TEMPO.CO, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta, bakal menambah koleksi lokomotif uap kuno untuk pariwisata. Lokomotif itu akan digunakan bergantian dengan Sepur Kluthuk Jaladara, yang telah dioperasikan sejak beberapa tahun terakhir.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Surakarta, Yosca Herman Soedrajat, mengatakan lokomotif itu akan didatangkan dari Taman Mini Indonesia Indah. "Semua izin pemindahan lokomotif telah lengkap," katanya, Rabu (25/11).
Menurut Herman, Kementerian Perhubungan telah memberi lampu hijau atas pemindahan lokomotif tersebut. Bahkan, kementerian telah menyiapkan sejumlah fasilitas, termasuk perbaikan serta pengangkutan. "Kami tinggal menerima dan memakai," katanya.
Rencananya, lokomotif tersebut akan digunakan untuk menarik gerbong wisata di jalur Stasiun Purwosari hingga Stasiun Sangkrah. Jarak dua stasiun itu sekitar 5,6 kilometer. Jalur rel yang itu melintas sejajar dengan Jalan Slamet Riyadi, yang merupakan jalan protokol di kota.
Menurut Herman, pihaknya akan mengoperasikan lokomotif itu secara bergantian dengan Sepur Kluthuk Jaladara. "Menjadi semacam lokotif cadangan," katanya. Usia lokomotif yang sudah sangat tua membuat pihaknya harus semakin sering melakukan perawatan.
Juru bicara PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta, Gatut Sutiyatmoko, mengatakan masih menunggu instruksi dari pusat, terkait pengoperasian lokomotif itu. "Pengoperasian lokomotif tetap dilakukan PT KA," katanya.
Dalam pengoperasian lokomotif tersebut, pihaknya harus menyediakan personel yang memiliki keahlian khusus. Sebab, tidak sembarang masinis dan teknisi mampu mengurusi kereta api kuno itu. "Teknologinya jauh berbeda dengan lokomotif modern," kata dia. AHMAD RAFIQ