Baca juga: Al-Munawar, Wisata Religi Pertama di Palembang
Inspektur Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia Muhammad Yusuf mengatakan tempat itu itu layak menjadi percontohan karena bukan hanya menjadi pusat jajanan tetapi juga tempat wisata. “Sentral kuliner perikanan ini dibangun dengan konsep terbuka, seperti tenda destinasi wisata Kampung Kapitan,” katanya, di Palembang, Senin, 4 September 2017.
Ia mengatakan masing-masing pedagang akan memiliki kapling sehingga diberikan keleluasaan untuk berkreasi membuat makanan berbahan ikan. “Harapannya masyarakat lokal semakin terberdayakan, terutama sektor UMKM,” ujarnya.
Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Pemerintah Kota Palembang Edwin Effendi mengatakan pusat kuliner itu terdiri atas sembilan payung atau tenda kerucut. Tiap-tiap payung diperkirakan mampu menampung 2 sampai 3 pedagang. “Jadi total bias puluhan pedagang memanfaatkannya,” ucapnya.
Menurut Edwin sentral kuliner itu menjadi destinasi wisata baru Kota Palembang yang dapat dimanfaatkan saat perhelatan Asian Games 2018. Karena itu, produk kuliner yang dijajakan di tempat tersebut harus dipastikan kualitasnya.
Baca juga: Kesenian Basemah Ramaikan Sudirman Walk Palembang
“Ini kaitannya dengan nama baik Palembang karena Asian Games dijadikan kesempatan mempromosikan daerah. Pedagang harus memperhatikan mutu, mulai dari kemasan, rasa, dan kesehatan. Jangan sampai produknya mengandung formalin dan zat berbahaya lainnya,” tuturnya.
Pembangunan Pusat Kuliner Perikanan Palembang merupakan bantuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan senilai Rp 1,4 miliar. Kementerian Kelautan memiliki 50 paket bantuan lain di Sumatera Selatan, di antaranya penyebaran benih ikan jelawat di Musirawas, sabuk pantai, pengadaan kapal nelayan di Banyuasin, dan kolam ikan rekayasa.
ANTARA