Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sajak-sajak Sepanjang Jalan  

image-gnews
Danau Toba
Danau Toba
Iklan
Dalam perjalanan menuju Danau Toba, saya tiba-tiba teringat Sitor Situmorang. Bersama seorang rekan, saya pernah menyambangi penyair berusia 88 tahun itu di rumah anaknya di pinggir Jakarta. Saat itu kami berbicara soal puisi-puisi yang dia buat di luar negeri, termasuk puisi tentang Paris di waktu malam dan gadis Italia yang naik Vespa. Sitor sejak 1950-an—ketika dia berumur 20-an—sudah keliling dunia. Dari Tiongkok sampai Afganistan.

Tapi Sitor adalah anak Batak yang selalu kangen Toba. Puluhan puisinya di perantauan (dan juga di Tanah Air) tentang danau itu, Pulau Samosir, dan Dataran Tinggi Tapanuli adalah bukti kerinduannya. Salah satunya berbunyi begini: "Dari Tarutung dan Siantar/ada dua jalan rindu/Teringat kau." (Jalan Batu ke Danau).

Puisi-puisi seperti itulah yang mungkin membuat saya yang mengantuk di Sabtu pagi (gara-gara semalam nonton Jerman versus Yunani) teringat padanya.



Atau mungkin teringat dia karena malam sebelumnya saya menyaksikan opera Batak di Hotel Santika Premiere Dyandra, Medan. Opera ini digelar dalam acara bertajuk Tribute to Sisingamangaraja bersamaan dengan pagelaran ulos koleksi Torang Sitorus. Opera itu bercerita perjuangan Sisingamangaraja XII. Saya membayangkan, ada salah satu aktor di atas panggung yang mungkin memerankan Ompu Babiat Situmorang, ayah penyair Sitor yang berjuang melawan penjajah Belanda bersama Sisingamangaraja XII.

Sitor dilahirkan dengan nama Raja Usu pada 1923 di Harianboho. Ini adalah kota kecamatan yang terletak di tepi danau Toba, Kabupaten Samosir. Di dekat sana terdapat perkampungan tua suku Batak dan juga Gunung Pusuk Buhit yang punya arti penting dalam tradisi Batak. "Di atas situ tempat terbaik/melepas pandang—Aku naik./Di hadapan sosok gunung berapi/Pusuk Buhit/tangga dari bumi/ke langit asal manusia pertama," kata Sitor dalam Ziarah.

Sayang, dalam perjalanan saya kali ini tidak akan sampai ke sana. Kami akan memandang Toba dari arah utara, dari arah Kabupaten Karo, setelah menggelitiki pinggang-pinggang Gunung Sibayak. Dari Medan, kami melewati Jalan Jamin Ginting yang terbentang hingga Berastagi, lebih dari 60 kilometer. Jalan terpanjang dengan nama sama yang pernah saya lalui.

Di Sibolangit, ketika jalanan mulai mendaki, kantung kemih saya mulai penuh. "Nanti bisa kencing di galon," kata Horasman Sipayung yang menemani kami. Kencing di galon dalam kendaraan? Saya hampir saja menolaknya sebelum dia menjelaskan bahwa galon dalam istilah orang Medan berarti pompa bensin. Namun sebelum mendapati galon yang dimaksud, kami sudah menemukan warung dengan halaman parkir luas dan toilet umum di belakangnya.

Di samping toilet terdapat sejumlah kandang berisi kalong, monyet, dan anjing. Awalnya saya menyangka itu dipelihara atau dijual untuk peliharaan. Namun Horasman mengatakan binatang-binatang itu dijual untuk dimakan di warung tersebut. "Kalongnya Rp 300 ribu per ekor, beratnya 1 kilogram," kata Pak Ginting yang punya warung. Dia bilang, kalong baik untuk pernapasan dan monyet membantu pria di atas ranjang. Untuk penikmat kuliner ekstrem, sepanjang jalan Sibolangit memang surganya.

Kami tak berani makan di sana. Sekitar satu jam kemudian kami berhenti makan siang di Berastagi Cottage, penginapan lama dengan halaman luas dan hijau. "Jika udara cerah, kita bisa melihat puncak Gunung Sibayak dan Sinabung," kata Horasman. Saat itu langit mendung dan kami tak bisa melihat puncak secara utuh.

