TEMPO.CO, Jakarta - Tuuuuuuuuttttt……
Suara suling satu kali terdengar dari kapal Pelni KM. Dobonsolo. Ini tandanya, dalam sejam, kapal akan berlayar. Para penumpang yang masih berada di ruang tunggu di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta bergegas menaiki tangga kapal.
Saya dan keluarga pun menaiki kapal untuk berebut mencari tempat untuk beristirahat. Ternyata, di dalam kapal, sudah banyak ribuan manusia. Mereka tiduran di dek kapal, sambungan tangga, di kelas ekonomi, masing-masing di atas bed yang sudah disiapkan. Saya dan Manager Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan PT Pelni Akhmad Sujadi mencari tempat yang kosong. Tapi sepertinya, saya kalah cepat dengan pemudik lain.
“Ayok, kita temui bagian distribusi kamar,” kata Sujadi pada Rabu, 15 Juli 2015. Saya mengikuti langkahnya. Ia memberikan tiket saya kepada pengatur kelas. “Dapat kamar tapi nggak ada bednya ya di 392,” ucap pengelola kamar.
Saya diantar Pak Sujadi ke kamar itu. Di kapal yang biasanya mengurusi trayek Indonesia timur itu, terbagi dalam beberapa kelas. Kelas I, II, dan ekonomi.
Saya mendapatkan kamar kelas II bersama para panitia mudik. Kamar kelas II berukuran 5 x 6 meter. Di dalamnya terdapat fasilitas ranjang susun dua buah, kamar mandi, dan lemari pakaian.
Setelah menaruh tas di kamar, kami diajak ke anjungan kapal untuk dikenalkan para juru mudi, mualim, dan nakhoda kapal KM Dobonsolo, Kapten Muhadu. “Nanti dinikmati ya mudik pakai kapal,” kata Muhadu dengan ramah.
Pria berbadan tinggi tegap ini memperlihatkan wajah Indonesia timur yang cakap berlayar. “Jack Sparrow aja tunduk sama dia,” kata seorang pejabat Pelni yang mengikuti rombongan mudik ini menyebut tokoh fiksi bajak laut dalam trilogi film Pirates of the Carribean.
Tepat pukul 16.00, Muhadu memimpin mengoperasikan pemberangkatan kapal. Selama setengah jam, saya menyaksikan proses pelayaran kapal. Tiap kali dia mengomando, para juru mudi dan mualim menirukan komandonya. Suasana di dalam anjungan sedikit tegang. Kecuali nakhoda dan anak buah kapal, kami tidak boleh mengeluarkan suara.
Dari anjungan terlihat jelas sandaran kapal dilepaskan dan mulai berlayar menjauhi daratan menuju Semarang, Jawa Tengah.