TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha jenang khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencoba membuat terobosan baru guna mendongkrak penjualan produk mereka. Para pembeli jenang nantinya akan diberi bonus berkunjung ke museum jenang tanpa dipungut biaya.
Baca: Jenang Tebokan untuk Peringati Tahun Baru Islam
Adapun koleksi di museum jenang milik produsen jenang Mubarokfood itu meliputi sejarah jenang Mubarokfood dari generasi pertama sampai sekarang. Lalu ada diorama pasar bubar menara atau pasar pertama jenang tahun 1930, rumah adat, serta sejarah bupati dari masa ke masa. Ada juga peralatan pembuatan jenang dari waktu ke waktu.
"Museum jenang juga dilengkapi dengan miniatur Menara Kudus sebagai ikon kota," kata Direktur Utama Mubarokfood Muhammad Hilmy di Kudus, Selasa, 13 Juni 2017.
Selain itu, museum yang menyatu dengan toko jenang milik Mubarokfood tersebut dilengkapi koleksi foto lama tentang sejarah Kudus. Mulai Alun-alun Kudus tempo dahulu, Ngasirah, yang namanya diabadikan sebagai gedung pertemuan terkenal di Kudus, hingga foto Bupati Kudus dan keluarganya tahun 1867.
Pembuatan museum tersebut, kata Hilmy, merupakan upaya penghormatannya kepada pendahulunya yang mengawali usaha pembuatan jenang. Ia mengakui biaya untuk membuat museum itu tidak sedikit, tapi hal itu menjadi investasi jangka panjang.
Setidaknya, kata dia, wisatawan yang berkunjung ke Kudus, dengan kesempatan yang terbatas, bisa mengetahui budaya lokal dengan lengkap tanpa harus mendatangi tempat-tempat sesungguhnya. Museum jenang juga ingin memberikan ruang budaya dan mempromosikan budaya lokal.
"Kami juga sudah berkomunikasi dengan sejumlah seniman di Kudus dan sekitarnya untuk menggelar kegiatan di museum secara periodik," ujarnya.
Iswatun, salah seorang pengunjung museum, mengakui tujuan awalnya hanya untuk membeli jenang. Namun, setelah membaca ada tulisan museum di lantai II, dia tertarik melihat.
"Ternyata koleksinya cukup banyak, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli jenang," ujar pengunjung asal Kecamatan Jati, Kudus, ini.
Bahkan, dia mengaku, baru mengetahui sejumlah kearifan lokal Kudus secara lengkap melalui koleksi museum tersebut.
Beberapa pengunjung, yang merupakan pembeli jenang Kudus, juga ada yang tertarik dengan koleksi batik khas Kudus yang dipamerkan di museum tersebut.
ANTARA