"Dua puncak gunung berapi/mencuat di atas awan/Aku di bukit Gundaling/mengawang ditating bumi/terangkat masuk sawang," tulis Sitor dalam sajak Di Pegunungan Tanah Karo. "Aku datang lalu nanti pergi lagi/seperti turis pulang/ke mancanegara."

Di antara menu makan siang kami adalah daun singkong tumbuk yang tenggelam dalam kuah santan dan ikan mas dimasak kuning. Setiap melihat daun singkong tumbuk, tawa saya selalu terbit, teringat Ilham, teman saat kuliah di Mesir. Alumnus Pesantren Mushtafawiyah, Purba Baru, Mandailing Natal, ini pernah ditahan berjam-jam di bandar udara gara-gara membawa daun singkong tumbuk, bekal dari emaknya. Petugas Bandara Kairo menyangka itu adalah daun ganja. Dia membantah, tapi lupa apa bahasa Inggris atau Arabnya daun singkong.

Ikan mas dimasak menggunakan asam cikala. Ini adalah sejenis jahe hutan yang tinggi dan bunganya dibuat asam untuk masakan. Ikan mas dalam adat Batak punya tempat khusus. Saat menikah, pasangan pengantin diberi dua ekor ikan emas. "Filosofinya, hidup itu awalnya indah, tapi saat mulai menikmatinya kita harus hati-hati. Seperti makan ikan mas yang penuh duri," kata Horasman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, di sepanjang perjalanan kami menjumpai banyak kebun dan ladang. Kawasan Berastagi memang subur, penghasil buah-buahan dan sayuran yang baik. Jeruk, strawberry, wortel, bunga-bunga, sampai markisa mereka tanam. Setiap dinihari, hasil panen dibawa ke pasar buah yang ramai dan penuh kotoran kuda.

Selain pohon penghasil buah, di ladang itu selalu ada kuburan. Bukan kompleks pemakaman, hanya satu-dua pusara. "Orang kampung di sini memang memakamkan orang tua di halaman rumah atau ladang, biar mereka selalu dekat," kata Horasman. "Itulah mengapa di sini tidak ada kompleks pemakaman umum. Orang Batak selalu jadi tuan tanah karena tak ada yang mau membeli tanah yang ada kuburannya, bukan?"

Kedekatan antara roh leluhur dan mereka yang masih hidup sangat tampak dalam puisi-puisi Sitor. "Sembah padamu/kau yang timbul/setiap pagi/melahirkan diri/dari pangkuan bumi," tulis Sitor di Dunia Leluhur.

Dalam cuaca yang masih mendung, kami tiba di Sipisopiso, air terjun tertinggi di Indonesia, 120 meter. Dari atas kami bisa melihat sungai bawah tanah menerjunkan air itu. Ada undak-undakan yang bisa mengantar kami ke bawah sana. NAmun baru setengah perjalanan hujan turun deras dan saya harus berteduh di sebuah warung yang menjual minuman ringan dan mi instan. Di bawah sana, dekat air yang terjun, terlihat gubuk berwarna biru.

Mungkin karena bukan berasal dari Karo, Sipisopiso kurang menjadi perhatian Sitor. Ia lebih senang memuja air terjun lain seperti Sigura-gura. "Di sini akan kudirikan gubuk/dekat diam air hutan pusaka/terjun berbuih menyuruk/di rongga karang lembah-lembah tercinta//Jadi tempat tapa/sepulang tualang/di seantero persada//Mendengarkan mantra/roh leluhur di angin senja/bertiup di ilalang luasan Toba." (Tamasya Setua Bumi, 1998)

Dan dari ilalang yang tumbuh di bukit itu, aku melihat Toba. "Ribuan tahun lewat/rumput tumbuh/air menggenang/jadilah danau/di kawah raksasa/sebelum hutan tumbuh/sebelum puak pengembara/tiba dari benua utara/membuka ladang/.../kini kelabu batu/di tengah padang/hutan sisa/terancam punah." (Tamasya Danau Toba).

