Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kain Rangrang dari Nusa Penida Makin Eksis di Dunia Fashion

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Ni Luh Nusantari menunjukkan kain Rangrang yang menggunakan pewarna alami di Banjar Nyuh, Desa Ped saat acara Nusa Penida Festival, Sabtu, 8 Oktober 2016. TEMPO/Bram Setiawan
Ni Luh Nusantari menunjukkan kain Rangrang yang menggunakan pewarna alami di Banjar Nyuh, Desa Ped saat acara Nusa Penida Festival, Sabtu, 8 Oktober 2016. TEMPO/Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Klungkung - Nusa Penida merupakan nama kecamatan yang menaungi tiga pulau, yaitu Nusa Penida, Lembongan dan Ceningan. Pulau yang masuk kawasan Kabupaten Klungkung, Bali ini memiliki kain khas, yakni kain rangrang.

Pengrajin sekaligus pengusaha kain Rangrang, Ni Luh Nusantari, 42 tahun, dari Dusun Karang, Desa Pejukutan mengatakan pada zaman dahulu kain rangrang hanya digunakan untuk kegiatan persembahyangan dan upacara adat. Namun, kata dia, saat ini kain Rangrang juga banyak dipakai untuk fashion.

"Sekarang sering dibuat kemeja, tas, dompet, udeng (destar), dan sepatu," katanya kepada Tempo di Banjar Nyuh, Desa Ped saat acara Nusa Penida Festival, Sabtu, 8 Oktober 2016.

Nusantari menjelaskan nama kain rangrang merujuk pada bentuk kain yang terdapat banyak lubang-lubang berjarak. "Lubang disesuaikan dengan motif. Dulu disebutnya cerik (selendang) bolong," ujarnya.

Menurut dia, dahulu bahan yang digunakan untuk membuat kain rangrang adalah benang kapas. Namun, berkembangannya zaman dan perkembangan bisnis kain rangrang, sekarang ada tiga jenis bahan kain Rangrang. "Ada bahan rayon, metris (katun), dan sutra. Sutra yang paling mahal," tuturnya.

Ia menjelaskan untuk pewarnaan kain saat ini menggunakan dua bahan, yaitu pewarna sintetis, dan saripati tumbuh-tumbuhan. "Warna alami dari kulit kayu, akar, dan daunnya," katanya. "Kulit pohon mangga untuk pewarna kuning, daun jati pewarna hijau, kayu cang pewarna merah."

Perempuan yang sudah berbisnis kain Rangrang dari tahun 2010 itu menuturkan perbedaan warna alami dan sintetis sangat mudah dibedakan. Nusantari menjelaskan bahwa pewarna sintetis memunculkan warna yang sangat mencolok. Sedangkan, yang bahan alami tampilan warnanya lembut tidak terlalu tebal. "Turis Jepang dan Cina suka pewarna alami karena tidak menimbulkan alergi," tuturnya.

Nusantari mengatakan harga kain rangrang pewarna sintetis untuk ukuran selendang dan sarung bervariasi dari Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu. Sedangkan yang menggunakan pewarna alami berkisar Rp 800 ribu sampai Rp 1,5 juta. "Itu disesuaikan bahan kain yang digunakan paling mahal, bahan sutra."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia kain rangrang banyak berasal dari timur Nusa Penida. Namun, kata Nusantari, karena kain rangrang semakin diminati wisatawan, kini banyak warga Nusa Penida yang menggeluti tenun kain Rangrang.

"Pesanan kain Rangrang yang saya jual sampai ke luar daerah, pesanan sampai Jakarta dan Surabaya," katanya. Ia menuturkan di hari kedua ia berjualan di Nusa Penida Festival (NPF) 2016 kain rangrang yang ia jual sudah terjual 20 potong.

"Ukuran selendang dan sarung dari pewarna alami dan sintetis. Tapi yang laku banyak yang sintetis, karena harganya lebih terjangkau," tuturnya.

