TEMPO.CO, Tarempa - Menyeruput kopi pada pagi hari menjadi kebiasaan masyarakat Anambas, Kepulauan Riau. Di sini, kedai kopi mulai buka pukul 04.00 dan tutup pukul 16.00.
Sepekan berada di Tarempa, Kepulauan Anambas, pertengahan Agustus 2016, saban pagi Tempo tidak pernah melewatkan suasana ngopi-ngopi cantik di kedai. Kedai Kopi Murai, misalnya, adalah salah satu tempat favorit selama Tempo berada di pulau, yang pada 1970-an menjadi tempat penampungan pengungsi dari Vietnam.
Kedai Kopi Murai berada di Jalan Hang Tuah 86, Tarempa. Lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Tarempa. Sekitar 5 menit berjalan kaki dari pelabuhan dan 10 menit berjalan kaki dari kantor Bupati Kepulauan Anambas.
Seperti di kedai lain, menu andalannya kopi hitam. Orang-orang di sana menyebutnya kopi O, yang artinya kopi hitam. Kopinya kental dan aromanya sangat kuat, tapi tanpa ampas. Harganya Rp 5.000 per cangkir.
Selain kopi dan teh, di sana disediakan aneka penganan, seperti arem-arem, roti, pastel, nasi kuning, nasi goreng, mi goreng. Harganya mulai Rp 2.000 hingga Rp 6.000 per porsi.
Di kedai itu, pengunjung bisa juga memesan makanan, seperti mi goreng Tarempa, nasi goreng ceplok telur. Namun harganya lebih mahal dibanding penganan yang sudah tersaji. Misalnya harga mi Tarempa, yakni Rp 15-20 ribu.
Wiko Budianto, pengunjung, mengaku tertarik mengopi di Kedai Murai karena didorong rasa penasaran. "Pertama kali, orang-orang seolah nyaman di dalamnya," ujarnya, Kamis, 18 Agustus 2016.
"Lalu jadi tertantang untuk merasakan kopi dan penasaran apa yang orang-orang tersebut rasakan. Seolah asyik banget," ujarnya, menambahkan. Wiko juga senang dengan pelayanannya. "Pengelolanya cukup komunikatif."
RINA WIDIASTUTI