TEMPO.CO, Surabaya - Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan imbauan perjalanan (travel advisory) kepada warga negara Indonesia terkait dengan penyebaran virus Zika. Kementerian Kesehatan mencatat beberapa negara berstatus KLB virus Zika, seperti Brasil, Cape Verde, Kolombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan Suriname. Serta, 22 negara yang memiliki status transmisi aktif virus Zika.
Namun, bila tiket perjalanan sudah di tangan dan Anda enggan membatalkannya, setidaknya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. “Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari bepergian ke negara-negara itu, karena di Brazil sudah ada 3.500 kasus bayi yang otaknya menyusut karena diduga terkena virus Zika,” kata pendiri Komunitas Backpacker Dunia Indonesia (BDI), Elok Dyah Messwati, saat dihubungi, Sabtu, 6 Februari 2016.
Elok mengungkapkan, travelling atau bepergian ke negara-negara yang sedang mengalami wabah adalah pilihan. Karena tak jarang pula, para pelancong tetap berangkat lalu mendapat gambaran yang tak seperti pemberitaan di media.
Ia mencontohkan saat penyebaran virus MERS merebak di Jepang dan Korea Selatan pada pertengahan tahun 2015 lalu. Banyak anggota komunitasnya yang akhirnya membatalkan perjalanan, namun ada pula yang tetap berangkat. “Ternyata sampai di Korea, tidak semenakutkan yang dipikirkan orang. Semua bergantung kesadaran masing-masing,” ujarnya.
Meski begitu, Elok menyarankan agar masyarakat melakukan sejumlah persiapan menjelang keberangkatan ke luar negeri. Terutama ke negara yang rawan penyakit atau virus tertentu. “Kalau akan pergi ke daerah Afrika, harus suntik meningitis,” kata dia.
Baca Juga:
Lalu, pelancong sebaiknya selalu membawa obat-obatan pribadi seperti obat flu, diare, masuk angin, penurun demam, hingga perlengkapan medis sederhana seperti untuk mengatasi mimisan. “Kesannya sepele, tapi kalau harus ke dokter karena sakit perut, demam, mau beli obat kan jadinya mahal.,” tutur dia.
Untuk itu, Elok pun menegaskan pentingnya menggunakan jasa asuransi di luar asuransi keselamatan perjalanan. “Belilah asuransi untuk jaga-jaga seandainya mengalami sakit atau kecelakaan saat berada di negara tujuan,” kata dia. Untuk perjalanan ke Eropa misalnya, cukup membayar sekitar US$ 40 atau Rp 700 ribu-800 ribu selama dua minggu.
Kementerian Kesehatan mengunggah imbauan perjalanan (travel advisory) melalui laman situs resmi Kementerian Kesehatan. Dalam imbauan tersebut, Menteri Kesehatan menyebut daftar nama negara-nega yang mengalami KLB Virus Zika, yaitu Brazil, Cape Verde, Colombia, El Savador, Honduras, Martinique, Panama, dan Suriname.
Sedangkan negara-negara yang memiliki status transmisi aktif, yaitu: Barbados, Bolivia, Curacao, The Dominican Republic, Ecuador, Fiji, French Guiana, Guadalope, Guatemala, Guyana, Haiti, Meksiko, New Caledonia, Nicaragua, Paraguay, Puerto Rico, Saint Martin, Samoa, Tonga, Thailand, US Virgin Islands, dan Venezuela.
ARTIKA RACHMI FARMITA