TEMPO.CO, Boyolali - Masyarakat di lereng Gunung Merapi wilayah Kabupaten Boyolali akan mengarak kepala kerbau menuju Pasar Bubrah di kawasan puncak untuk menyambut malam 1 Muharam 1436 atau malam Tahun Baru Jawa yang jatuh pada Selasa, 13 Oktober 2015.
Pasar Bubrah adalah sebutan bagi lokasi yang biasa menjadi tempat istirahat para pendaki Gunung Merapi. Berada di ketinggian sekitar 2.300 meter di atas permukaan laut (mdpl), Pasar Bubrah hanya berjarak sekitar satu jam perjalanan dari puncak salah satu gunung teraktif di Indonesia itu (2.968 mdpl).
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boyolali Hartono mengatakan kirab mengarak kepala kerbau itu termasuk rangkaian acara sedekah gunung yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di lereng Merapi wilayah Kecamatan Selo. “Selain kepala kerbau, kirab sedekah gunung juga akan mengarak bermacam ubo rampe,” kata Hartono, Selasa, 13 Oktober 2015.
Ubo rampe itu meliputi tumpeng nasi jagung, brubus daun lumbu, gomok, acung-acung, bothok sempuro, palawija, rokok klobot, pisang, kembang kanthil, kunir, telur, serta uang logam Rp 100. Kepala kerbau dan bermacam sesaji tersebut akan diarak dari kantor Desa Lencoh, Kecamatan Selo, menuju Joglo Merapi.
Di Joglo, yang berada di kompleks fasilitas wisata alam di kawasan Selo, Hartono mengatakan akan diadakan pembacaan legenda Gunung Merapi serta pelantunan kidung-kidung doa. Selanjutnya, kepala kerbau dan ubo rampe diarak menuju Pasar Bubrah sebagai sedekah kepada gunung.
“Sedekah gunung ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas segala karunia dan kemakmuran yang telah dilimpahkan kepada masyarakat,” ujar Hartono.
Selain mengarak kepala kerbau dan ubo rampe ke kawasan puncak Gunung Merapi, sedekah gunung juga akan dimeriahkan dengan pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Semar Mbangun Kayangan di Joglo Merapi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Boyolali Mulyono Santoso mengatakan pelestarian tradisi sedekah gunung di Kecamatan Selo sekaligus bertujuan untuk mempromosikan keelokan obyek pariwisata alam lereng Gunung Merapi. “Dari pengalaman sebelumnya, acara tradisi ini selalu menarik perhatian masyarakat dari luar Boyolali,” tutur Mulyono.
Selain bisa menyaksikan kirab kepala kerbau dan pergelaran wayang kulit, Mulyono menambahkan, masyarakat juga akan dihibur dengan pementasan tari-tarian tradisional lereng Gunung Merapi dan Merbabu. “Harapan kami, masyarakat dari luar Boyolali berkenan meluangkan waktu untuk menyambut malam 1 Suro di Boyolali,” ucap Mulyono.
DINDA LEO LISTY