TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat kota yang haus akan rekreasi menyehatkan nan murah kini bisa mendapatkannya dalam satu tempat. Cukup dengan mengelilingi jalur pejalan kaki di depan Kebun Raya Bogor, masyarakat bisa berekreasi tanpa perlu mengeluarkan uang.
Sambil berjalan, kita dapat menghirup udara segar dari kawasan konservasi yang pada Mei mendatang berusia 200 tahun tersebut. Sehat dan segar. Jika beruntung, masyarakat dapat memberi makan rusa di jalur yang melewati Jalan Juanda. Aktivitas ini menjadi favorit anak-anak setiap akhir pekan.Jalur pejalan kaki di Kebun Raya Bogor (Tempo/Yulius Satria Wijaya)
Pada akhir pekan, jalur ini menjadi ruang terbuka publik yang hidup. Bermacam-macam komunitas olahraga beraktivitas di sana, seperti komunitas lari, sepeda, sepatu roda, dan penggemar skateboard.
Jalur pedestrian yang baru diresmikan awal tahun ini lebih lebar dan diklaim ramah bagi penyandang disabilitas. “Kami juga menggandeng komunitas untuk mengenalkan jalur ini,” kata Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarip Hidayat. Untuk membangun jalur pedestrian sepanjang 4 kilometer dengan lebar maksimal 7 meter ini, Pemerintah Kota Bogor menghabiskan biaya Rp 32,2 miliar.
Pemerintah Jambi menggelontorkan dana Rp 88,7 miliar sewaktu membangun Jembatan Gentala Arasy.
Hasilnya memuaskan. Masyarakat kini menjadikan jembatan pejalan kaki terpanjang di Indonesia ini sebagai destinasi wisata favorit untuk menikmati sensasi berjalan di atas arus Sungai Batanghari. “Jembatan itu sudah menjadi obyek wisata alternatif,” kata Kepala Bidang Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi.
Tokoh pemuda setempat, Joni I.M., mengatakan keberadaan ikon Jambi ini meningkatkan pendapatan warga sekitar. Sebab, layaknya tempat wisata, ada sentra kuliner dan oleh-oleh yang dihidupkan oleh masyarakat sekitar. “Warga bisa memperoleh tambahan penghasilan dengan menjual makanan ataupun hasil kerajinan daerah, seperti kain batik,” kata dia.
Selanjutnya: Orchad Road Palembang dan Malioboro