Merayakan Nagashi Soumen di Musim Panas  

Reporter

Senin, 3 September 2012 15:06 WIB

Warga Jepang di Horinouchi, Kota Fujieda, Prefektur Shizuoka, sedang menikmati nagashi soumen pada Senin siang (20/8). TEMPO/Abdi Purmono

TEMPO.CO, Fujieda — Saya sudah berniat menyaksikan anak-anak muda Jepang berpesta yakiniku atau barbeque di Sungai Seto (Setogawa) di Kota Fujieda, Prefektur Shizuoka, Jepang bagian tengah.

Sungai menjadi ruang publik terbuka yang sangat disuka orang-orang Jepang (Nihon-jin) selama musim semi (haru) dan musim panas (natsu). Banyak sekali tepi sungai yang lapang disulap jadi taman (koen) terbuka yang cantik dan tempat warga berolahraga. Tepian sungai rutin dirawat sehingga tampak rapi dan bersih. Ditambah air nan bening, sungai pun menjadi tempat favorit bermain, berolahraga, berekreasi, dan berpesta di akhir pekan.

Tapi, niat itu mendadak saya batalkan gara-gara Kazuko Nanjo mengundang ke acara memikat dan belum pernah saya alami. Perempuan berumur 60 tahun itu mengajak mengikuti pesta kecil nagashi soumen di halaman rumahnya di Horinouchi, sebuah desa yang dikelilingi perbukitan di Fujieda. Nanjo-san juga mengajak sejumlah bocah agar kedua cucu perempuannya punya teman bermain. Keiji Nanjo, sang suami, turut terlibat.

“Ini yang keenam kali kami buat acara nagashi soumen. Biasanya bersama keluarga saja, tapi kali ini sengaja mengundang tetangga agar kita semua, khususnya anak-anak, menjadi lebih akrab,” kata Keiji Nanjo pada pertengahan Agustus 2012.

Acara berlangsung sederhana tapi menyenangkan. Tuan rumah menyediakan semua kebutuhan. Anak-anak sangat bersemangat “menangkap” mie yang mengalir terbawa air dengan hashi (sumpit). Mie dimasukkan ke cangkir plastik dan cangkir bambu berisi kuah (tsuyu) dari kaldu (dashi) ikan tuna atau cakalang (katsuobushi).

Keberadaan dashi teramat penting dalam khasanah kuliner Jepang. Hampir semua masakan Jepang mengandung dashi. Bahan dasar untuk dashi bisa berbeda di tiap daerah, tapi yang populer berbahan dasar dari ikan tuna dan rumput laut atau kombu. Warga Osaka, misalnya, sangat menyukai dashi dari sababushi atau ikan makarel. Ikan makarel biasa diolah menjadi sarden.

Selain terkenal dengan Gunung Fuji serta teh hijau (ocha) dan jeruk (mikan), Prefektur Shizuoka juga terkenal sebagai salah satu daerah utama penghasil ikan tuna sehingga wajar bila hampir semua kaldu berbahan dasar ikan tuna atau cakalang.

Ikan teri (niboshi) dan jamur shiitake juga merupakan bahan dasar dashi yang cukup populer. Bergantung pada jenis masakannya, dashi bisa ditambah dengan shoyu, mirin, dan cuka. “Kalau untuk nagashi soumen ini pakai dashi ikan tuna,” kata Mako Sugegaya, tetangga Nanjo-san.

Di atas meja terhidang irisan bongkot atau kantan, rajangan kemangi jepang (shiso), dan jahe yang dihaluskan, ditambah rebusan ubi jalar ungu (beni imo) dan kentang. Sebotol besar minuman teh hijau (ocha) dingin dan air mineral juga disuguhkan. Teh berasal dari kebun teh milik keluarga Anjo-san. Semua suguhan di meja tergantung selera.

