TEMPO.CO, Karanganyar - Wisatawan yang berkunjung ke Karanganyar, Jawa Tengah, barangkali lebih mengenal obyek wisata Gerojogan Sewu di Tawangmangu. Tempat wisata di lereng Gunung Lawu itu dikenal dengan sebutan Air Tejun Jumog.
Tempat wisata ini berada di Kecamatan Ngargoyoso yang dikenal sebagai penghasil teh. Lokasinya berdekatan dengan kompleks Candi Sukuh dan Candi Cetho. Air terjun Jumog menjadi 'bonus' bagi wisatawan yang berkunjung ke Ngargoyoso, karena mereka bisa menikmati kebun teh, candi serta air terjun sekaligus.
Air terjun Jumog mengalir dari tebing yang tingginya sekitar 30 meter. Tebingnya dipenuhi lumut, tumbuhan merambat hingga tumpuhan paku sehingga terlihat hijau. Air terjun yang turun terlihat putih menandakan jernihnya air yang mengalir.
Tempat wisata itu dikelilingi oleh tebing-tebing berlumut. Di hari libur, pengunjung harus berdesak-desakan untuk bisa mendekat dengan air terjun. Meski demikian, dinginnya udara pengunungan membuat suasana tidak terasa pengap.
Wisatawan yang ingin menikmati sensasi air dingin pegunungan bisa turun ke sungai kecil berbatu di bawahnya. Arusnya tidak seberapa kuat lantaran debit air yang masuk dari air tejun tidak seberapa besar meski di musim penghujan.
Pengunjung juga tidak perlu khawatir bakal kelaparan. Di kawasan itu ada beberapa warung yang menyajikan masakan khas berupa sate ayam serta sate kelinci. Pengunjung bisa menikmatinya sembari duduk lesehan di tepi sungai.
Sebagai pelengkap, sebuah kolam renang untuk anak-anak juga tersedia di tempat itu. Airnya sangat segar, bahkan cenderung dingin lantaran menggunakan air yang bersumber dari pegunungan.
Air terjun Jumog dibuka untuk wisatawan sejak 11 tahun silam. Saat itu, warga dan Pemerintah Desa Berjo membuka akses yang dipenuhi semak. Mereka akhirnya membentuk Badan Usaha Milik Desa yang mengelola tempat wisata itu.
Wisatawan yang berkunjung ke Jumog kebanyakan mengendarai sepeda motor atau mobil pribadi. "Tidak ada kendaraan umum yang masuk hingga ke sini," kata Nardi, salah satu warga. Angkutan pedesaan jurusan Karangpandan-Ngargoyoso melintas sekitar 3 kilometer dari tempat wisata itu. "Bisa naik ojek," katanya.
Wisatawan yang masuk ke Air Terjun Jumog dari pintu loket atas harus uji fisik dengan menuruni tangga dari semen permanen. Entah benar atau tidak, ada tulisan yang menyebutkan bahwa jumlah anak tangganya mencapai 116 susun.
Sedangkan akses menuju air terjun dari pintu loket bawah lebih mudah. Hanya saja, jalan menuju pintu loket bawah hanya berupa jalan tanah yang sempit, sulit dilalui oleh mobil berukuran besar.
AHMAD RAFIQ