TEMPO.CO, Solo - Ratusan warga Surakarta dan wisatawan berdatangan ke kompleks Pura Mangkunegaran untuk menyaksikan Festival Payung Indonesia, Sabtu siang 16 September 2017. Mereka rela berpanas-panas demi berfoto dengan latar payung yang ditata dengan cukup cantik.
Seni instalasi dengan hiasan ratusan payung tradisional berwarna warni ditata di beberapa lokasi. Beberapa perajin dari berbagai kota memamerkan kebolehannya membuat payung di Pendapa Mangkunegaran. Namun, sebagian besar pengunjung lebih memilih berada di halaman untuk berswafoto ria.
Baca juga:
Mbah Rasimun, Bertahan Melestarikan Payung Tradisional di Usia 90
Dari Bali Jangan Lupa Bawa Di Antara 10 Oleh-oleh Tradisional Ini
Salah satu pengunjung, Hartati mengaku datang dari Boyolali untuk bisa berfoto di lokasi itu. "Semalam banyak yang upload di instagram, bagus-bagus," katanya.
Dia sengaja datang ke Festival Payung Indonesia pada siang hari agar hasil fotonya bisa bagus. "Kalau pagi takutnya ramai," kata wanita berusia 28 tahun itu. Ternyata, halaman Pura Mangkunegaran tetap ramai didatangi pengunjung meski cuaca siang hari cukup panas.
Pengunjung yang lain Sigit Widodo mengatakan cukup tertarik dengan instalasi payung yang tersebar di sekitar halaman Pura Mangkunegaran. "Sangat cocok untuk berfoto," katanya.
Selain berfoto, Sigit mengaku sudah melihat beberapa stan perajin payung yang berada di Pendapa Mangkunegaran. "Ada beberapa daerah yang pameran, tapi produknya kebanyakan seragam," katanya.
Festival Payung Indonesia yang diselenggarakan selama tiga hari sejak 15 sampai 17 September 2017, ini digelar di kompleks Pura Mangkunegaran.
Dalam Festival Payung Indonesia, itu penyelenggara mengundang para perajin payung dari berbagai daerah seperti Sawah Lunto, Tasikmalaya, Banyumas, Malang serta Klaten. Para perajin memamerkan karya serta menggelar workshop pembuatan kerajinan payung. "Ada yang terbuat dari kertas hingga kain lurik," kata Heru.
AHMAD RAFIQ