QARIS TAJUDIN 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

1 hari lalu

ilustrasi visa (pixabay.com)
Daftar Pertanyaan yang Sering Diajukan saat Wawancara Visa

Biasanya petugas akan menanyakan beberapa pertanyaan untuk menentukan kelayakan mendapatkan visa


Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

1 hari lalu

Maskapai penerbangan SAS. Instagram.com/@flysas/@bravojulietspotting
Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik


Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

2 hari lalu

Ilustrasi tidur di dalam mobil. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Pentingnya Power Nap Saat Perjalanan Jauh, Ini Maksudnya

Tidur singkat atau power nap dapat membantu masyarakat menjaga kesehatan fisik dan mental selama perjalanan jauh dengan kendaraan. Kenapa penting?


Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

2 hari lalu

Sejumlah pemudik kereta api Jaka Tingkir berjalan keluar setibanya di Stasiun Senen, Jakarta, Minggu 14 April 2024. Angka kedatangan akan terus bertambah seiring pemesanan tiket arus balik yang masih tersedia. Arus balik diprediksi mulai tanggal 13, 14 dan 15 April 2024. Pada tanggal-tanggal tersebut terdapat sebanyak 44.000 - 46.000 lebih penumpang per harinya yang menuju Jakarta. TEMPO/Subekti.
Terpopuler: Arus Balik Lebaran KAI Tawarkan Promo Tarif Spesial, Cek Titik Rawan Macet dan Kecelakaan Arus Balik Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memberikan promo tarif spesial selama masa arus balik Lebaran.


KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

2 hari lalu

Sejumlah penumpang KRL Commuter Line menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin 12 Juni 2023. Menurut keputusan Surat Edaran (SE) Kementerian Perhubungan nomor 17 Tahun 2023 tentang Protokol Kesehatan pelaku perjalanan orang dengan transportasi kereta api pada 12 Juni 2023, penumpang diperbolehkan tidak menggunakan masker apabila dalam keadaan sehat serta tidak berisiko tertular atau menularkan COVID-19 dan KAI Commuter selaku operator KRL Commuter Line menghimbau seluruh penumpang untuk tetap melakukan vaksinasi COVID-19. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
KAI Commuter Tambahkan 8 Perjalanan di Hari Pertama Kerja Besok

KAI Commuter memprediksi akan ada lebih dari 850 - 900 ribu pengguna commuter line Jabodetabek di hari pertama kerja, pasca libur Lebaran 2024.


7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

3 hari lalu

Ilustrasi merawat motor. (Sumber: Yamaha)
7 Hal Penting saat Merawat Motor Matic Setelah Mudik

Motor perlu dirawat setelah digunakan saat mudik. Ini deretan komponen yang perlu dicek?


5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

4 hari lalu

Pemudik berjalan keluar dari kapal di Pelabuhan Merak, Kota Cilegon, Banten, Sabtu 13 April 2024. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memprediksi puncak arus balik dari Pulau Sumatera menuju Pulau Jawa terjadi pada tanggal 13 sampai 14 April. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
5 Tips Jitu Hindari Kehabisan Tiket Pelabuhan Penyeberangan saat Arus Balik

Jangan biarkan arus balik Lebaran jadi berantakan karena kehabisan tiket kapal. Ikuti tips ini untuk mengamankan tiket penyeberangan


Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

5 hari lalu

Ilustrasi lansia traveling. Freepik.com/Rawpixel.com
Spanyol Tawarkan Program Perjalanan Bersubsidi untuk Pensiunan

Program perjalanan khusus pensiunan ini tersedia setiap tahun selama 'musim sepi' dari bulan Oktober hingga Juni.


Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

8 hari lalu

Ilustrasi arus mudik dan balik Lebaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman
Mengurangi Risiko Mabuk Perjalanan Saat Mudik, Simak 5 Kiat Ini

Risiko mabuk perjalanan dapat bertambah parah atau mudah kambuh saat duduk tak searah, misalnya menghadap ke belakang atau samping.


KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

8 hari lalu

Sejumlah penumpang berada di dalam Kereta Argo Lawu jurusan Solo - Jakarta PP. Foto: Dokumentasi PT KAI Daop 6 Yogyakarta
KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

KAI Service dari unit Reska Catering menyediakan paket hampers Lebaran dengan menu legendaris, yang menjadi signature kereta dan Loko Cafe.