejaknya diikuti putrinya, Sufayyah atau Mbuk Su, ibu Surya di Pasar Gresik. Kelezatan racikan resep keluarga itu tersohor sampai sekarang.

Semula orang mengira, nama nasi Krawu berasal dari cara Mbuk Su mencabik-cabik dagingnya (dalam bahasa Jawa ‘krawuk-krawuk’). Tapi sebenarnya, krawu ialah sebutan dari salah satu komponen parutan kelapa berbumbu cabai merah.

Perempuan yang akrab dipanggil Tetik itu menyebutkan, nasi Krawu terdiri dari nasi putih dengan lauk daging sapi rebus suwir kasar, digoreng dengan bumbu lalu diberi bawang gireng. “Kaldu dari rebusan daging itu dipakai untuk kuah nasi Krawu, yang disebut semur,” ujarnya.

Parutan kelapa jadi komponen utama dalam nasi Krawu, yang diolah menjadi tiga macam. Ada mangut, yakni kelapa muda yang diparut dan dibumbui bercampur kluwak, direbus hingga kadar airnya sampai habis. Lalu ada abon, yakni parutan kelapa yang diberi bumbu hingga kecoklatan. “Untuk krawu, diberi bumbu halus cabai merah sehingga warnanya kemerahan,” urai Tetik.

Yang membuat lidah bergoyang adalah sambalnya. Sambal nasi Krawu digoreng dan dilembutkan bersama petis udang, terasi, dan sedikit kluwak. Perpaduan pedas dan asinnya membuat salah satu pengunjung asal Surabaya, Irfan Maulana, ketagihan. “Rasa pedasnya beda, tapi enak,” ujarnya.

Kalau tak khawatir terserang kolesterol, jeroan dan babat bisa jadi pilihan. Seporsi nasi krawu dibanderol harga Rp 15 ribu.

Dalam sehari, Tetik mengaku bisa menghabiskan daging sapi hingga 10 kilogram. Itu bisa lebih, jika pesanan dari instansi pemerintahan maupun perusahaan swasta yang memesan untuk sajian. “Kalau memasuki bulan Ramadan, pesanan bisa melonjak hingga ribuan kotak nasi krawu untuk acara buka puasa,” akunya.

Dari waktu ke waktu, nasi Krawu menjadi masakan khas Gresik. Di setiap kota kita bisa dengan mudah menemukan warung atau depot yang menjual nasi krawu, dengan penggemar fanatik yang berbeda selera. Silakan mencoba!

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

26 September 2022

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

Julukan Paris van Java untuk Kota Bandung mulai mencuat ketika acara Kongres Internasional Arsitektur Modern di Swiss pada Juni 1928.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

25 September 2022

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

Herman Williem Daendels meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang memindahkan ibu kota kabupaten melalui surat tanggal 25 Mei 1810.

Baca Selengkapnya

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

12 Februari 2018

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

Pada Cap Go Meh, arak-arakan joli yang diikuti liong dari kelenteng-kelenteng itu ada yang melewati jalan Daendels.

Baca Selengkapnya

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

28 Mei 2015

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

Nyaris tak ada jejak kejayaan pelabuhan di ujung Jalan Raya Pos Daendels ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

27 Mei 2015

Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

Tren lukisan di bak truk bergeser ke model stiker. Tetap khas dengan gambar nakal dan kalimat jail.

Baca Selengkapnya

Kisah Mayat di Alas Roban

27 Mei 2015

Kisah Mayat di Alas Roban

Jalan Daendels membelah Alas Roban yang terkenal angker dan rawan kejahatan. Jadi tempat pembuangan mayat.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

27 Mei 2015

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

Prostitusi di jalur Pantura tumbuh sejak zaman Belanda. Titik lokalisasi mengikuti tempat istirahat para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

27 Mei 2015

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

Jadi alat untuk menghukum penduduk karena jembatan tak kunjung selesai

Baca Selengkapnya

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

27 Mei 2015

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

Korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos diperkirakan juga dikubur langsung di sekitar Cadas Pangeran.

Baca Selengkapnya

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

27 Mei 2015

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

Di kota kelahirannya sendiri, Hattem, jejak jenderal bertangan besi ini hanya terdapat di Museum Voerman, museum sejarah Kota Hattem.

Baca Selengkapnya