TEMPO.CO , Yeosu: Pameran Yeosu atau Yeosu Expo ini bukan sekadar ekshibisi seperti Pekan Raya Jakarta. Tapi sebuah wahana seluas 2,7 juta meter persegi di tepi lautan yang penuh paviliun pembelajaran interaktif tentang laut, teknologi perikanan dan budaya dari negara lain.
Saya menyambangi ekshibisi yang terletak di Busan, Korea Selatan, ini pada 10 Agustus 2012. Awalnya saya yakin dengan waktu enam jam yang diberikan bisa menjelajah seluruh wahana. Ternyata hanya tiga tempat saja yang berhasil karena membeludaknya pengunjung pada pekan terakhir penutupan 12 Agustus 2012.
Tempat awal yang saya datangi adalah Theme Pavilion, Ocean & Coast Best Practice Area. Gedungnya berada di lautan dan dibangun seperti ikan duyung. Masuk ke dalam, ada sejumlah kavling yang mengisahkan kondisi lautan dunia. Lalu ada pula kisah seorang bocah yang bersahabat dengan ikan duyung.
Kisah persahabatan bocah lelaki tersebut ditampilkan semi teater antara panggung dan layar lebar. Di tengah-tengah pertunjukan, duyung buatan tiba-tiba terbang ke kerumunan penonton. Dia mengungkapkan kegembiraannya setelah berhasil lepas dari jerat kotornya lautan. Sebuah cara yang apik untuk mengajak anak-anak peduli lingkungan.
Keluar dari Wahana ini, ternyata ada pertunjukan The Ocean Show yang menanti di depan gedung. Pertunjukan yang berbasis di lautan ini mengisahkan seorang putri yang ditangkap bajak laut. Penggambarannya sangat atraktif, putri yang ditawan itu dikurung di Flower Island. Nah bunga-bunga di pulau itu ternyata manusia yang meliuk-liuk dari alat semacam tiang lentur setinggi 4 meter.
Dan pembajaknya beraksi menggunakan jet ski yang bergerak sesekali mendekati penonton. Tiba-tiba dari dalam air muncul kepala bajak laut yang bisa berdiri dengan pompa jet berbasis selang. Dia seperti naga laut yang muncul dari dalam air. Menarik! Yang membuat tak bosan melihat atraksi ini adalah penggunaan warna dan aksesori yang beraneka rupa.
Ketika sang putri berhasil diselamatkan, air mancur pun berhamburan membentuk sejumlah formasi. Sangat menghibur. Sebenarnya yang paling saya tunggu adalah pertunjukan Big-O Show dari kincir angin raksasa di tengah pulau. Sayang aksi campuran antara cahaya dan air itu hanya bisa disaksikan malam hari.
Karena waktu yang sempit, saya pun bergegas ke wahana terkenal selanjutnya yaitu Marine Life Pavilion Aquarium. Ternyata perjuangannya berat. Untuk masuk saja harus antre dua jam. Di dalamnya sebenarnya mirip dengan Sea World yang ada di Ancol. Tapi ada beberapa wahana tambahan yang berbeda seperti aqua forest dan atraksi singa laut.
Ternyata waktu sudah berjalan enam jam. Padahal banyak tempat yang sayang untuk dilewatkan. Seperti paviliun internasional yang diikuti 100 negara. Lalu ada teater dalam tenda. Tenda ini menampung pertunjukan populer dari seluruh Korea seperti cooking nanta dan Action Drawing. Belum lagi paviliun yang menampilkan kemajuan teknologi kelautan.
Sebagai penutup kekecewaan, bisa membeli dua ikon Yeosu Expo dalam bentuk boneka. Untuk mendapatkan harga yang lebih murah, pengunjung bisa menemukan penjual di dekat pintu keluar. Yeosu memang bukan pameran biasa, ekshibisi kelas dunia yang tak habis hanya dalam satu hari.
DIANING SARI
Berita lain:
Jelajah Museum Korea, No Gun Ri Peace Memorial
Jelajah Museum Korea, Gwangju National Museum
Jelajah Museum di Korea, Seodaemun Prison