TEMPO.CO, Jakarta -Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyatakan memprioritaskan 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). "Dari 88 KSPN, ada 16 yang akan diprioritaskan untuk 3-5 tahun ke depan," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gusti Ngurah Putra, dalam keterangan resmi, Senin, 22 Oktober 2012.
Sebanyak 16 kawasan yang menjadi prioritas adalah:
1. Toba (Sumatera Utara)
2. Kepulauan Seribu (DKI Jakarta)
3. Kota Tua - Sunda Kelapa (DKI Jakarta)
4. Borobudur (Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta)
5. Bromo - Tengger - Semeru (Jawa Timur)
6. Kintamani - Danau Batur (Bali)
7. Menjangan, Pemuteran (Bali)
8. Kuta, Sanur, Nusa Dua (Bali)
9. Rinjani (Nusa Tenggara Barat)
10. Pulau Komodo (Nusa Tenggara Timur)
11. Ende - Kelimutu (Nusa Tenggara Timur)
12. Tanjung Puting (Kalimantan Tengah)
13. Toraja (Sulawesi Selatan)
14. Bunaken (Sulawesi Utara)
15. Wakatobi (Sulawesi Tenggara)
16. Raja Ampat (Papua Barat)
Toba serta Kintamani - Danau Batur akan dijadikan geowisata. Sedangkan Kepulauan Seribu, Menjangan, Pemuteran, Kuta, Sanur, Nusa Dua, Bunaken, Wakatobi, dan Raja Ampat akan dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari.
Pemerintah berencana mengembangkan Kota Tua - Sunda Kelapa, Borobudur, dan Toraja sebagai kawasan budaya - pusaka. Lima KSPN lainnya akan dijadikan kawasan ekowisata. Kelima kawasan tersebut adalah Bromo - Tengger - Semeru, Rinjani, Komodo, Ende - Kelimutu, serta Tanjung Puting.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, mengatakan investasi akan diarahkan untuk kawasan pariwisata, karena mendukung peningkatan kualitas wisatawan. "Dengan berinvestasi untuk kawasan pariwisata, maka bukan hanya hotel, tapi juga daya tarik wisata yang lain akan dibangun," ujarnya dalam Indonesia Tourism Investment Day (ITID) 2012.
Ia menjelaskan, investasi semacam itu efektif untuk meningkatkan kualitas wisatawan karena meningkatnya daya tarik pariwisata pada akhirnya akan meningkatkan lama tinggal dan jumlah uang yang dibelanjakan. Mari mengatakan investor asal Korea Selatan, Samsung C & T, tertarik untuk pembangunan bandara di Majalengka (Jawa Barat), Panimbang (Banten), serta Bali Utara.
MARIA YUNIAR