TEMPO.CO, Malang - Batik klasik khas keraton dihadirkan dalam pameran batik "The Luxury of Batik Keraton, Embroudery and Jewelry Exhibition," di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, 12-27 April 2014. Batik ini diproduksi para perajin di sejumlah keraton di Surakarta, Yogyakarta, Cirebon, Sumenep, Pamekasan dan Bangkalan. "Motif dan coraknya khas," kata Crescentia, Executive Manager Hotel Tugu Malang, Jumat 11 April 2014.
Sebagian besar kain batik yang dipamerkan menggunakan warna sogan, yang menggunakan pewarnaan alami dari batang kayu pohon soga. Sedangkan motifnya bergambar keindahan dan kemewahan keraton. Batik keraton dianggap spesial karena terkesan glamor dan klasik yang biasa dikenakan putri keraton. Sejumlah rumah batik dilibatkan antara lain Lenan, Salma Batik Cirebon, Melati Batik Madura, dan Roemah Kebaya.
Dipamerkan juga batik "Wahyu Tumurun" yang diproduksi abad ke-17 pada masa pemerintahan Sultan Agung. Pengamat batik, Pujianto mengatakan jika batik Wahyu Tumurun memiliki nilai filosofis Jawa. Motif batik bergambar utama mahkota raja diselingi tumbuh-tumbuhan.
Arti filosofi batik tersebut, katanya, berupa sebuah harapan atas wahyu dari atas bagi kesejahteraan umat. "Warna dasar hitam merupakan simbol keabadian," katanya. Batik ini oleh sesepuh kerajaan melambangkan lika liku kehidupan biasa dikenakan saat pesta pernikahan putra raja. Dengan mengenakan kain batik saat pernikahan, diharapkan pasangan pengantin hidup abadi dan selalu mendapatkan wahyu.
Batik keraton dari sejumlah wilayah turut dipamerkan. Diantaranya, motif kereta peksi naga liman khas Keraton Cirebonan, motif parang barong khas Keraton Yogyakarta dan Solo, serta motif sekar jagad dan ler khas Keraton Sumenep. Harga yang ditawarkan juga terjangkau antara Rp 200 ribu sampai Rp 10 juta per lembar.
Selain itu juga dipamerkan batik "Gentongan" dari Madura. Pewarnaan kain batik dilakukan dalam sebuah gentong dengan metode pencelupan. Proses pewarnaan minimal setahun. Namun saat ini, proses pewarnaan cukup dilakukan selama 1,5 bulan. "Perajin di Madura masih menyimpan batik gentongan berusia ratusan tahun," katanya.
EKO WIDIANTO
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | MH370 | Pesawat Kepresidenan | Jokowi | Prabowo
Berita terpopuler:
Punya Pesawat Mirip RI, Presiden Ini Terjungkal
Siapa Dua Pilot Pesawat Baru Kepresidenan RI?
Jokowi: Saya Datang IHSG Naik