TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku wisata Yogyakarta diminta kreatif mengembangkan paket wisata menjelang penerapan wisata terintegrasi di negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN pada 1 Januari 2017.
Kementerian Pariwisata, pada awal 2017, bekerja sama dengan negara lain di ASEAN. Salah satunya Kamboja, dalam satu paket wisata ziarah terintegrasi. Misalnya wisatawan yang datang ke Angkor Wat bisa melanjutkan wisatanya ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.
Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) DIY Sudianto mengatakan, pada 31 Mei, Asita akan bertemu dengan Kementerian Pariwisata untuk membahas secara khusus wisata ASEAN yang terintegrasi. Menurut dia, ini adalah peluang bagi biro perjalanan untuk menarik banyak wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
Pelaku wisata mesti kreatif membuat paket wisata yang variatif. "Misalnya, setelah berkunjung selama empat hari di Angkor Wat, Kamboja, wisatawan bisa ikut paket wisata empat hari di Borobudur dan Yogyakarta," kata Sudianto, Kamis, 26 Mei 2016.
Paket wisata yang kreatif, menurut dia, di antaranya mengeksplorasi budaya ataupun kesenian tradisional. Misalnya mengajak wisatawan berkunjung ke kampung mainan tradisional anak di Bantul. Pelaku wisata juga bisa menawarkan paket wisata alam, misalnya berkunjung ke Gua Pindul di Gunungkidul.
Menurut Sudianto, ASEAN menjadi pasar wisata yang bagus. Thailand dan Vietnam merupakan dua negara yang punya minat besar berkunjung ke Indonesia. Dari Thailand, banyak penganut Buddha yang datang ke Borobudur. Peluang ini mesti ditangkap dengan paket-paket wisata yang kompetitif. Pelaku wisata juga perlu gencar menjalin kerja sama dengan maskapai penerbangan. Di Yogyakarta, saat ini terdapat 187 biro perjalanan yang berhimpun di Asita.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY Istijab Danunagoro menyambut baik wisata terintegrasi di kawasan ASEAN itu. Selama ini, wisatawan yang berkunjung ke Borobudur lebih banyak memilih menginap di hotel yang berada di Yogyakarta.
Wisatawan itu kebanyakan mengunjungi Borobudur di Magelang menuju Candi Prambanan di Yogyakarta dan Keraton Yogyakarta. Dengan begitu, Yogyakarta menjadi tujuan utama mereka sehingga pelaku wisata untung. "Saya berharap pemerintah lebih berusaha keras mempromosikan Borobudur karena kunjungan puluhan ribu turis kalah jauh dibanding pengunjung Angkor Wat, yang mencapai jutaan," ucapnya.
SHINTA MAHARANI