TEMPO.CO, Bangkok - Sekretaris Jenderal Organisasi Wisata Dunia Taleb Rifai mengatakan sektor pariwisata menghadapi tantangan mewujudkan wisata yang berkelanjutan (sustainable tourism). Langkah itu diperlukan sebagai salah satu upaya menjaga keberlangsungan lingkungan. "Kita bertanggung jawab memastikan alam wisata tetap lestari di masa depan," kata Rifai saat membuka World Travel and Tourism Council 2017 di Bangkok, Thailand, Rabu, 26 April 2017.
Menurut Rifai, wisata berkelanjutan harus bisa memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi warga sekitar. Bukan sekadar keuntungan bagi hotel dan obyek wisata. "Dengan demikian, pariwisata berperan mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial," ujarnya.
Selain itu, pelaku pariwisata harus memikirkan cara untuk membantu mengatasi perubahan iklim. Dengan pertumbuhan pelancong hingga 1,8 miliar orang sampai 2030, Rifai menegaskan, harus ada solusi berbasis teknologi agar aktivitas wisata menjadi ramah lingkungan.
Pria asal Yordania itu juga menambahkan, wisata berkelanjutan akan membuat pelancong mempunyai kesempatan besar belajar nilai-nilai budaya dan pemahaman bersama. "Dengan begitu, sektor pariwisata berperan memupus kebencian yang tumbuh karena faktor-faktor primordial," tuturnya.
Menteri Pariwisata Jamaika Edmund Barlett menegaskan tujuan Organisasi Wisata Dunia yang disampaikan Rifai itu. Menurut Barlett, pelaku sektor wisata harus mulai beranjak dari sekadar isu-isu perjalanan dan penginapan turis. "Sektor pariwisata harus bisa memberi keuntungan bagi masyarakat dan komunitas," ujarnya.
RAYMUNDUS RIKANG (Bangkok)