TEMPO.CO, Jember - Acara Jember Fashion Carnaval (JFC) dan gerak jalan Egrang di Kabupaten Jember, memikat hati puluhan turis asing, Sabtu, 24 Agustus 2013. Kedua acara itu digelar bersamaan di tempat berbeda. JFC di alun-alun kota, sedangkan gerak jalan egrang di Lapangan Kecamatan Ledokombo, sekitar 35 kilometer arah utara kota Jember.
Pantauan Tempo, puluhan turis asing terlihat antusias menyaksikan kedua acara tersebut. Mereka menilai, kedua acara yang diikuti anak-anak dan orang dewasa itu menarik untuk ditonton. "Unique and very interesting. I'm Impressed," ujar Max Boon, seorang turis dari Belanda yang datang bersama beberapa temannya.
Boon tak hanya menjadi penonton, dia juga menjadi juri acara gerak jalan egrang itu. Selain dia, ada juga Gill Westaway dari Australia dan Amadou Diawara dari Senegal yang juga menjadi juri. Ketiganya bersemangat menonton dan serius menjadi juri acara tersebut.
Farha Ciciek, Koordinator komunitas 'Tanoker' Jember adalah pengagas acara itu sejak 2010 silam. Menurut dia, gerak jalan Egrang yang digelar setiap tahun itu adalah bagian upaya promosi permainan tradisional Indonesia ke dunia internasional.
Ciciek dan suaminya, Suporahardjo mengaku sengaja menjadikan acara Lomba berkreasi dan bersijingkat dengan bambu itu sebagai agenda tahunan dengan konsep 'glocal' atau global-local. "Agar bisa membangkitkan kreaktifitas masyarakat Jember melalui berbagai produk kreatif lain yang berdampak positif bagi pengembangan sosial ekonomi masyarakat,"kata dia.
Sedangkan acara JFC, digagas oleh Dynand Fariz, sejak Januari 2002 silam. Tahun ini, acara karnaval fesyen itu digelar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Acara JFC ke-12 itu digelar selama lima hari mulai 20 Agustus hingga tanggal 25 Agustus 2013. Karnaval mode ala Jember itu mengambil konsep karnaval Rio de Janeiro, Brasil.
Jember Fashion Carnaval ini menjadi unik karena baju atau busana yang digunakan merupakan karya peserta sendiri bukan karya desainer terkenal seperti di Rio. Para peserta karnaval itu, adalah desainer sekaligus model yang memperagakan karya mereka kepada publik.
Peserta karnaval datang dari beragam profesi seperti masyarakat umum, pegawai swasta, pegawai BUMN, anak sekolah, TNI, mahasiswa, hingga narapidana. Setiap tahun, aksi mereka membuat Kota Jember menjadi kota karnaval dunia dengan catwalk terpanjang di dunia sepanjang 3,6 kilometer.
"Saya bersyukur, JFC sekarang menduduki peringkat keempat terbaik dunia, di bawah Amerika Serikat, Brasil dan Jerman. Ini sebuah pencapaian yang luar biasa anak-anak kreatif Jember,"kata dia.
MAHBUB DJUNAIDY