Namun, prinsip dasar dan cara menikmati nagashi soumen tak berbeda-beda amat. Nagashi soumen merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di musim panas (natsu). Secara harfiah, nagashi berasal berarti “terbang”.

Sedangkan soumen (agar gampang diucapkan kita lafalkan saja jadi “somen”) adalah salah satu jenis mie yang populer dinikmati di musim panas. Somen biasanya dibuat dari beras. Ada juga yang dibuat dari gandum dan sayuran. Apa pun bahannya, somen bertekstur sangat lembut dan lazimnya dimakan dalam keadaan dingin. Makan somen dingin dipercaya berguna mendinginkan atau menenangkan perasaan di saat panas sedang menyengat tapi lembab.

Biasanya, di desa-desa, somen dialirkan bersama air bersih—bisa langsung diminum—lewat batang bambu yang dibelah dan disambung dengan posisi lurus melandai agar somen gampang dialirkan. Sekat-sekat di bagian dalam bambu sudah dibersihkan. Di ujung bambu diletakkan wadah saringan bambu untuk menampung somen yang lolos dari jepitan sumpit.

Seturut perkembangan zaman, peran bambu untuk nagashi soumen banyak diganti dengan pipa plastik seukuran bambu yang bisa dibongkar pasang dan biasanya disusun berkelok. Cangkir atau gelasnya pun diganti dengan cawan biasa. Wadah saringan bisa diganti dengan baskom berbahan keramik atau plastik.

Tapi, apa pun medianya, somen tetap saja “ditangkap” dengan sumpit dan lalu dimasukkan atau dicelupkan ke dalam cangkir atau gelas berisi kuah. Boleh juga dimakan langsung. Dan, seperti kebiasaan orang Jepang makan mie, terdengar suara slurrrp saat somen diseruput ke dalam mulut. Acara makan somen boleh diselingi dengan menikmati menu lain sesuai selera masing-masing.

Menurut Nanjo-san, somen buatan sendiri jauh lebih nikmat dan segar dibanding somen kering yang dijual di toko-toko. Masalahnya, tak semua orang mampu membuat mie. Alhasil, somen kering jadi pilihan praktis. Somen kering ditiris ke dalam air yang mendidih dan setelah matang dicuci dengan air dingin—biasanya dengan menambahkan es batu.

Sejatinya, cara makan somen itu amat praktis tapi jadi tampak “meriah” saat dirayakan dalam nagashi soumen karena melibatkan banyak orang dan orang-orang yang terlibat senang-senang saja. Untuk urusan kreativitas, orang Jepang memang terkesan suka merepotkan diri atau “kurang kerjaan”, tapi esensi sosial dari nagashi soumen adalah mengakrabkan komunikasi dan hubungan personal.

Setelah puas merayakan nagashi soumen, saya langsung pergi ke Setogawa. Sayang sekali, pesta yakiniku di sana sudah selesai.

ABDI PURMONO (SHIZUOKA)


Berita Lainnya:
Pelukan Miranda untuk Nunun
Katy Perry dan John Mayer Masih Pacaran!
Pembakar Al-Quran di Pakistan Ternyata Ulama
Wifi Gratis Sudah Aktif di Jakarta
Indonesia Pemilik Pertama Super Tucano di ASEAN
Oktober, Tiket dan Airport Tax Mulai Disatukan

Berita terkait

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

1 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

2 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

3 hari lalu

Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Dinilai Berpotensi Langgar Undang-undang

Rencana pemerintah memberlakukan penarikan iuran pariwisata di tiket pesawat dinilai berpotensi melanggar undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

3 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

4 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

5 hari lalu

Overtourism di Kepulauan Canary Spanyol, Ribuan Orang Protes Tuntut Perubahan Model Pariwisata

Pengunjuk rasa percaya bahwa model pariwisata Kepulauan Canary tidak berkelanjutan dan harus diubah, merugikan penduduk lokal.

Baca Selengkapnya

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

10 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

10 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

11 hari lalu

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.

Baca Selengkapnya