TEMPO.CO, Probolinggo - Menghadapi liburan sekolah, tempat wisata telah banyak dihuni oleh turis lokal, salah satunya Gunung Bromo. Dalam sepekan terakhir ini, lebih dari 500 turis lokal mengunjungi kawasan wisata bertaraf internasional yang berada di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, itu.
Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Fathur, kepada Tempo, Kamis, 28 Juni 2012, mengatakan wisatawan yang mendominasi angka kunjungan ke Gunung Bromo sepekan terakhir ini didominasi oleh turis lokal.
"Sebagian besar dari mereka ini tidak menginap. Pagi datang, sore langsung pulang," kata Fathur. "Ada sekitar 600-an pengunjung setiap harinya. Sebagian besar dari mereka naik ke kawah Gunung Bromo."
Kendati semuanya naik ke kawah Gunung Bromo, pihaknya belum menerapkan antrean untuk naik ke kawah seperti pada peringatan Upacara Kasada. "Pengunjung belum perlu antre untuk naik ke kawah. Saat itu (Kasada) pengunjung dipastikan membludak," katanya.
Peringatan Kasada pada 2012 ini akan diselenggarakan pada Agustus. Saat itu pengunjung harus bergantian untuk naik ke kawah Gunung Bromo. "Pasca-erupsi Gunung Bromo, bibir kawah akan menyempit sehingga pengunjung yang hendak menyaksikan kawah Bromo harus dibatasi," katanya.
Sebab, kalau tidak dibatasi, dikhawatirkan bibir kawah ambrol dan pengunjung bisa jatuh ke kawah. "Kalau jatuhnya di luar kawah masih bisa ditolong. Tapi, kalau jatuhnya ke kawah, tidak bisa," kata Fathur.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi sebenarnya masih melarang para pengunjung untuk naik ke bibir kawah Bromo. "Namun larangan itu tidak bisa diterapkan. Para pengunjung tetap saja naik ke kawah. Mungkin karena secara visual Gunung Bromo sudah relatif normal," katanya.
Sementara itu, Ketua BPC Kabupaten Probolinggo Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Digdoyo Jamaludin membenarkan bahwa pada musim liburan sekolah ini Gunung Bromo dibanjiri wisatawan. "Wisatawan yang berkunjung didominasi wisatawan lokal saja. Dan mereka sebagian besar tidak menginap," kata Digdoyo.
Hal ini bisa dilihat dari tingkat hunian hotel yang hanya 25 persen di 12 hotel di kawasan Gunung Bromo. "Padahal pengunjungnya banyak. Tapi sebagian besar tidak ada yang menginap," katanya.
Tujuan para wisatawan ini adalah Seruni Point 1 dan Penanjakan 1. "Dari sini mereka bisa menikmati pemandangan matahari terbit," katanya. Menurut dia, hotel di kawasan Bromo baru akan penuh pada Agustus mendatang. "Itu masa liburan bagi wisatawan asing. Hotel-hotel dipastikan akan membludak," katanya.
DAVID PRIYASIDHARTA