TEMPO.CO , Semarang: Lontong opor Cap Go Meh, adalah salah menu makanan favorit perayaan tahun baru Imlek. Ibarat lebaran kurang afdol tanpa opor ayam, pun demikian perayaan Imlek tanpa lontong opor ayam Cap Go Meh. Namun, tahukah Anda asal usul menu lontong opor ayam Cap Go Meh?
Sejarawan pemerhati budaya Cina di Semarang, Jongkie Tio mengatakan, munculnya lontong opor ayam Cap Go Meh tak bisa lepas dari opor ayam dari ketupat opor ayam yang menjadi makanan khas Muslim di Jawa saat merayakan lebaran. “Lontong opor ayam Cap Go Meh adalah saudara muda ketupat opor ayam lebaran,” ujarnya kepada Tempo, Kamis, 11 Februari 2015.
Pemilik Restoran Semarang ini menuturkan, lontong opor ayam Cap Go Meh merupakan akulturasi budaya masyarakat Cina peranakan di pesisir utara Jawa, khususnya Semarang, dengan tradisi masyarakat Muslim. Dulu, kehidupan Cina peranakan membaur dengan masyarakat lokal Semarang. Mereka hidup dalam perkampungan yang majemuk.
Masyarakat Cina peranakan tahu betul tradisi keluarga muslim Jawa yang menyantap ketupat opor ayam yang dipadu dengan sambal goreng hati saat puncak perayaan lebaran yang dihelat sepekan setelah lebaran. Masyarakat Jawa menyebutnya perayaan Bodo Kupat (lebaran ketupat). Bodo Kupat, identik dengan makan ketupat opor ayam.
Tradisi ini ditiru oleh Cina peranakan. Untuk merayakan Imlek, masyarakat Cina peranakan pulang dari tanah rantau, kumpul bersama keluarga merayakan Imlek. Imlek dirayakan sejak tanggal 1 hingga 15 bulan pertama Imlek. Biasanya, malam tanggal 15 keluarga mengadakan pesta makan sebagai puncak atau penutup perayaan Imlek, sebelum kembali merantau. Cap Go Meh berarti perayaan malam ke-15 di bulan pertama tahun Imlek.
Mengadopsi tradisi Bodo Ketupat, mereka membuat menu khas perayaan Cap Go Meh dengan membuat opor ayam. Hanya, opor ayam tak hanya dipadu dengan sambal goreing hati, namun juga dipadu dengan aneka masakan lain, yakni sambal goreng tahu, tahu, rebung, buncis, udang, srondeng, docang, abing, bubuk kedelai, lodeh, telur, dan kerupuk. Adapun ketupat diganti dengan lontong, karena potongan lontong berbentuk bulat menyerupai purnama, sebagaimana Cap Go Meh dirayakan tiap malam purnama.
“Tradisi itu terawat sampai sekarang,” kata Jongkie. “Lontong opor ayam Cap Go Meh adalah menu makanan Imlek khas Indonesia.” Meski dalam penyajiannya, lontong opor ayam Cap Go Meh saat ini tak selengkap tempo dulu.
Ia berharap, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia memaknai sepiring lontong opor ayam Cap Go Meh tak sekedar pelengkap perauaan Cap go Meh, tapi harus tahu sejarahnya. Dengan demikian,akulturasi budaya sebagai perekat kebhinekaan terus terjaga.
SOHIRIN