Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Badak Putih Jantan Terakhir di Bumi Sangat Membutuhkan Pasangan  

image-gnews
Anggota tim Criket Maasai, berpose dengan salah satu badak putih yang masih ada di taman nasional Laikipia, Kenya 14 Juni 2015. Selain berkampanye untuk hidup sehat dan terhindar dari HIV/AID, tim Maasai juga mengkampanyekan kesadaran manusia dalam menjaga dan melestarikan satwa langka yang ada di dunia. REUTERS
Anggota tim Criket Maasai, berpose dengan salah satu badak putih yang masih ada di taman nasional Laikipia, Kenya 14 Juni 2015. Selain berkampanye untuk hidup sehat dan terhindar dari HIV/AID, tim Maasai juga mengkampanyekan kesadaran manusia dalam menjaga dan melestarikan satwa langka yang ada di dunia. REUTERS
Iklan

TEMPO.COJakarta - Sudan, badak putih jantan terakhir di muka bumi, sedang membutuhkan pasangan kencan. Umurnya sudah 43 tahun, dan bila tak segera mendapat pasangan, tentu saja, ancaman kepunahan kian nyata.

Baca juga: Badak Putih Utara Ini Mati, Tinggalkan Hanya 3 Ekor Penerus

Dulunya Sudan masih punya rekan bernama Suni. Namun Suni ditemukan mati pada Oktober 2014.

Sudan, yang kini berada di tempat konservasi Ol Pejeta, Kenya, sebenarnya sudah diarahkan untuk mendekati dua badak putih betina yang ada: Fatu, 17 tahun, dan Najin, 27 tahun.

"Kami sudah mencoba segalanya agar mereka kawin alami," kata Elodie Sampere, manajer pemasaran konservasi Ol Pejeta, di mana tiga badak putih yang di ambang kepunahan itu dijaga 24 jam. "Saat pertama kali ia (Sudan) akan mengawini seekor betina, penjaga hutan membimbingnya…, tapi susah untuk badak." 

"Kami menjauhkannya dari lingkungan kebun binatang yang tidak kondusif untuk insting alami dan menempatkan mereka di lingkungan semi-liar. Ada beberapa perkawinan, tapi tak pernah terjadi kehamilan," ujarnya.

Baca juga: Hampir Punah, Badak Putih Lahir di Taman Safari

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kini para ilmuwan berharap bisa menggunakan cara lain. Mereka ingin melakukan pengobatan kesuburan dan menggunakan sperma Sudan untuk membuahi sel telur, entah Fatu atau Najin. Namun, untuk itu, dibutuhkan biaya tak sedikit, yakni sekitar US$ 9 juta.

Tak kurang akal, akhirnya mereka memunculkan Sudan ke aplikasi perjodohan Tinder di Internet. Profilnya di Tinder bertulisan: “Saya tak bermaksud untuk terburu-buru, tapi nasib spesies saya benar-benar bergantung pada saya. Saya bisa tampil bagus kalau berada di bawah tekanan. Saya suka makan rumput dan bersantai di kubangan lumpur. Tak masalah. Tinggi saya 6 kaki dan bobot saya 5.000 pon (2.267 kilogram).”

Para ahli konservasi berharap kemunculan Sudan di aplikasi kencan Tinder bisa membantu mereka menggalang dana yang dibutuhkan. Mereka memang berburu dengan waktu. Sudan bisa mati kapan saja, baik oleh sebab alamiah maupun perburuan liar.

Para pemburu menjual cula badak putih utara seharga US$ 50 ribu per kg (sekitar Rp 664,9 juta). Itu membuatnya jauh lebih berharga ketimbang emas atau kokain. Maka para penjaga takut kalau Sudan, yang sudah 43 tahun, dibunuh sebelum mereka bisa mengumpulkan dana. "Selalu ada ketakutan itu. Dia sudah tua dan bisa segera mati," kata pakar badak Richard Vigne, CEO Ol Pejeta. "Selama masih ada permintaan cula badak di Timur Jauh, ancaman akan selalu ada."