Nusantari mengatakan harga untuk kain yang berwarna sintetis dan alami sangat berbeda. Hal tersebut karena proses dan bahan baku. "Pewarna alami mudah didapat karena Nusa Penida masih banyak hutan, tapi prosesnya yang berulang-ulang bisa sampai seminggu," ujarnya.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan saat ini kain rangrang belum mempunyai hak paten. "Itu yang sedang kami usahakan, saya akan kumpulkan para pengrajin dulu. Target kami 2017 awal sudah selesai, bahkan kalau bisa akhir tahun ini," katanya.

Menurut dia, hak paten perlu segera dibuat, karena belakangan ini semakin banyak produksi kain yang menyerupai rangrang. "Banyak plagiat, kain yang motifnya sama lalu dibilang rangrang," ujarnya.

BRAM SETIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tampil Kasual dengan Baju Flanel

4 jam lalu

Tampil Kasual dengan Baju Flanel

Baju flanel dapat dibeli baik di toko fisik ataupun toko online seperti Shopee


Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

8 hari lalu

Seorang gadis dengan blus ala boho chic menghadiri Coachella Valley Music & Arts Festival 2016, di Indio, California.  Matt Cowan/Getty Images for Coachella
Gaya Fesyen Boho Chic Jika Memenuhi 3 Aspek Ini

Gaya Boho Chic pada dasarnya adalah gaya santai yang menggabungkan unsur-unsur hippie, nomaden, dan vintage. Begini lebih jelasnya.


Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

13 hari lalu

Victoria Beckham. Instagram.com/@victoriabeckham
Kolaborasi Victoria Beckham dan Mango, Apa Koleksi Terbarunya?

Koleksi Victoria Beckham dan Mango yang terbaru dari rangkaian kolaborasi para penggemar street fashion


Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

17 hari lalu

Terdakwa kasus pencemaran nama baik, Ahmad Dhani mengenakan peci hitam saat menjalani sidang lanjutan di PN Surabaya, Selasa, 12 Februari 2019. Saat ini Dhani sedang menjalani sidang atas kasus yang terjadi di Surabaya. ANTARA/HO/Ali Masduki
Sejarah Peci Ratusan Tahun Lalu, Disebar Pedagang Hingga Populer Jadi Busana Lebaran

Peci yang identik dengan busana lebaran telah dikenal masyarakat sejak ratusan tahun lalu.


Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

28 hari lalu

Pegiat industri fashion di Yogyakarta mengikuti event  Ramadhan Runway 2024 yang digagas Indonesia Fashion Chamber di Yogyakarta 15-24 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan

Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.


Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

45 hari lalu

Desainer, pengusaha, dan direktur kreatif IKAT Indonesia, Didiet Maulana/Foto: Doc. Pribadi
Tiga Tips Gaya Berpakaian untuk Jurnalis ala Didiet Maulana

Didiet Maulana, Direktur Kreatif Ikat Indonesia memberikan tips padupadankan gaya berpakaian ala jurnalis.


IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

6 Februari 2024

Revolusi Fashion Lokal dalam Indonesia Fashion Ecosystem Summit  (IDFES 2024)
IDFES2024: Revolusi Fashion Lokal

IDFES 2024 yang pertama di Indonesia ini bertema "Revolusi Fashion Lokal" yang akan menjadi creative hub untuk mendorong inspirasi.


Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

5 Februari 2024

Anies Baswedan Konsisten Tampil dengan Busana Formal di Debat Capres, Pengamat Mode Sebut Kode Ini

Anies Baswedan kembali tampil konsisten dengan gaya formal hingga debat capres kelima yang diadakan KPU. Pengamat mode kaitkan dengan kode.


Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Tampil Paling Formal, Anies-Cak Imin Kenakan Jas Hitam di Debat Capres Kelima

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut satu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), tampil paling formal pada debat capres kelima.


Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

4 Februari 2024

Pasangan Capres-Cawapres no urut 03,  Ganjar Pranowo-Mahfud MD tiba dalam debat capres terakhir di JCC, Minggu, 4 Februari 2024. Cuplikan YouTube KPU
Gaya Ganjar-Mahfud dengan Jaket Varsity di Debat Capres Kelima

Ganjar Pranowo dan Mahfud Md memutuskan untuk mengenakan jaket universitas alias jaket varsity dalam debat capres kelima.