TEMPO.CO, Karanganyar - Puluhan seniman dari dalam dan luar negeri akan menyajikan karya seni pertunjukan di pergantian tahun di Candi Sukuh, Karanganyar. Kegiatan bertajuk Srawung Candi tersebut digelar dua hari, sejak 31 Desember hingga 1 Januari.
Selain seniman dari luar negeri, Srawung Candi juga akan menampilkan beberapa kesenian rakyat. “Kami akan menampilkan kesenian ketoprak serta reog,” kata koordinator pelaksana, Retno Sayekti Lawu, Senin, 30 Desember 2013. Mereka juga menghadirkan komunitas Sedulur Sikep dari Sukolilo, Pati.
Sejumlah seniman asing yang akan pentas dalam acara tersebut di antaranya Sri van Der Kroef (Amerika), Yui Nakagami (Jepang), Anna Rubio Llamb (Spanyol), kelompok La Manga Video y Danza (Meksiko), dan Lena Tempich (Jerman). Sedangkan penyaji dari dalam negeri antara lain Joko Porong (Surabaya), Sulfiana (Makassar), Nedi Winusa (Padangpanjang) dan Malang Dance (Malang).
Kegiatan Srawung Candi tersebut rutin digelar setiap pergantian tahun selama 10 tahun terakhir. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Srawung Candi pada tahun ini juga disertai workshop seni bambu oleh Bibit Jrabang Waluyo Wibowo.
“Materi workshop adalah pembuatan seni instalasi dengan bahan bambu,” kata Retno. Workshop tersebut digelar dua hari sebelum pementasan Srawung Candi digelar. Hasil dari workshop tersebut akan dipamerkan di sekitar pelataran Candi Sukuh selama kegiatan berlangsung.
Candi Sukuh merupakan sebuah candi bercorak Hindu peninggalan dari abad XV. Berbeda dengan candi lain, Candi Sukuh berdiri di lereng gunung, tidak jauh dari Candi Cetho. Banyak kalangan menyebutkan bahwa Candi Sukuh memiliki banyak keistimewaan, di antaranya relief burung Garudeya yang juga disebut Garuda.
Menurut Retno, kegiatan seni itu sengaja digelar di kompleks candi sebagai salah satu jejak sejarah peradaban dan budaya. "Di mana ada candi, di sana ada konteks kehidupan," katanya. Selain itu, candi juga bisa menjadi sumber kreativitas dan sumber cipta seni lingkungan hidup bagi para seniman.
AHMAD RAFIQ
Berita lain:
Haul Gus Dur, Butet Mengolok-Olok Prabowo?
Sutarman: Ucapan Gus Dur Manjur
Kisah Rhoma Irama Lolos dari Pembunuhan
Kata Rhoma, Jokowi yang Mengajaknya Duet
Kebun Binatang Surabaya Terkejam di Dunia
Atut Chosiyah Bertahan di Paviliun Cendana
Dampak Merger Axis-XL bagi Negara Versi Tifatul