TEMPO.CO, Situbondo - Taman Nasional Baluran mulai menjadi lokasi favorit untuk pengambilan gambar pranikah atau prewedding. Para pemburu gambar kesengsem dengan lanskap Baluran yang mirip foto-foto di Afrika dengan savana dan satwa liarnya.
Mahrudin, petugas hubungan masyarakat Taman Nasional Baluran, mengatakan nuansa ala Afrika makin menggeliat saat musim kemarau, sekitar Mei sampai Oktober, dengan rerumputan yang mengering dan pepohonan yang meranggas. Saat itulah sebutan Baluran sebagai "Little Africa" menyeruak.
Baca Juga:
Menurut Mahrudin, pengunjung yang menjadikan Baluran sebagai lokasi pemotretan sebelum menikah bukan hanya warga Jawa Timur. "Banyak yang rela datang dari Jakarta dan Bandung," ujarnya kepada Tempo di lokasi, Rabu, 20 April 2016. Dia mengatakan para sejoli itu mengikuti tren foto prewedding outdoor yang marak beberapa tahun belakangan. "Baluran jadi favorit."
Puncak kunjungan adalah saat musim kering. Lokasi yang ramai dikunjungi, Mahrudin melanjutkan, antara Bekol hingga Bama. Di kawasan ini, pengunjung bisa menyaksikan kerumunan satwa seperti banteng. "Biasanya saat hari libur, terutama Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, ramai pengunjung," tuturnya. Taman Nasional Baluran terletak di Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, wilayah Kabupaten Situbondo, dan berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi.
Saat Tempo menyambangi Baluran, taman nasional di ujung timur Jawa itu masih hijau. Maklum, curah hujan menipis. Musim hujan belum betul-betul usai. Luas TN Baluran sekitar 25 ribu hektare yang terdiri atas hutan, savana, dan gunung. Penghuninya antara lain rusa, kerbau, banteng, monyet ekor panjang, dan merak. Selain "Little Africa", kawasan lindung itu juga dijuluki "Africa van Java".
DAVID PRIYASIDHARTA