TEMPO.CO, Slawi--Parahnya abrasi di pantai utara Jawa kali ini turut menjadi penyebab berubahnya tradisi Ruwat Bumi di Pantai Purwahamba Indah. Biasanya, ritual di obyek wisata di Desa Purwahamba, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal itu dilakukan tiap awal tahun baru masehi.
"Untuk tahun ini dimajukan demi segera memohon keselamatan agar abrasi tidak semakin parah," kata ketua panitia Ruwat Bumi, Noto, Selasa, 5 November 2013. Majunya ritual tahunan yang sudah enam kali diselenggarakan itu juga karena bertepatan dengan penyambutan tahun baru Jawa.
Ritual memohon keselamatan sekaligus penyampaian rasa syukur itu diawali dengan potong nasi tumpeng serta doa bersama pada Senin malam, 4 November. Ritual sederhana itu dlanjutkan pada Selasa pagi dengan dimeriahkan penampilan sejumlah kelompok drum band pelajar.
Adapun Selasa malamnya akan dipentaskan pagelaran wayang golek sebagai penutup Ruwat Bumi. "Akibat abrasi, pengunjung semakin berkurang," ujar Noto yang juga sebagai Ketua Kelompok Sadar Wisata Purin (Purwahamba Indah).
Senada diutarakan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) obyek wisata Pantai Purwahamba Indah, Adi Priono. Menurut Adi, libur perayaan tahun baru Islam 1435 Hijriyah tidak meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Purwahamba Indah.
"Biasanya tiap liburan jumlah pengunjung mencapai 500 orang bahkan lebih," kata Adi. Hingga Selasa sore, Adi memperkirakan jumlah pengunjung maksimal hanya 450 orang. Kondisi yang sama juga terjadi pada hari-hari libur sebelumnya.
Adi mengatakan, dalam kurun waktu empat bulan, abrasi telah mengikis daratan selebar 50 meter yang membentang sepanjang 500 meter di Pantai Purwahamba Indah sebelah barat. Terjangan ombak telah menjebol sabuk pantai dan memutus taman berlantai paving block.
Selain menumbangkan belasan pohon peneduh dan tiga bangunan gazebo, abrasi juga menggerus sepertiga badanjalan aspal yang menghubungkan pintu masuk timur dan barat di obyek wisata itu. Gerusan abrasi itu menyisakan ceruk sedalam 1,5 meter yang langsung menjorok ke laut.
Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Afifudin, penanganan abrasi akan dikoordinasikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Badan Lingkungan Hidup. "Butuh sekitar Rp 600 juta untuk membenahi kerusakan akibat abrasi," kata Afifudin.
DINDA LEO LISTY
Berita populer:
Jakarta Macet, SBY Lempar Tanggung Jawab ke Jokowi
Anak Jenderal Penabrak 10 Siswa SMA Masih Saksi
Terbukti Terima Suap, Fathanah Minta Gaji Negara
SBY Protes Dituding sebagai Penyebab Kemacetan