TEMPO.CO, Jakarta - Hutan bakau Kondang Buntung di kawasan pesisir Sendangbiru, Kabupaten Malang, Jawa Timur, kini mulai tumbuh lagi setelah terjadi pembabatan besar-besaran pasca-Reformasi 1998, yang membuat luasnya menyusut tajam. Sepanjang 2004-2005, secara sukarela seorang warga Sendangbiru bernama Saptoyo, 46 tahun, bersama sekitar 25 warga di sana rutin menanam bakau di kawasan hutan Sendangbiru dari hasil pembibitan sendiri.
Ayah dua anak yang hanya lulusan SMA itu mengajak orang di kampungnya untuk menghidupkan kembali hutan di pesisir Sendangbiru yang gundul. Kecintaan mereka untuk menjaga alam kemudian diikuti dengan membentuk komunitas pelestari hutan Bhakti Alam.Tony, lelaki Biak itu adalah anggota komunitas Bhakti Alam.
Hutan bakau di Kondang Buntung memang dulu pernah merajai bentang alam Sendangbiru. Luasnya mencapai ratusan hektare. Kemudian menjadi tinggal sekitar 73 hektare. Itu pun sebagian rusak dan hanya menyisakan bonggolnya. Penggundulan hutan mengakibatkan erosi tanah di pesisir Sendangbiru. Tanah longsor hingga ke laut dan merusak ekosistem laut, termasuk ikan. Sendangbiru, yang semula kaya dengan ikan, tiba-tiba paceklik pada 2000-an. Sampai-sampai Pemerintah Kabupaten Malang mengirimkan bantuan beras untuk warga di sana. Sendangbiru yang makmur sebagai penghasil ikan menjadi daerah miskin.
Saptoyo, selain melakukan pembibitan sendiri, juga mendapat bantuan bibit bakau dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Malang. “Kami juga mendapat bantuan sekitar 12.000 bibit dari program corporate social responsibility (CSR) Bank Indonesia,” kata Saptoyo. Setelah berjalan hampir 10 tahun, langkah Saptoyo dan komunitas Bhakti Alam membuahkan hasil. Lahan bakau yang telah dipulihkan mencapai sekitar 73 hektare, termasuk di kawasan Kondang Buntung, yang setiap pagi dikontrol oleh Tony. “Ikan-ikan kini mulai banyak ditemukan lagi di perairan sekitar hutan mangrove ini,” ujar Tony sambil terus mendayung sampannya.
Keberhasilan itu membuat Perhutani mengajak Bhakti Alam bekerja sama mengelola kawasan hutan Sendangbiru. Saat ini Saptoyo dan Bhakti Alam mengelola kawasan konservasi yang meliputi delapan pantai di Sendangbiru: Pantai Clungup dan Gatra (kawasan konservasi bakau), Pantai Bangsong dan Teluk Asmoro (konservasi penyu), serta Pantai Savana, Mini, Watu Pecah, dan Tiga Warna (konservasi terumbu karang).
NURDIN KALIM