Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Toraja Terancam Tak Masuk World Heritage  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Warga melakukan ritual tari Ma'badong pada upacara Rambu Solo di Kesu, Toraja utara, Sulawesi Selatan, 25 Agustus 2015. Ma'badong merupakan ritual mendoakan orang yang telah meninggal agar arwahnya diterima di alam baka, juga ratapan kesedihan dan kenangan hidup sang mendiang selama hidupnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Warga melakukan ritual tari Ma'badong pada upacara Rambu Solo di Kesu, Toraja utara, Sulawesi Selatan, 25 Agustus 2015. Ma'badong merupakan ritual mendoakan orang yang telah meninggal agar arwahnya diterima di alam baka, juga ratapan kesedihan dan kenangan hidup sang mendiang selama hidupnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Iklan

TEMPO.COMakassar - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, menyatakan, keinginan menjadikan Toraja sebagai World Heritage oleh UNESCO terancam tidak dapat terlaksana setelah skor yang didapatkan semakin menurun.

Hal ini, menurut Jufri, akibat termodernisasinya artefak budaya yang dimiliki di sana, seperti rumah tongkonan yang aslinya terbuat dari bahan tradisional dengan atap dari bambu, tiang dari kayu hutan, dan lantainya dari papan, sekarang ini sudah dimodernisasi antara lain atap dari seng dan tiangnya dari beton. 

"Dengan adanya pergeseran dari tradisional ke modern justru ini mengurangi nilainya makanya kami harapkan agar ada komitmen dari Toraja Destination Management Organization (DMO) Heritage Toraja, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan komunitas adat agar nilai budaya itu tidak hilang" kata Jufri, Rabu, 9 Desember 2015. 

Jufri menyatakan, saat ini Toraja DMO telah mulai melakukan pendampingan terhadap komunitas masyarakat adat yang ada, termasuk mempertahankan bentuk tongkonan sebagai bentuk komitmen.

"Sekarang ini tinggal Kete Kesu yang alami sampai saat ini," ujar Jufri.

Dia menambahkan, saat ini masih ada tongkonan yang masih memenuhi syarat dan bentuk aslinya. Namun artefak dan benda budayanya berubah karena modernisasi. Padahal salah satu syarat untuk menjadi World Heritage adalah mempertahankan artefak dan fungsinya.

"Sekarang komunitas adat masih bertahan, bentuk tongkonan masih seperti itu, cuma artefak dan bahannya sudah berubah. Harus dikembalikan, atau tunjuk 1 atau 2 yang masih asli," imbuhnya.

Ketua Harian Toraja DMO Luther Barrung menjelaskan, yang dinilai oleh UNESCO bukan hanya rumah tongkonan, melainkan juga satu paket dengan kehidupan masyarakatnya di sana, tempat tinggalnya, serta sawah dan tempat menyimpan peternakannya. 

"Mungkin di beberapa wilayah ada yang sudah termodernisasi. Tapi masih ada yang di perkampungan, dan semua ini masih asli tidak tersentuh zaman modern," ujar Luther.

Luther menyebutkan, yang selama ini menjadi kendala sebenarnya adalah tidak adanya management plan serta ditunjuknya penanggung jawab dan tim yang dapat mengontak UNESCO tentang apa-apa saja yang akan menjadi penilaian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Luther menjelaskan, setelah dimekarkannya dua daerah ini maka semakin sulit, apalagi kalau kemudian pihaknya harus bekerja tapi tidak ada pegangannya.

"Kalau Toraja masuk dalam World Heritage, untuk promosi tidak perlu susah karena akan ditangani UNESCO langsung," ucap Luther.

Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyatakan akan menunjuk Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan Jufri Rahman sebagai penanggung jawab untuk menjadikan Toraja sebagai World Heritage. 

IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

5 hari lalu

Senja di desa adat Waerebo, 28 April 2017. Desa adat Waerebo terletak di atas ketinggian 1200 Mdpl di Kabupaten Manggarai, NTT. ANTARA FOTO
Pesona Wae Rebo, Desa di Atas Awan yang Diakui Dunia

Wae Rebo, desa di perbukitan Pulau Flores, NTT dinobatkan sebagai salah satu kota kecil tercantik di dunia oleh The Spector Index, serta diakui UNESCO


Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

8 hari lalu

Kota Kotor di Montonegro. wikipedia.org
Kota Kotor yang Tak Kumuh Sama Sekali di Montenegro, Salah Satu Kota Terbaik di Dunia

Berbeda dengan definisi kotor di Indonesia, Kota Kotor di Montenegro menjadi salah satu kota terbaik di dunia versi Lonely Planet.


Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

10 hari lalu

Ir H Reguel Sidjabat (kiri) bersama Arsitek F. Silaban (tengah) pada saat pengerjaan Masjid Istiqlal. Dok. Keluarga Sidjabat
Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya


Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

28 hari lalu

Pegawai minimarket tengah mengisi rak beras premium dengan beras merah yang baru datang di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Senin 12 Januari 2024, Kekosongan stok beras premium masih terjadi pada ritel di sejumlah daerah. Jika stoknya ada, tetapi hanya sedikit dan pembeliannya dibatasi hanya 2 pcs per orang per hari. TEMPO/Tony Hartawan
Terkini: Pengusaha Sebut Penyebab Beras Langka di Retail Modern karena Diserbu Caleg, Jokowi Titipkan 4 Nama untuk Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Wakil Ketua Perpadi Billy Haryanto mengungkap, kelangkaan stok beras kemasan 5 kilogram di sejumlah retail modern karena dibeli oleh Caleg.


Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

29 hari lalu

Atraksi liong pada arak-arakan perayaan Cap Go Meh di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu 24 Februari 2024. Ratusan Umat Tridharma di Gorontalo menggelar Cap Go Meh yang merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek dengan arak-arakan tandu arca dan dewa, kendaraan hias, musik bambu, serta pertunjukan barongsa dan liongi. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin
Menparekraf Sandiaga Targetkan Gorontalo Masuk Jaringan Kota Kreatif UNESCO

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Kabupaten Gorontalo bisa masuk dalam jaringan Kota Kreatif UNESCO. Target tersebut dapat dikejar melalui penguatan kolaborasi pemda dengan pelaku ekonomi kreatif.


27 Februari Hari LSM Sedunia: Menyelami Latar Belakang Berdirinya Organisasi Non-Pemerintah

29 hari lalu

Pemerhati lingkungan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) saat memperkenalkan Monster Plastik di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, pada Sabtu, 20 Juli 2019. TEMPO/Lani Diana
27 Februari Hari LSM Sedunia: Menyelami Latar Belakang Berdirinya Organisasi Non-Pemerintah

Peringatan Hari LSM Sedunia, pentingnya peran organisasi non-profit dalam ciptakan dunia yang lebih adil, berkelanjutan, dan berkeadilan untuk semu


Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

31 hari lalu

Yayan Ruhian dalam film serial Who Is Erin Carter. Instagram/yayanruhian
Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

Yayan Ruhian adalah salah satu praktisi silat yang terjun ke dunia film. Ia membantu para guru silat mempopulerkan pencak silat ke dunia.


Fakta Greenland, Pulau Terbesar di Dunia yang Tidak Memiliki Jalan

34 hari lalu

Greenland merupakan salah satu tempat di dunia yang tidak memiliki jalan serta berpopulasi sedikit. Ketahui fakta menarik Greenland berikut ini. Foto: Canva
Fakta Greenland, Pulau Terbesar di Dunia yang Tidak Memiliki Jalan

Greenland merupakan salah satu tempat di dunia yang tidak memiliki jalan serta berpopulasi sedikit. Ketahui fakta menarik Greenland berikut ini.


Penutupan Pulau Kunti di Sukabumi, Mencegah Pembalakan Kayu Santigi?

44 hari lalu

Pekerja mendekorasi kayu dengan tema bonsai sebuah aquascape,  di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa 20 Oktober 2020. Bisnis aquascape berbagai jenis seperti Bonsai, Jungle, dan discus tank di masa pandemi mengalami peningkatan yang dijual mulai Rp.8 juta hingga Rp3.50 juta per akuarimum yang dipesan hingga ke berbagai daerah seperti Bandung dan Kalimantan. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Penutupan Pulau Kunti di Sukabumi, Mencegah Pembalakan Kayu Santigi?

Dikenal sebagai bahan terbaik untuk bonsai dan aquascape, saat ini, pohon santigi di karang pulau Kunti, Sukabumi telah punah karena dijarah.


Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

52 hari lalu

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

Candi Muarojambi diyakini sebagai kompleks pendidikan Buddha tertua di nusantara. Didorong jadi Situs Warisan Dunia UNESCO