Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kesederhanaan Rendang Darek

image-gnews
Rendang. TEMPO/Rendra
Rendang. TEMPO/Rendra
Iklan

TEMPO.CO:- Rendang mendadak naik daun setelah ditetapkan CNN Go.Com menjadi salah satu makanan terlezat di dunia. Di Padang ”demam” rendang dirayakan dalam dua kali festival rendang akhir tahun lalu. Semua orang berlomba menampilkan rendang yang paling lezat.

Di Ranah Minang rendang adalah hidangan utama yang harus ada di berbagai acara adat seperti kenduri adat, hingga pesta perkawinan. Rendang adalah masakan tradisional Minang yang resepnya diwariskan turun temurun. Rendang dibuat dari daging sapi atau daging kerbau yang direbus dengan santan kental dan bumbu-bumbu dan dimasak hingga kering dan berwarna kehitaman.

Uniknya, tiap daerah di Sumatera Barat tidak seragam dalam memakai bumbu rendang ataupun cara memasaknya. Daerah darek, atau daerah Minangkabau seperti Tanah Datar, Payakumbuh, Bukittinggi, Agam memiliki bumbu rendang yang lebih sederhana,begitu juga teknik memasaknya.

Sedangkan rendang daerah pesisir seperti Padang, Pariaman dan Pesisir Selatan, bumbu rendangnya kaya dengan rempah, sehingga aroma rempahnya lebih terasa. Karena makanan adat, rendang diyakini berasal dari darek, Minangkabau.


Menurut Emi Bachtiar, 58 tahun, ahli masak dan pengusaha Finna Katering di Padang, rendang ini asalnya dari darek, karena sejak dulu biasa digunakan untuk sambal adat. Namun, rendang kemudian berkembang hingga ke daerah pesisir di Sumatera Barat, sehingga rasanya berbeda-beda.


“Kalau rendng asli darek itu rasanya khas, agak manis dan pedasnya pedas dari merica, bumbunya sederhana, rendang darek tidak memakai bumbu masakan kambing dan ketumbar seperti sering di pakai pada kebanyakan rumah makan Padang ,” kata Emi.


Sebagai makanan adat, Rendang dikeluarkan saat-saat kenduri besar, mulai dari pengangkatan datuk hingga perhelatan perkawinan. Saat pesta perkawinan, rendang akan dibuat dalam kawah kuali besi yang besar di atas tungku batu dengan api dari kayu, diaduk dengan sendok besi yang mirip pendayung biduk.


Rendang untuk pesta perkawinan ini biasanya dibuat lebih banyak, karena usai pesta, rendang inilah sambal mewah yang akan disuguhkan untuk sang menantu. Dipanaskan setiap hari hingga tahan beberapa bulan. Semakin “bulukan” rendangnya semakin enak.


Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rendang darekdari daging sapi atau kerbau biasanya dicampur dengan ubi kayu yang dipotong dadu dan telah digoreng, atau talas, sedangkan rendang ayam campurannya adalah kacang putih.


Kesederhanaan rendang darek terlihat pada bumbunya, yang hanya terdiri dari cabe, jahe, lengkuas, serai, bawang merah,bawang putih, daun jeruk purut, daun salam, daun kunyit. Sedangkan membuatnya, hanya dengan merebus semua bumbu dan daging dalam santan, diaduk perlahan hingga kuahnya kering. Berbeda dengan rendang Padang atau Pariaman, bumbu rendangnya biasanya bumbunya ditumis, dan memakai ketumbar.


Namun menurut Ade Taufik, ahli rendang dari Payakumbuh kekuatan rendang terletak pada kelapa yang akan menentukan rasa rendang. Semakin bagus kelapanya, rendangnya semakin lezat. Kelapa yang dipakai adalah kelapa yang agak tua. Kelapa ini tidak bisa diganti dengan santan instan karena masakannya tidak bisa menjadi rendang. Untuk satu kilogram daging menggunakan 2,5 butir kelapa.

Proses membuatnya, santan dimasak hingga mendidih, masukkan bumbu yang dihaluskan seperti cabe, lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih dan bumbu daun yang diiris seperti daun limau, daun kunyit dan daun salam. Setelah santan menjadi agak kental, masukkan daging yang sudah diiris persegi. “Proses memasaknya untuk satu kilogram daging dibutuhkan waktu hingga 3 jam, rendang ini bisa tahan hingga empat bulan,” kata Ade Taufik.

Seain itu, rendang yang enak juga dihasilkan dari tungku dengan kayu bakar dan kuali tebal. Sedangkan semua bumbunya juga harus segar dan digiling sendiri, bukan bumbu halus yang siap pakai juga.


Dan yang paling penting, membuat rendang butuh lakek tangan (sentuhan tangan) pemasaknya. “Harus satu orang yang menyusun bumbu hingga memasak sampai selesai, untuk rendang yang saya produksi, saya sendiri yang menyusun bumbu giling maupun daunnya, dan mengolahnya sampai selesai,” kata Ade Taufik.


FEBRIANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

1 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

2 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

6 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

9 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

9 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

9 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.


Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

11 hari lalu

Pasar Kangen Wiwitan Pasa di halaman Polda DI Yogyakarta berlangsung 7-9 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Sambut Ramadan, Ada Pasar Kuliner Jadul Selama Tiga Hari di Halaman Polda DI Yogyakarta

Wiwitan Pasa di Yogyakarta menyuguhkan Pasar Kangen, semacam pasar tradisional dengan beragam kuliner jadul dan panggung hiburan.


Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

13 hari lalu

Bak Kut Teh (Tangkapan layar Youtube/The Meatmen Channel)
Kontroversi Bak Kut Teh Masuk Daftar Makanan Warisan Nasional Malaysia

Pengakuan bak kut teh sebagai warisan nasional dianggap sebagai keberagaman budaya dan kuliner di Malaysia. Namun, sebagian warga merasa tidak nyaman.


10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

15 hari lalu

Restoran The Wizard's Brew Singapura (Instagram/@thewizardsbrewsg)
10 Restoran Unik di Singapura yang Harus Dicoba, Ada Makanan Terinspirasi Harry Potter

Singapura adalah surganya bagi para pecinta makanan dengan beragam hidangan lokal dan internasional yang menarik.


Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

21 hari lalu

Sejumlah booth kuliner di Festival Pecinan Banyuwangi yang digelar selama tiga hari selama akhir pekan. Acara festival dalam rangka merayakan Hari Raya Imlek itu berakhir pada Ahad kemarin, 25 Februari 2024. (Diskominfo Banyuwangi)
Menikmati Bebek Peking, Nasi Hainan, dan Ayam Char Siu di Festival Pecinan Banyuwangi

Selain bebek peking, di sepanjang puluhan deretan stan tersebut juga tersedia berbagai kuliner khas Tionghoa lainnya di Festival Pecinan Banyuwangi.