TEMPO.CO, Yogyakarta- Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle mampir ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk melihat uji coba alat semprot partikel relief. Koordinator Urusan Pelayanan Masyarakat Balai Konservasi Borobudur, Panggah Ardiyansyah, mengatakan Menteri Luar Negeri Jerman berada di Borobudur selama satu setengah jam atau pukul 12.30-14.00.
Di sana ia berkeliling candi dan melihat uji coba micro blasting atau alat semprot partikel atau pasir halus yang ada di relief candi Borobudur. Alat yang didatangkan dari Jerman itu berfungsi menghilangkan kerak atau lapisan pasir yang menutupi relief di candi. “Alat itu hari ini diuji cobakan di sebuah batu datar atau belum langsung ke relief. Balai konservasi bersama peneliti dari Jerman masih terus meneliti,” kata dia kepada Tempo melalui ponselnya, Ahad 10 Februari 2013.
Kedatangan Westerwelle bersama Duta Besar Jerman untuk Indonesia Georg Witschel kali pertama ini merupakan rangkaian kunjungan bilateral. Di Indonesia, Menlu Jerman mengawali kunjungan pertamanya di Borobudur. Jerman memberi sumbangan besar dalam konservasi candi pascaerupsi Gunung Merapi. Ia juga bertemu dengan pejabat kementerian luar negeri, UNESCO di Jakarta, pejabat Kementerian Kebudayaan, dan pejabat Balai konservasi Borobudur. Pada pukul 15.00 WIB, rombongan Menlu Jerman bertolak dari Candi Borobudur menuju Bandara Adi Sumarmo, Solo.
Panggah menambahkan kedatangan Menlu Jerman berkaitan dengan bantuan pelestarian Candi Borobudur. Pemerintah Jerman melalui UNESCO bekerjasama dengan Balai Konservasi Borobudur meneliti tentang pelestarian Candi Borobudur. Pemerintah Jerman mengirim empat peneliti, yakni tiga diantaranya dari Jerman dan satu dari Jepang untuk meneliti Candi Borobudur. Penelitian meliputi pemetaan jenis batu-batuan pada relief candi dan pemeliharaan candi. “Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan bebatuan pada relief candi,” katanya.
Peneliti dari Jerman datang ke Borobudur sejak Januari 2012. Mereka juga memberikan pelatihan kepada petugas Balai Konservasi Borobudur. Semua dana penelitian berasal dari bantuan Pemerintah Jerman yakni sebesar 38.102 Euro. Penelitian akan terus berlanjut sebagai bentuk kerjasama bilateral kedua negara.“Penelitian hingga kini masih berlangsung sehingga belum ada kesimpulan akhir. Ini penelitian pendahuluan,” katanya.
SHINTA MAHARANI