Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desa Celuk, 100 Tahun Menjaga Kerajinan Perak

image-gnews
Desa Celuk Sukawati. guideinbali.com
Desa Celuk Sukawati. guideinbali.com
Iklan

TEMPO.CO, Denpasar - Jalan-jalan ke Bali dan ingin mendapat perhiasan emas dan perak? Datang saja ke Desa Celuk, Sukawati, Gianyar. Di sinilah sejak 100 tahun lalu, perajin perhiasan tersebut terus dilahirkan turun temurun.

Keberadaan Desa Celuk kini didokumentasikan secara lengkap dalam buku berjudul “Jewelry of Bali”. “Tujuannya agar anak-anak muda mau mempertahankan warisan leluhur ini dan membangkitkannya kembali ,” kata Ketua Celuk Design Centre, Made Megayasa, Senin, 15 Agustus 2016.

Hitungan seratus tahun ditarik dari kisah Nang Gati. Warga Celuk ini berangkat menimba ilmu  pengolahan logam ke Kerajaan Mengwi sekitar 1915. Dia kemudian mengajarkan ilmunya kepada generasi pertama pengrajin, yakni berupa perlengkapan upacara keagamaan.

Karya mereka, sebut Megayasa, berkembang menjadi kebutuhan perhiasan bagi kalangan keluarga raja dan para bangsawan hingga memasuki jaman kemerdekaan. Di Tahun 50-an, saat Bali mulai dikunjungi turis , sudah mulai berdiri art shop sebagai tempat berjualan. Namun booming baru terjadi pada 1980-an seiring dengan ledakan jumlah wisatawan.

“Saat itu 90 persen keluarga penghasilan utama dari kerajinan perak,” kata Megayasa. Celuk juga menjadi jalur utama paket wisata ke Bali dimana turis mengawali perjalanan dengan menonton Barong di Sukawati, berbelanja di Celuk, makan siang di Ubud dan kemudian melihat keindahan alam di Tampaksiring dan Kintamani. Pasar ekspor kerajinan dari Celuk pun terbuka lebar ke sejumlah negara.

Namun pada 2000, situasinya cenderung memburuk karena munculnya tempat-tempat penjualan perak yang baru termasuk dengan kehadiran pengusaha asing yang lebih menguasai pasar di luar negeri. “Ketika terjadi bom Bali tahun 2002 dan 2005, Celuk benar-benar terpuruk,” ujarnya. Banyak pengrajin yang gulung tikar dan mengalihkan usahanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi itu membuat sejumlah anak muda menginisiasi pendirian Celuk Design Centre (CDC) pada 2009 untuk menyiapkan langkah terobosan membangkitkan desa Celuk. Selain menerbitkan buku dan memperkaya desain perhasan , CDC juga menggelar Festival Celuk pada 13-14 Agustus 2016.

Aneka kegiatan digelar seperti pameran, fashion show, aneka lomba, dan ain-lain. Ada pula acara peluncuran Celuk menjadi salah-satu kampung UKM digital di Bali dengan dukungan Telkomsel.

Menteri Koperasi dan UKM AA Ngurah Puspayoga yang hadir pada saat Festival menyatakan, Celuk harus menjadi contoh pusat UKM yang berhasil. “Tantangannya harus memahami kebutuhan pasar dan mau menyesuaikan diri,” ujarnya, Jum’at, 13 Agustus 2016.

Kementerian UKM  berjanji untuk membantu dengan fasilitas perkreditan, bantuan peralatan serta promosi di luar negeri. “Jiwa wiraswasta sudah ada disini dan diwariskan oleh leluhur kita. Itu yang harus dipertahankan,” ujarnya.

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

7 hari lalu

PNM Sukses Berdayakan Nasabah Hingga Mengekspor Produknya

Nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Unit Cempaka Banjarmasin, Salasiah, berhasil mengolah rumput purun menjadi berbagai produk yang fungsional seperti tikar, topi, dompet dan tas sebagai produk andalan.


Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

52 hari lalu

Pengusaha aksesori dari bunga kering, Korona 32 tahun di pameran Inacraft 2024 Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat pada Ahad, 3 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani
Berawal Iseng jadi Rezeki, Desainer Kerajinan Perhiasan Bunga Kering Ini Raup Omzet Rp 800 Juta

Berawal dari kecintaannya dengan bunga, desainer kerajinan ini membuat perhiasan dari bunga kering dan akhirnya bisa meraup omzet hingga ratusan juta.


Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

53 hari lalu

Jiffina 2024 digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Pameran Kerajinan Jiffina 2024 di Yogyakarta Digelar Empat Hari, Tebar Hadiah Voucher Hotel

Event pameran kerajinan dan furniture internasional atau Jogja International Furniture & Craft Fair atau Jiffina kembali digelar di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta 2-5 Maret 2024.


Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

57 hari lalu

Pengunjung memperhatikan barang yang dijual dalam pameran Inacraft on October di JCC, Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2023. Salah satu pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara itu diikuti lebih dari 700 peserta yang berlangsung hingga 8 Oktober mendatang. Tempo/Tony Hartawan
Buka Inacraft 2024, Teten Sebut RI Punya Pangsa Pasar 1,25 Persen dalam Industri Kerajinan di Dunia

Menkop UKM, Teten Masduki, memproyeksikan pangsa pasar RI dalam industri kerajinan dapat terus meningkat.


Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

27 Desember 2023

Heri Sutanto atau Cek Eri, seniman pembuat hulu dan warangka keris Palembang (TEMPO/Parliza Hendrawan)
Mampir ke Bengkel Keris Cek Eri, Upaya Selamatkan Pusaka Palembang dari Kepunahan

Cek Eri termasuk dalam segelintir orang yang berikhtiar selamat keris Palembang. Ia membuat hulu juga mengerjakan warangka keris Palembang


Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

16 Desember 2023

Suasana Rumah Rajut di Pulau Ngenang Kota Batam, Kamis, 14 Desember 2023. (TEMPO/Yogi Eka Sahputra)
Rumah Rajut dan Tenun jadi Daya Tarik Turis Mancanegara di Pulau Ngenang Batam

Pulau Ngenang di Batam yang menjadi tempat tinggal suku Melayu kini menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.


Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

3 Oktober 2023

Suasana Grebeg Bambu bertajuk Lord of the Pring di Bantul Yogyakarta Minggu 1 Oktober 2023. (Dok.visiting jogja)
Menengok Keseruan Festival Bambu Lord of the Pring di Bantul

Kerajinan bambu Munthuk, Bantul, Yogyakarta, telah memiliki pasar dalam negeri dan mancanegara.


Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

27 September 2023

Seorang pengunjung tengah memilih produk kerajinan di Inacraft (Istimewa)
Pecinta Kerajinan, Inacraft Bakal Digelar 4-8 Oktober Ini di JCC

Inacraft on October 2023 juga akan menghadirkan fasilitas khusus yang disebut dengan Talam Inacraft.


Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

18 Juni 2023

Xavi Vierge usai finis di WorldSBK Indonesia 2023. (Foto: HRC)
Terkini: Indef Sebut Penyebab Meruginya MotoGP dan WSBK, Susi Pudjiastuti Buka Suara Lagi soal Ekspor Pasir Laut

Ekonom Indef menanggapi dua event internasional yang diselenggarakan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, MotoGP dan WSBK, yang disebut merugi.


Himki Sebut Peluang Pasar Global Produk Mebel dan Kerajinan Terbuka Lebar

18 Juni 2023

Pekerja membuat mebel berbahan palet kayu bekas di Jakarta, Rabu 28 September 2022. Fluktuasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat beberapa industri mengalami kebingungan. Pasalnya naik turunnya harga BBM akan mempengaruhi penetapan harga jual barang kepada konsumen. Salah satu yang terpengaruh, yakni industri mebel berbahan palet kayu bekas. TEMPO/Subekti
Himki Sebut Peluang Pasar Global Produk Mebel dan Kerajinan Terbuka Lebar

Himki menyatakan peluang masuk ke pasar global terhadap produk mebel dan kerajinan nasional masih terbuka lebar.