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

20 hari lalu

Kematian Badak Sumatera di Kalimantan
Sekali Gagal, Badak Pahu Akan Kembali Diambil Sel Telurnya untuk Teknologi Bayi Tabung

Terinspirasi keberhasilan pada Badak Putih di Afrika dan hewan cerpelai. Tantangan antara lain bawa sel telur cepat-cepat ke lab IPB di Bogor.


Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis kabar kelahiran bayi Badak Sumatera berjenis kelamin Jantan di SRS Taman Nasional Way Kambas Sabtu, 25 Nopember 2023. Dok TNWK
Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.


Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

22 November 2023

Koleksi Badak di Sumatra Rhino Sanctuary  (SRS) Taman Nasional Way Kambas (TNWK) bertambah satu setelah September lalu terlahir bayi dari pasangan Ratu dan Andalas. Tempo/Parliza Hendrawan
Bayi Badak di TN Way Kambas Tumbuh Normal, Menunggu Nama dari Menteri

Taman Nasional Way kambas memiliki penghuni baru berupa seekor badak.


Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

24 September 2023

Petugas berusaha menenangkan badak sebelum memotong cula untuk mencegah perburuan liar di Buffalo Dream Ranch, Klerksdorp, Afrika Selatan, Senin, 6 September 2021. Para pemburu liar biasanya membunuh badak untuk mendapatkan culanya. REUTERS/Siphiwe Sibeko
Pertama Kali dalam 1 Dekade, Populasi Badak Afrika Naik

Total ada 23.290 ekor badak sampai akhir 2022 atau naik 5.2 persen dibanding tahun sebelumnya.


Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

22 September 2023

Anak badak bermain bersama induknya di Kebun Binatang Whipsnade. Spesies badak bercula 1 juga terdapat di wilayah Indonesia, salah satunya berada di Ujung Kulon, Banten. Dailymail
Hari Badak Sedunia: Berikut Sederet Keistimewaan Badak, Kulit Tebal Tapi Sensitif

Kulit badak sangat lembut, dan rentan terhadap luka dan sengatan matahari. Hari Badak Sedunia, intip keistimewaan binatang badak ini.


Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

22 September 2023

Ilustrasi Badak Sumatra. Wikimedia
Awal Mula 22 September sebagai Hari Badak Sedunia, Bermula dari Afrika Selatan

Hari ini, 22 September 2010 Hari Badak Sedunia diumumkan WWF Afrika Selatan. Berikut asal mula pencanangannya.


Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

14 April 2023

Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) berhasil diabadikan menggunakan camera trap saat berkubang di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. TNUK adalah salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Alam Dunia oleh UNESCO pada tahun 1992 dan merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah yang tersisa dan terluas di Jawa bagian barat.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Badak Ujung Kulon di Ujung Tanduk? Ini Jawab Kepala Taman Nasional

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Anggodo, bilang, "Inikan bukan kebun binatang yang setiap hari badak bisa dilihat."


Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

12 April 2023

Tangkapan layar kelahiran dua anak Badak Jawa. Dok: KLHK
Auriga Nusantara: Badak Jawa di Ujung Tanduk

Hingga tiga dekade sebelumnya, tidak satu pun kematian badak jawa yang terhubung ke perburuan.


Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

9 April 2023

Anak badak putih afrika, Ramadani Jumat Agung di penangkaran badak putih di Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 8 April 2023. (ANTARA/HO-Humas Taman Safari Bogor)
Bayi Badak Putih Afrika Lahir di Taman Safari Bogor, Diberi Nama Ramadani Jumat Agung

Seekor badak putih Afrika baru saja lahir di Taman Safari Bogor dengan kondisi sehat bugar. Lahir di bulan suci Ramadan di hari Jumat agung.


5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

18 Januari 2023

Ilustrasi kuda nil tengah berendam di sungai
5 Hewan Ini Kulitnya Sangat Tebal

Salah satu ciri fisik hewan adalah di bagian kulitnya