Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Desa Lolong, Seindah Lirik Lagu Ebiet G.Ade

image-gnews
Sejumlah wisatawan mencoba arus deras Sungai Klawing Purbalingga (3/7). Sungai Klawing disiapkan untuk Kejuaraan Internasional Arung Jeram. (Tempo/Aris Andrianto)
Sejumlah wisatawan mencoba arus deras Sungai Klawing Purbalingga (3/7). Sungai Klawing disiapkan untuk Kejuaraan Internasional Arung Jeram. (Tempo/Aris Andrianto)
Iklan

TEMPO.CO, Pekalongan - Pucuk-pucuk cemara bergoyang-goyang / Diterpa angin dingin bukit ini / Seperti mengisyaratkan doa / Rahasia alam diam di sekitarnya. Bait kedua lirik lagu Lolong itu, seolah menggambarkan kekaguman Ebiet G.Ade terhadap keelokan panorama di Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Pekalongan.

Lagu itu dinyanyikan Ebiet, saat reuni dengan tiga sahabatnya, di Teater Arena Taman Budaya Kota Tegal, 6 April lalu. Saat singgah di Desa Lolong, 1978 silam, Ebiet terinspirasi menggubah keindahan alam desa, yang letaknya sekitar 15 kilometer dari pusat Pekalongan itu, menjadi lagu. Lagu puitis itu pun, hingga kini masih akrab di telinga.

Sudah 35 tahun berlalu, moleknya pemandangan di Desa Lolong masih sama. Sejuk hawa perbukitan, gemuruh air Sungai Sengkarang, mewarnai keindahan desa yang baru ditetapkan sebagai desa wisata, oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan, tahun ini.

Pemuda setempat yang menjadi pemandu, Zain, 23 tahun, mengatakan Desa Lolong biasa dikenal sebagai surga bagi penggemar durian. Pengunjung bisa menikmati durian yang langsung dipetik dari ribuan pohon milik warga, dengan harga murah. “Tapi sekarang sedang tidak musim durian,” katanya. Gantinya, dia menawarkan rafting (arung jeram).

Dengan tarif Rp 180 ribu per orang, empat pengunjung bisa menikmati derasnya air Sungai Singkarang, di atas perahu karet dengan dua pemandu. Wisata rafting, baru beroperasi lagi sekitar satu bulan lalu. Sebab, saat musim kemarau, air di sungai berkelok yang diapit bukit hijau itu menyusut drastis, hingga bisa diseberangi dengan jalan kaki.

Paket wisata rafting itu cukup memacu adrenalin. Sebab, dari rute rafting sepanjang 8,5 kilometer, 80 persen di antaranya jeram yang dihiasi batu-batu besar. Namun, pengunjung tidak perlu cemas karena mengenakan helm dan rompi pelampung. Di sela mengayuh dayung, pengunjung juga bisa menyaksikan Jembatan Lengkung peninggalan Belanda yang melintang di atas sungai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengusir lelah dan bosan selama sekitar 2,5 jam mengarungi derasnya air sungai, pengunjung beberapa kali diajak menepi. Ada tiga titik pemberhentian. Pertama, di sebuah tebing dengan ketinggian sekitar lima meter. Bagi pengunjung yang bernyali, pemandu akan mengajak mereka mendaki tebing itu untuk kemudian terjun ke sungai dari atas.

Segarnya kelapa muda menjadi hidangan penutup bagi pengunjung yang telah menuntaskan rafting. Selanjutnya, sebuah mobil bak terbuka akan mengantar peserta rafting ke pos awal, melewati jalan berliku, menyibak kebun durian yang jumlahnya mencapai ribuan. Sebelum pulang, pengunjung disuguhi masakan tradisional urap.

Paket wisata rafting itu pertama digagas sekelompok pemuda pecinta alam sejak 2009 silam. “Setelah membeli peralatan, kami mendidik pemuda selama satu tahun, untuk jadi pemandu rafting. Tahun 2011 baru berani menerima pengunjung,” kata Wiwit, 34 tahun, pecinta alam asal Depok, Jawa Barat, yang kini menetap di Desa Lolong.

Selain membuka lapangan kerja baru bagi 30 orang pemuda, paket wisata rafting juga menambah kas desa yang dikelola warga.

Pemkab Pekalongan juga tidak menarik retribusi di Desa Wisata Lolong. “Lebih baik dikelola warga sendiri. Kebanyakan pengusaha dari luar hanya mencari keuntungan tanpa menghiraukan kelestarian lingkungan,” kata dia. DINDA LEO LISTY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

1 hari lalu

Orang-orang berdiri di jalan yang banjir saat badai membawa hujan dan hujan es ke Nanchang, provinsi Jiangxi, Cina 2 April 2024. Reuters
Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024


Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

31 hari lalu

Kondisi Ruas Tol Sedyatmo  KM 27  arah Bandara Seoekarno-Hatta, masih tergenang air luapan Kali Angke, Jumat  22 Maret 2024.FOTO: dokumen  Jasa Marga
Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.


Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

34 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.


500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

Gunung Marapi mengalami erupsi pada Jumat, 19 Januari 2024, pada 10.14 WIB dengan ketinggian abu vulkanik mencapai 500 meter. (Antara/HO-Dokumen Pribadi)
500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.


BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.


Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Kanal di Kelurahan Mariso, Kecamatan Mariso, tempat masyarakat membuang kotorannya, Rabu 13 Desember 2023. Foto: Didit Hariyadi
Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.


Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik, terlihat dari Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Jumat, 8 Desember 2023. Data Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi pada Jumat hingga pukul 08.00 WIB, telah terjadi letusan sebanyak lima kali dan hembusan 13 kali, dengan intensitas jumlah letusan menurun dibandingkan beberapa hari sebelumnya.  ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.


BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

8 Desember 2023

Foto udara Bendungan Sadawarna di Desa Tanjung, Kecamatan Surian, Sumedang, Jawa Barat, 3 Januari 2023. Bendungan Sadawarna juga berfungsi sebagai salah satu pengendali banjir yang kerap kali terjadi di kawasan Kabupaten Subang. TEMPO/Prima Mulia
BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

BRIN melakukan penelitian jalur migrasi ikan atau fishway untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan di Indonesia.


Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

28 November 2023

Warga melihat busa yang menutupi aliran Curug Kali Baru di RT004/01 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Senin 27 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

Pemkot Depok sedang menelusuri munculnya busa yang menutupi areal Curug Kali Baru, Cimanggis


Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Wisatawan domestik saat menikmati keindahan alam Kali Biru Raja Ampat, Sabtu (2/10). (Antara/ Ernes Broning Kakisina)
Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.