TEMPO.CO, Surakarta - Keberadaan payung tradisi saat ini semakin terpinggirkan. Tak banyak yang tahu seperti apa payung yang terbuat dari kertas dan kain tersebut. Padahal payung tradisi menggabungkan budaya, ritual, dan kreativitas.
Karena itu, Kementerian Pariwisata dan Pemerintah Surakarta mengadakan Festival Payung Indonesia pada Jumat-Ahad, 28-30 November 2014. Penanggung jawab acara, Heru Prasetya, mengatakan payung yang ditampilkan dalam acara ini bukan payung yang biasa dipakai untuk berlindung dari hujan.
"Tapi payung tradisi yang digunakan untuk berbagai upacara adat," kata Heru, Ahad, 23 November 2014, dalam pengenalan acara tersebut di kawasan Sriwedari, Surakarta. Acara yang baru pertama kali diselenggarakan tersebut akan digelar di Taman Balekambang Surakarta.
Heru menyebutkan keberadaan industri payung tradisi, seperti di Klaten dan Tasikmalaya, semakin berkurang. Padahal payung tradisi tidak hanya bisa digunakan untuk upacara adat, tapi juga sebagai hiasan rumah. "Ada sisi kreativitas di pembuatan payung tradisi,"ucapnya.
Dalam festival ini, pemerintah juga menghadirkan para pembuat payung tradisi dari Klaten, Tasikmalaya, Yogyakarta, Bali, juga Makassar. Selama festival berlangsung, pengunjung akan disuguhi sejumlah seni pertunjukan payung, cara membuat payung tradisi, pasar payung, peragaan busana dengan payung, lomba lukis payung, dan instalasi seni payung.
Heru menilai industri kreatif payung tradisi punya peluang untuk kembali berjaya. Caranya adalah mengenalkan keberadaan tradisi tersebut dan mengajak generasi muda agar mau terlibat. Menurut Heru, generasi muda tak boleh terjebak dalam pandangan bahwa payung tradisi hanya terkait dengan ritual.
Sebab, pada zaman penjajahan Belanda, banyak perempuan atau noni Belanda yang menggunakan payung kertas saat bepergian. Fungsinya lebih sebagai pemanis dan pelindung dari sengatan sinar matahari. Di tengah membanjirnya produk payung dari plastik, dia menilai payung kertas cocok dipakai sebagai hiasan dan pemanis ruangan.
UKKY PRIMARTANTYO
Topik terhangat:
BBM Naik | Ritual Seks Kemukus | Banjir Jakarta | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Malaysia Dikunjungi 26 Juta Turis Asing, RI 9 Juta
Indikator Sukses Pariwisata, Toilet dan Sampah
Sate Blekok Khas Gresik
Jepang Bebaskan Visa untuk Wisatawan Indonesia