TEMPO.CO, Bangkalan - Wabah flu burung yang menyerang sebagian daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur belum mempengaruhi pusat bisnis kuliner bebek di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Pantauan Tempo di warung bebek Sinjay, Desa Junok, Bangkalan, pengunjung tetap membeludak.
Ribuan orang masih setia berjejal mengantre pusat kuliner yang terletak di jalan protokol Kota Bangkalan itu. "Tidak berpengaruh, Mas. Anda bisa lihat sendiri, pembeli tetap ramai," kata salah seorang pemilik warung bebek Sinjay, Zainal, kepada Tempo, Senin, 17 Desember 2012.
Menurut Zainal, pihaknya selalu selektif dalam memilih bebek untuk hidangan. Selain tidak memakai bebek berbobot di atas 1,4 kilogram, kesehatan bebek yang akan dipotong pun diawasi ketat. "Lagian bebek kami ini ternakan sendiri. Kalaupun dipasok dari luar, masih di daerah Madura juga," ujarnya.
Fitriana, seorang pengunjung warung bebek Sinjay asal Surabaya, mengaku tidak khawatir tertular flu burung gara-gara menyantap bebek goreng tersebut. Menurut dia, dari berbagai iklan layanan pemerintah, disebutkan virus flu burung akan mati jika dimasak. "Karena saya tidak "bergaul" sama bebek hidup, jadi saya tidak khawatir," katanya.
Tidak hanya bisnis kuliner yang belum terdampak flu bebek. Bisnis bebek potong di Bangkalan juga masih berjalan lancar. "Saya baru dengar soal flu bebek," kata Ahmat, peternak bebek potong di Desa Parseh, Kecamatan Socah.
Bagi Ahmat, bebek mati hal yang biasa. Dari setiap 300 ekor yang dipelihara, rata-rata yang mati mencapai 20 ekor hingga berumur 40 hari. Menurut dia, permintaan bebek potong pun masih lancar. "Tapi, kalau memang berbahaya flu bebek, pemerintah harus antisipasi," harapnya.
MUSTHOFA BISRI
Berita Pilihan:
Polisi Ajak Anak-anak Joget Gangnam
Mengenal Krucil.Net, Penyedia Layanan Esek-esek
1 dari 3 Penyeberang Jalan Gunakan Telepon
Negara Berbudaya Melayu Kumpul di Pontianak
Napoli Menyerah Kejar Juventus
Cara Polisi Bongkar Bisnis Esek-esek Online