TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan grup kesenian lokal Kalimantan dan kesenian lokal dari berbagai daerah di Indonesia dan delapan negara asing berparade di Kota Tenggarong pada 22 Juli lalu. Grup-grup kesenian itu satu persatu tampil di depan Sultan dan Bupati serta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah di Pendopo Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Parade seni tersebut merupakan rangkaian kegiatan Erau dan International Folk Art Festival (EIFAF) di Kutai Kartanegara. Festival ini diadakan seminggu penuh 22-30 Juli 2017. EIFAF merupakan acara tahunan Kutai Kartanegara. Acara intinya adalah “Erau”, tradisi Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Erau sebagai pesta dan hiburan dari Raja kepada masyarakatnya. Acara Erau yang sacral itu atas inisiatif Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara dijadikan kalender wisata di Kutai Kartanegara, dipadu dengan acara Festival Seni budaya secara internasional yang diikuti negara-negara sahabat.
“Sembari kita melestarikan adat istiadat leluhur dan mengenalkan kepada masyarakat, kita juga mengajak masyarakat mengenal seni dan budaya dunia,” kata Rita Widyasari.
Sebelum acara Pembukaan EIFAF pada siang harinya di GOR Rondong Demang, Minggu pagi (23/7) di Museum Mulawarman dilaksanakan upacara sakral “Mendirikan Ayu” oleh Sultan sebagai tanda dimulainya acara adat Erau. Setelah Ayu berdiri, Sultan mengundang tamu undangan untuk makan bersama.
Dalam upacara “Mendirikan Ayu”, Sultan biasanya memberikan gelar pada orang-orang yang dianggap ikut berjasa memajukan Kutai Kartanegara. Pada Erau kali ini, Sultan memberikan gelar kehormatan kepada Menteri Hukum dan HAM RI, Yasonna Hamonangan Laoly. Yasonna memperoleh gelar kehormatan Pangeran Anom Suranegara.
Dalam Pembukaan Festival oleh Bupati Kutai Kartanegara dilaksanakan di Stadion Rondong Demang, Tenggarong. Ribuan masyarakat hadir berdesak desak di pinggir lapangan untuk menyaksikan pembukaan festival. Masyarakat disuguhi tari tarian tradisional Indonesia yang diwakili grup kesenian Kalimantan, juga grup-grup seni dari Negara sahabat yang hadir. Dalam Erau kali ini, hadir kelompok seni dari China Taipei, India, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Slovakia, Bulgaria, dan Polandia.
Sejak saat itu, setiap sore dan malam hari, selama seminggu penuh warga Kutai Kartanegara disuguhi pentas seni yang digelar di area expo GOR Rondong Demang, Lapangan Basket Timbau, dan Pulau Kemala. Selain pentas seni, juga digelar lomba olahraga tradisional seperti lomba perahu ketinting, lomba gasing, lomba memanah, lomba dayung, dan sebagainya. "Saya sudah lima kali menggelar Erau bersama CIOFF. Alhamdulillah, kunjungan wisatawan makin meningkat," kata Rita Widyasari, Bupati Kutai Kartanegara.
Bunda Rita, begitu sapaan akrabnya, sudah lama mencanangkan pariwisata dan agrikultur sebagai penopang ekonomi Kukar, menggantikan pendapatan tambang yang semakin lama akan habis. Ia pun kerja keras mengubah struktur anggaran yang tadinya bergantung dari dana bagi hasil dan kini beralih ke pariwisata dan pertanian, seperti perkebunan, peternakan dan perikanan.
Festival internasional dalam rangka Erau menjadi daya tarik wisatawan yang paling ampuh. Tahun lalu, jumlah wisatawan yang datang ke festival ini mencapai 120 ribu orang, melampaui target 70 ribu pengunjung. "Tahun ini target 100 ribu. Insya Allah, bisa semarak. Ini terlihat dari kunjungan di Pulau Kumala dan panggung-panggung kesenian dari berbagai negara yang kami gelar tiap hari di beberapa titik," katanya.
ERI SUTRISNO
Bagaimana suasana festival ini? Lihat saja video Tempo Channel berikut ini.